Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(2)

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku.

Para sahabat yang bersedia berjuang bersama dan saling

memberikan semangat.


(6)

v

HALAMAN MOTTO

“INGATLAH BAHWA KESUKSESAN SELALU DISERTAI DENGAN

KEGAGALAN”

“JIKA BISA SEKARANG, UNTUK APA MENUNGGU HARI ESOK”


(7)

(8)

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU

Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dari penelitian ini adalah pembelajaran tematik kelas V SD semester 1 tentang matematika (sifat dan volume bangun kubus-balok) yang diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia (menyimak teks barang ekspor-impor). Dari hasil wawancara kepada dua guru kelas V, peneliti mendapatkan data bahwa siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang kubus-balok. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa memerlukan metode bernyanyi dengan media lagu yang berisi materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan prosedur pengembangan dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R & D) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh 3 validator yaitu dosen matematika, dosen seni musik dan guru kelas V. Skor rata-rata dari tiga validator yaitu 3.9 dengan kategori “sangat baik”, sehingga layak diujicobakan.

Hasil ujicoba terbatas yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2017 di SD N Demangan. Siswa yang hadir 15, peneliti mendapatkan data: 80% (12 siswa) mampu menghitung volume bangun ruang, 100% (15 siswa) mampu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 100% (15 siswa) antusias saat mengikuti pembelajaran bangun ruang kubus-balok dengan menggunakan lagu.

Kata kunci : pengembangan, prototipe, rancangan pembelajaran, matematika, bangun ruang, kubus, balok,lagu.


(10)

ix

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT LEARNING PROGRAM MATHEMATICS SPACE OF BULID CUBES AND CUBOID FOR FIVE CLASS USING SONG

Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma

2017

The potential of this research is the V-thematic semester 1 semester learning on mathematics (the nature and volume of the cube-builds) integrated with Bahasa Indonesia (listening to the text of export-import goods). From the results of interviews to two class V teachers, researchers get data that students have difficulty calculating the volume of building space cubes. From the results of questionnaires distributed to 30 students of class V, the researchers obtained data: 66% of students had difficulties in calculating the volume of wake-up space, 60% of students had difficulties in mentioning the characteristics of waking space and 53% of students were not enthusiastic when following the learning about room wake, and 76.6 % Of students require a method of singing with a song medium containing the material properties and the volume of the cube-building space. Therefore, the researcher develops prototype of the mathematics learning design of the material of building the cube space and the beam for class V SD by using singing method of song. The purpose of this research is to explain the development procedure and to describe the quality of the prototype.

This research development uses research and development (R & D) method by modifying 10 steps and procedure of research development of Borg and Gall in Sugiyono into 6 steps: 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design , 4) design validation, 5) design revisions, and 6) product trials. The prototype was validated by 3 validators namely lecturer mathematics, music art lecturer and class V teacher. The average score of the three validators is 3.9 with the category "very good", so worthy of trial.

Results of a limited trial conducted on 30 January 2017 at SD N Demangan. The students who attended 15, the researchers got the data: 80% (12 students) were able to calculate the volume of wake up space, 100% (15 students) were able to name the building properties of space and 100% (15 students) enthusiastic when following learning to build space cubes Using the song.

Keywords: development, prototype, learning program, mathematics, build space of, cubes,cuboids, songs.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, atas berkat dan rahmat yang diberikanNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Penelitian skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk. 5. Kepala Sekolah SD N Demangan yang telah memberikan ijin dalam

melakukan penelitian di SD N Demangan.

6. Keluarga dan semua orang terdekat yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.


(12)

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Spesifikasi Produk ... 6

1.6Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 10

2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 11


(14)

xiii

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V ... 17

2.1.2.1 Matematika Bangun Ruang ... 21

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi ... 22

2.1.4 Tugas Perkembangan Anak ... 28

2.1.5 Minat Belajar ... 29

2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Musikal ... 32

2.2 Penelitian yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berfikir ... 38

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Setting Penelitian ... 44

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 44

3.2.2 Waktu Penelitian ... 44

3.2.3 Subjek Penelitian ... 44

3.2.4 Objek Penelitian ... 44

3.3 Prosedur Pengembangan ... 45

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 45

3.3.2 Pengumpulan Data ... 45

3.3.3 Desain Produk ... 46

3.3.4 Validasi Desain ... 46

3.3.5 Revisi Desain ... 47

3.3.6 Uji Coba Produk ... 47

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5 Instrumen Penelitian ...48

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

3.6.1 Data Kualitatif ... 51

3.6.2 Data Kuantitatif ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55


(15)

xiv

4.2 Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 88

5.2Keterbatasan Penelitian ... 89

5.3Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru...49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa...50

Tabel 3.3 Koverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif...53

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil WawancaraPra-penelitian...57

Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi pra-penelitian per-item siswa...60

Tabel 4.3 Hasil Validasi Produk...64

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk...68

Tabel 4.5 Rekapitulasi pertanyaan refleksi siswa...77


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus...21

Gambar 2.2 Balok...22

Gambar 4.1 Desain cover awal sebelum revisi...63

Gambar 4.2 Desain cover setelah revisi...69

Gambar 4.3 Siswa mengamati lagu sifat dan volume kubus...73

Gambar 4.4 Siswa mencoba mengerjakan LKS kelas...74

Gambar 4.5 Siswa melakukan penalaran terhadap LKS...74


(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang relevan...37


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar pertanyaan untuk guru SD N Demangan

Lampiran 2 Lembar pertanyaan untuk guru SD Kanisius Kumendaman Lampiran 3 Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika

Lampiran 4 Hasil validasi produk oleh dosen ahli seni Lampiran 5 Hasil validasi produk oleh guru kelas Lampiran 6 Hasil pekerjaan siswa

Lampiran 7 Rencana pelaksanaan pembelajaran Lampiran 8 Foto uji coba produk

Lampiran 9 Lembar pertanyaan untuk siswa setelah uji coba Lampiran 10 Hasil angket pra penelitian siswa

Lampiran 11 Surat keterangan melakukan penelitian Lampiran 12 Curriculum Vitae


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadi kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill berupa sikap dan hard skill yang berupa ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Di dalam kurikulum 2013 mempunyai salah satu kekhasan, yakni tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema (Majid, 2014:122). Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep dari mata pelajaran lain. Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema.

Pembelajaran tematik di kelas V semester 1 terdapat mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa Indonesia. Materi Matematika tentang sifat-sifat dan


(21)

2 volume bangun kubus-balok sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang menyimak teks barang ekspor-impor. Siswa kelas V perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi bangun ruang kubus-balok. Bangun ruang kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama (Simangunsong, 2008). Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008). Siswa kelas V perlu mempelajari materi bangun ruang kubus-balok agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat dan volume kubus-balok.

Hasil wawancara kepada dua guru kelas V SD N Demangan dan SD Kanisius Kumendaman mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok adalah membedakan bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, kedua guru tersebut juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan volume bangun ruang kubus dan balok adalah siswa masih bingung dalam menentukan serta menyelesaikan proses hitung rumus volume bangun ruang kubus dan balok.

Hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa memerlukan metode bernyanyi dengan media lagu yang berisi materi sifat-sifat


(22)

3 dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

Peneliti termotivasi mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu. Inspirasi dalam mengembangkan metode bernyanyi menggunakan lagu untuk materi bangun ruang kubus-balok peneliti dapatkan dari penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model pembelajaran yang meliputi model layanan asesmen, model perencanaan pembelajaran, model proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam menghitung perkalian bagi siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami kesulitan belajar. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Matematika khususnya perhitungan perkalian dengan stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan penggunaan jari tangan dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.

Prototipe ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus-balok. Peneliti termotivasi dari penelitian Rahmawaty (2013) yang berjudul “Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar pada


(23)

4 Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk meningkatkan motivasi, semangat dan antusias belajar siswa.

Oleh karena itu prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi penjelaskan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Bagian 2 berisi penjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang


(24)

5 diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1.3.1 Menjelaskan proses pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.


(25)

6

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pada siswa dalam mempelajari materi bangun ruang (kubus dan balok) dengan menggunakan metode pembelajaran bernyanyi.

1.4.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi terkait metode pembelajaran bernyanyi untuk membantu siswa dalam memahami konsep bangun ruang.

1.4.3 Bagi Sekolah

Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah kepustakaan sekolah terkait model pembelajaran materi bangun ruang.

1.4.4 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti terkait pembelajaran bangun ruang dengan metode pembelajaran bernyanyi.

1.5Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun ruang kubus dan balok untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan metode pembelajaran bernyanyi. Prototipe pembelajaran yang dikembangkan ini memuat tiga bagian yaitu:

a. Bagian Pertama Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan mengenai


(26)

7 tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut.

b. Bagian Kedua menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam

pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia.

c. Bagian Ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang

dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.


(27)

8

1.6Definisi Operasional

Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian adalah:

1.6.1 Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang dikembangkan berupa model pembelajaran bernyanyi materi kubus dan balok untuk siswa kelas V sekolah dasar.

1.6.2 Matematika adalah ilmu pasti yang berhubungan dengan penalaran dan dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat dasar sampai lanjut. .

1.6.3 Bangun ruang adalah bangun Matematika yang mempunyai isi dan ataupun volume.

1.6.4 Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen yang berbentuk bujur sangkar, memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

1.6.5 Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan satu pasang berukuran berbeda, memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

1.6.6 Lagu adalah seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal yang biasanya di iringi dengan alat musik untuk menghasilkan musik yang mengandung irama atau suara berirama yang di sebut dengan lagu.


(28)

9

1.6.7 Metode pembelajaran bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan, dimana syair tersebut berkaitan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa.

1.6.8 Siswa SD adalah siswa kelas V SD Negeri Demangan yang menjadi subjek penelitian.


(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan uraian tentang: kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untk mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan membahas tentang kurikulum 2013, pembelajaran tematik integratif di kelas V SD, Matematika, teori bernyanyi, inteligensi matematis-logis dan musikal.

2.1.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di Indonesia. Kurikulum ini mengembangkan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadilah, 2014). Menurut (Mulyasa, 2013) kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan siswa pada aspek kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga nanti hasilnya dapat dirasakan oleh siswa itu sendiri. Menurut (Hidayat, 2013) kurikulum 2013 diharapkaqn dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual melainkan juga mampu mengolah kecerdasan emosi dan spiritual.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan kurikulum 2013 merupakan kurikulum berpusat pada siswa yang meningkatkan sikap,


(30)

pengetahuan dan mengolah kecerdasan emosi dan spiritualnya. Kurikulum 2013 memiliki kekhasan berkaitan dengan pendidikan karakter, tematik integratif, dan pendekatan saintifik.

2.1.1.1Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Pendidikan karakter juga memiliki rumusan kompetensi inti sebagai berikut ini. (a) Kompetensi Inti (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. (d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik (T. Ramli, 2011). Menurut (Suyanto, 2009) pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. (Elkind, 2010) menjelaskan pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Guru membantu membentuk watak siswa. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses pembelajaran untuk membentuk


(31)

12

kepribadian siswa secara bertahap dan dapat mengamalkan kepribadian tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pertama pendidikan karakter menurut (Dharma,dkk 2011) memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam prilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah). Pengetahuan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan dalam seting sekolah bukanlah suatu dogmatisasi nilai kepada siswa untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam prilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada proses pembiasaan yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik dalam seting kelas maupun sekolah. Penguatanpun memiliki makna adanya hubungan antara penguatan prilaku melaui pembiasaan di sekolah dengan pembiasaan di rumah. (Asep Barhia, 2012) beralasan pendidikan karakter mempunyai tujuan mulia karena memiliki manfaat serta tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan siswa agar senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan d engan penuh tanggung jawab.

2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari


(32)

berbagai mata pembelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014). Penggunaan tema dimaksudkan agar siswa mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014:126):

a. Berpusat Pada Siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini disesuaikan dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pembelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pembelajran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu `proses pembelajaran. dengan demikian, siswa


(33)

14

mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, guru dapat mengaitkan satu mata pembelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

2.1.1.3Pendekatan Saintifik

Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama di antara siswa. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014) mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan


(34)

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa. Majid (2014) menyebutkan bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pendapat tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Daryanto (2014), yaitu:

a. Mengamati (Observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh Daryanto (2014) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.


(35)

16

b. Menanya

Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik.

c. Menalar

Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 (Dalam Daryanto, 2014) adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau eksperimen maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.

d. Mencoba

Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa aplikasi mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.


(36)

e. Mengkomunikasikan

Guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam pendekatan saintifik. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan mengkomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.

Pendapat ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan saintifik memiliki tujuan agar siswa dapat berpartisipasi dan terlibat aktif selama pembelajaran. Selain dengan menggunakan pendekatan saintifik, untuk membuat siswa terlibat aktif selama pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bernyanyi.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V

Pembelajaran tematik di kelas V SD terbagi atas 9 tema yaitu:Benda-benda di lingkungan sekitar, Peristiwa dalam kehidupan, Kerukunan dalam bermasyarakat, Sehat itu penting, Bangga sebagai bangsa Indonesia, Organ tubuh manusia dan hewan, Sejarah peradaban Indonesia, Ekosistem, Lingkungan sahabat kita. Setiap tema tersebut berisi subtema yang akan menjelaskan mengenai pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan tema 5 Bangga sebagai bangsa Indonesia,


(37)

18

subtema 3 Indonesia bangsa yang cinta damai pada pembelajaran 1. Pembelajaran 1 terdiri atas dua pembelajaran terkait yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia. Penelitian ini akan mengintegrasikan pembelajaran Matematika materi sifat volume kubus dan balok dengan Bahasa Indonesia materi ekspor impor barang di Indonesia dengan memasukkan metode bernyanyi menggunakan lagu. Siswa kelas V perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi sifat volume kubus dan balok. Materi tersebut perlu diajarkan agar siswa dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat volume kubus dan balok yang merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut.

2.1.2.1 Matematika : Bangun Ruang

Matematika berasal dari kata manthanein atau mathema, dalam bahasa Latin yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari. Kata Matematika dalam bahasa Belanda disebut dengan wiskunde yang berarti ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013). Kline (Runtukahu, 2014) menyebutkan Matematika sebagai pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Matematika merupakan ilmu pasti, yang kesemuannya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001). Muhseyto (2008), menyebutkan Matematika sebagai salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa, mulai dari tingkat dasar sampai lanjut. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat


(38)

disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu ilmu pasti yang berhubungan dengan penalaran yang dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu dan terampil dalam menggunakan Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini terdapat beberapa tujuan pembelajaran Matematika di sekolah dasar menurut Susanto, 2013:

a. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan Matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep pembelajaran Matematika perlu diajarkan di SD agar siswa mudah memahami pembelajaran Matematika pada tingkat selanjutnya. Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan (Heruman, 2007:2).


(39)

20

a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian, pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

c. Pembinaan Ketrampilan

Pembinaan keterampilan ini merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran ini bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan konsep Matematika.

Konsep pembelajaran Matematika yang penting diajarkan di sekolah dasar yaitu tentang materi kubus-balok. Materi kubus-balok perlu dipelajari agar siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kubus-balok. Selain itu materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat lebih lanjut.


(40)

2.1.2.2Bangun Ruang (Kubus dan Balok)

Bangun ruang merupakan bangun Matematika yang memiliki isi atau volume. Dalam Matematika, bangun ruang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya. Rusuk adalah pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih. Jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal, antara lain kubus, balok, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Dalam penelitian ini, materi yang akan menjadi fokus penelitian yaitu kubus dan balok.

Sulardi (2006) menjelaskan bahwa kubus memiliki enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut. Kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama (Simangunsong, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kubus adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut, yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama.


(41)

22

Sulardi (2006) menjelaskan bahwa balok memiliki enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut. Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa balok adalah sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi kongkruen serta memiliki enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut.

Gambar 2.2 Balok

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada atau berlagu. Nyanyian atau lagu adalah komponen musik pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik terdapat susunan kata-kata yang mengandung arti/makna tertentu, dimana makna tersebut berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian tersebut.

Makna yang terdapat dalam sebuah lagu dapat digunakan untuk melakukan sugesti, persuasi dan memberikan nasehat. Lirik lagu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi karena pengarang lagu menyampaikan ide dan gagasan melalui kata atau kalimat yang bisa menimbulkan sikap dan perasaan tertentu (Lestari, 2012).


(42)

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Pada umumnya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada murid. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal (Fadlillah, 2012). Metode bernyanyi juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang dinyanyikan. Seperti yang diungkapkan oleh Tantranurandi (2008), yang menyebutkan bahwa metode bernyanyi merupakan suatu metode yang melafadzkan suatu kata/kalimat yang dinyanyikan.

Elisabeth (2005) menyebutkan bahwa nyanyian adalah bagian dari musik. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Fungsi nyanyian bagi anak-anak adalah sebagai berikut:

a. Bahasa emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru.

b. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan.

c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan yang tertukar), pada irama (gerak/ketukan panjang penjeng, tidak teratur) dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa menyanyi merupakan kegiatan yang disukai anak-anak. Dengan bernyanyi, menirukan suara guru di


(43)

24

depan kelas bersama teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap apa yang dipelajarinya, terutama dilingkungan sekolah. Selain itu, menyanyi dapat memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat (Ma’rifah, 2009).

Nyanyian atau lagu dalam penelitian ini sifatnya adalah untuk membantu anak dalam memahami materi dan bisa menghafal sebuah rumus atau cirri-ciri yang dapat dipraktekkan langsung di sekolah atau di luar sekolah. Setyoadi (Fadlillah (2012) menyebutkan bahwa manfaat penggunaan lagu (menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak. b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.

c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran. g. Mendorong motivasi belajar siswa

2.1.3.1Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi

Kelebihan dari metode bernyanyi adalah (Masykur, 2009): a. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

b. Memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa.


(44)

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing

e. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

Musbikin (Prasetya, 2010) menyebutkan bahwa menyanyi juga memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat merangsang imajinasi anak didik b. Dapat memicu kreatifitas siswa

c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong kognitif anak dengan cepat

Selain kelebihan, metode pembelajaran bernyanyi juga memiliki kelemahan, yaitu (Masykur, 2009):

a. Siswa ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk belajar.

b. Siswa harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

c. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan. d. Apabila kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan.

e. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.

Metode pembelajaran bernyanyi diwujudkan dalam sebuah lagu, lagu disusun sesuai dengan tahap perkembangan yang terjadi pada anak, penelitian ini menggunakan tahap perkembangan menurut Piaget.


(45)

26

2.1.3.2Unsur yang termuat dalam sebuah lagu a. Lirik lagu

Lirik lagu adalah susunan/rangkaian kata yang bernada. Menyusun lirik lagu memang tidak semudah menyusun karangan, namun dapat diperoleh dari berbagai inspirasi. Inspirasi itu sendiri dapat diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. (Ma’rifah, 2009). Sedangkan menurut (Lestari,2012) Seperti permainan vokal gaya bahasa dan penyimpangan makna kata merupakan permainan bahasa dalam menciptakan lirik lagu. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lirik lagu adalah sebuah susunan kalimat yang memiliki permainan vokal dan nada.

Pada penelitian ini lirik lagu disusun berdasarkan tema 5 Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dan sub tema 3 Indonesia Bangsa yang Cinta Damai pada kelas V SD.

b. Notasi

Kata notasi musik berasal dari notation (aslinya dari bahasa inggris) yang maknanya adalah Angka-angka, cara menulis dan catatan. Dalam Bahasa Indonesia notasi musik sering disebut not musik, jadi intinya not musik adalah ekspresi musik yang di tuangkan dalam bentuk simbol yang berwujud angka atau gambar not balok. (Lestari, 2012). Sedangkan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) not musik adalah tanda nada yang ada pada musik. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa notasi musik adalah angka atau


(46)

tanda-tanda simbol nada yang ada pada sebuah musik atau nyanyian. Pada penelitian ini lagu disusun dengan menggunakan notasi yang mudah untuk dicermati dan dimengerti oleh siswa kelas V SD.

c. Irama

Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. (Lestari, 2012). Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Irama adalah alunan yang tercipta secara teratur. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa irama adalah alunan tinggi rendahnya suara dalam sebuah lagu atau nyanyian. Pada penelitian ini menggunakan irama senang dan gembira sehingga membuat siswa semakin tertarik untuk menyanyikan lagu.

d. Birama

Birama adalah bagian /segmen dari suatu baris melodi, yang menunjukkan berapa ketukan dalam bagian tersebut. (Lestari, 2012). Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Birama adalah ketukan yang tercipta pada sebuah lagu nyanyian. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa birama adalah suatu baris kalimat pada nyanyian yang memiliki melodi dan ketukan.


(47)

28

2.1.4 Tugas Perkembangan Anak

Menurut (Djawad, Dahlan, 2016) Tugas perkembangan terdapat tiga bagian utama, yakni:

a. Pribadi sosial

Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya, yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Mengembangkan kata hati, hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti juur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.

b. Belajar

Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Belajar mengembangkan konsep


(48)

sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep.

c. Karier

Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain.

2.1.5 Pengertian Minat Belajar

Minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melaksanakan tindakannya (Surya, 2003:67). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Sejalan dengan teori tersebut minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah besarnya rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap berbagai aktivitas atau kegiatan belajar.

Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui


(49)

30

proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka minat tersebut dapat berkembang. Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan, dan kecocokan atau kesesuaian. Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan. Minat timbul karena perasaan senang serta tendensi yang dinamis untuk berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan dorongan-dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari dalam diri. Menurut (Slameto, 2010:180) faktor internal tersebut adalah ”pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

Di dalam minat terdapat beberapa indikator, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008) Indikator yang dapat memunculkan minat belajar dalam diri seseorang ada empat, yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa,


(50)

perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Berikut ini penjelasan dari masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar bagi seorang siswa:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dantertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.


(51)

32

2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis, Visual dan Kecerdasan Musikal

Howard Gardner menghasilkan karya intelektual berjudul

“Intelligence Rframed” yang menyatakan bahwa otak manusia setidaknya

menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima (Chatib, 2012). Sembilan kecerdasan tersebut yaitu: 1) Inteligensi linguistik, 2) Inteligensi Matematika-logis, 3) Inteligensi ruang, 4) Inteligensi kinestetik-badan, 5) Inteligensi musikal, 6) Inteligensi interpersonal, 7) Inteligensi intrapersonal, 8) Inteligensi lingkungan naturalis, 9) Inteligensi eksistensial. Prototipe yang peneliti kembangkan membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis, visual, dan musikal.

2.1.6.1Kecerdasan Matematika-logis

Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori, dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur (Yaumi dan Nurdin, 2012). Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi. Berpikir induktif, deduktif dan rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan eksperimen. Relevansi bagi penelitian ini bahwa kecerdasan matematis


(52)

logis adalah dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip. Jadi pada penelitian ini, siswa akan memecahkan masalah terkait materi bangun kubus-balok dengan metode bernyanyi menggunakan lagu sebagai media.

2.1.6.2Kecerdasan Visual

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen – elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Kecerdasan visuap – spasial merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Relevansi bagi penelitian ini bahwa kecerdasan visual adalah dasar dalam melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Jadi pada penelitian ini, siswa akan melihat dan mengamati obyek terkait materi bangun kubus-balok dengan metode bernyanyi menggunakan lagu sebagai media.

2.1.6.3Kecerdasan musikal

Kita banyak mengenal para komponis musik, seperti Bach, Mozart, Beethoven yang memang sungguh jenius dalam hal musik. Di Indonesia kita juga mengenal banyak komponis musik baik klasik, rock ataupun pop. Mereka sangat mudah mengekspresikan diri dan gagasan lewat musik dan lagu. Gardner menjelaskan inteligensi musikal sebagai kemampuan untuk


(53)

34

mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara (Yaumi dan Nurdin, 2012). Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi dan intonasi: kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian. Orang yang kuat dalam inteligensi musikal biasanya cocok untuk mengerjakan tugas sebagai komposer musik, menginterpretasikan musik, memainkan, dan memimpin pentas musik. Dan jelas mereka juga akan akan sangat senang menjadi pendengar yang baik untuk berbagai bentuk musik. Relevansi bagi penelitian ini bahwa kecerdasan musikal dapat membuat siswa memiliki kemampuan untuk menikmati lagu yang sudah disesuaikan dengan materi bangun kubus-balok.

2.2Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu : Penelitian Pertama dilakukan oleh Rahmawaty (2013) yang berjudul “Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(54)

Penelitian yang Kedua, Penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model pembelajaran yang meliputi model layanan asesmen, model perencanaan pembelajaran, model proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam menghitung perkalian bagi siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami kesulitan belajar. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Matematika khususnya perhitungan perkalian dengan stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan penggunaan jari tangan dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.

Penelitian yang ketiga, Ismail (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Volume Balok Dan Kubus Dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN 3 Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada sub pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil pengembangan ini bertujuan untuk memberi kemudahan siswa dalam mempelajari Matematika khususnya materi konsep volume kubus dan balok. Perangkat pembelajaran dinilai praktis (dapat diterapkan) jika tingkat pencapaian kemampuan guru dalam mengelola


(55)

36

pembelajaran minimal 80%. Relevansi bagi penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Matematika mengenai konsep volume kubus-balok.


(56)

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan Penelitian yang berkaitan dengan lagu

Rahmawaty (2013)

Penggunaan metode menyanyi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar bahasa arab kelas 1 SD

Tarjiah (2014)

Model pembelajaran dengan menggunakan strategi menyanyi dan bermain dapat meningkatkan kemampuan

berhitung perkalian pada anak

Penelitian yang berkaitan dengan bangun ruang

Ismail (2012)

Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep volume balok dan kubus

Penelitian yang akan dilakukan berjudul:

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kubus Dan Balok Untuk Kelas V SD Dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Menggunakan Lagu


(57)

38

2.3Kerangka Berfikir

Siswa kelas V SD perlu memahami materi kubus dan balok agar dapat memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang. Sehingga perlu adanya inspirasi pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi sifat dan volume bangun kubus dan balok.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty (2013) berjudul “Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab. Selain itu dari hasil penelitian Ismail (2012), melakukan penelitian yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Konsep Volume

Balok dan Kubus dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN 3 Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada sub pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan metode bernyanyi. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran


(58)

dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Kedua penelitian tersebut memotivasi peneliti dalam mengembangkan metode bernyanyi dengan menggunakan lagu supaya dapat membantu siswa memahami materi sifat volume kubus dan balok. Penelitian ketiga berisi tentang pentingnya suatu model pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu pembelajaran Matematika. Hal tersebut menginspirasi peneliti untuk mengintegrasikan metode bernyanyi dengan menggunakan lagu di dalam RPP pembelajaran materi sifat volume kubus dan balok.

Prototipe yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut. Bagian 2 berisi penjelasan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan


(59)

40

pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

2.4Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

2.4.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”


(60)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian research and development (R&D). Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa penelitian R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian R & D adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini mengembangkan suatu produk berupa Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu. Produk ini dikembangkan berdasarkan modifikasi dari prosedur metode penelitian R & D (Research and Development) menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2012:298). Penelitian ini dibatasi sampai dengan Revisi Produk yang dilakukan setelah melalui proses validasi oleh ahli dan uji coba sehingga layak untuk digunakan. Desain pengembangan dalam penelitian ini menggunakan strategi pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011). Kesepuluh langkah tersebut adalah sebagai berikut.


(61)

42

3.1.1 Potensi dan Masalah

Penelitian R&D bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

3.1.2 Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data tersebut digunakan sebagai informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada.

3.1.3 Desain Produk

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Berikut ini adalah desain produk yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1.4 Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif atau tidak. Validasi ini masih berdasarkan pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta di lapangan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan produk, sehingga kelemahan produk tersebut dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang.


(62)

43

3.1.5 Revisi Desain

Setelah divalidasi akan terlihat kelemahannya dan kelemahan tersebut dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain yang dilakukan oleh peneliti.

3.1.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang baru dengan produk yang lama. Uji coba produk dilakukan pada sampel yang terbatas. Peneliti memilih satu RPP mengenai sifat dan volume bangun kubus untuk diuji cobakan dikarenakan pihak SD hanya memberikan waktu mengajar selama 2jp.

3.1.7 Revisi Produk

Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang muncul setelah dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang efektif dan efisien.

3.1.8 Uji Coba Pemakaian

Langkah selanjutnya adalah menerapkan produk yang berupa sistem kerja baru tersebut ke dalam kondisi yang nyata untuk lingkup yang luas. Operasi sistem kerja tersebut juga harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

3.1.9 Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi yang nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.


(63)

44

3.1.10 Produksi Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah diujicoba dan dinayatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal. Pelaksanaan pengembangan prototipe model pembelajaran bangun ruang materi kubus dan balok dengan metode bernyanyi hanya sampai pada tahap uji coba produk, karena keterbatasan waktu.

3.2Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian R & D ini dilakukan di SD N Demangan Yogyakarta. Sekolah ini telah terakreditasi A.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan selama tujuh bulan, terhitung mulai dari bulan April 2016 sampai Febuari 2017.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek ujicoba produk pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Demangan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa sebesar 15 laki-laki dengan jumlah 7 dan perempuan dengan 8.

3.2.4 Objek Penelitian

Objek penelitian berupa pengembangan prototipe model pembelajaran bangun ruang materi kubus dengan metode bernyanyi.


(64)

45

3.3Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan prototipe model pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah memodifikasi prosedur menurut Sugiyono (2011). Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan dengan Modifikasi Menurut Sugiyono

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan ini adalah:

3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dimulai dari potensi dan masalah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui adanya potensi dan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi di kelas V pada saat pembelajaran Matematika, selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas V di SD N Demangan dan SD Kanisius Kumendaman.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi dengan membagikan kuisioner pra-penelitian yang berisi 14

Validasi Desain Desain

Produk Pengumpul

an data Potensi dan

Masalah

Uji coba produk

Revisi Desain


(65)

46 pertanyaan kepada 30 siswa. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui kesulitan siswa dan membantu menentukan kebutuhan guru dalam membantu siswa memahami pembelajaran Matematika materi sifat volume bangun kubus dan balok agar dapat menjadi acuan untuk merancang produk berupa prototipe pembelajaran Matematika materi sifat volume kubus dan balok dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

3.3.3 Desain Produk

Produk yang dikembangkan peneliti adalah berupa prototipe pembelajaran Matematika dengan menggunakan lagu untuk siswa kelas V SD. Prototipe ini terdiri dari 3 bagian. Bagian 1 berisi tentang penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Bagian 2 berisi 4lagu yang digunakan untuk mempelajari materi sifat volume kubus dan balok juga Bahasa Indonesia ekspor-impor barang di Indonesia. Bagian 3 berisi tentang perangkat pembelajaran yaitu RPP yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa.

3.3.4 Validasi Desain

Produk yang sudah dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli. Tujuannya adalah untuk memperoleh kritik dan saran terhadap produk yang sudah dikembangkan, sehingga produk menjadi layak untuk diterapkan. Validasi desain dilakukan oleh 3 validator yakni validator Matematika, seni, dan guru kelas. Dari ketiga validator tersebut banyak menghasilkan revisi yang berguna bagi produk penelitian ini. Sebelum


(66)

47 mendapatkan nilai dari ketiga validator tersebut, peneliti melakukan revisi desain terlebih dahulu.

3.3.5 Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki dengan revisi desain untuk menghasilkan produk yang baik. Peneliti banyak melakukan revisi pada bagian penulisan kalimat dikarenakan banyak terdapat pengulangan kalimat. Setelah melakukan revisi, peneliti mendapatkan nilai dari ketiga validator tersebut dan mendapat rata-rata nilai 3,9. Kesimpulannya produk tersebut sangat layak untuk diuji cobakan.

3.3.6 Uji Coba Produk

Pada tahap analisis potensi dan masalah sebelumnya peneliti melakukan penelitian di dua SD, namun untuk uji coba produk sendiri peneliti hanya menggunakan satu SD saja yaitu di SD Negeri Demangan. SD tersebut dipilih berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang dilakukan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui keefektifan serta kelayakan perangkat pembelajaran yang sudah dihasilkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2013) menyebutkan teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data, misalnya dengan angket, wawancara, observasi dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan


(67)

48 kepada orang lain yang bersedia memberikan pendapat sesuai dengan permintaan pengguna, sedangkan observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2013). Angket pada penelitian ini diberikan kepada 30 siswa kelas V SD dan observasi di lakukan di SD N Demangan dan SD Kanisius Kumendaman.

3.5 Instrumen Penelitian

Riduwan (2013) menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa angket pra-penelitian, angket validasi produk, dan tes.

3.5.1 Angket Pra-Penelitian untuk Guru

Angket pra-penelitian diberikan kepada guru untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang terjadi di dalam pembelajaran bangun ruang sederhana. Berikut ini adalah angket pra-penelitian untuk guru.


(68)

3.5.2 Angket Pra-penelitian untuk Siswa

Lembar angket diberikan kepada siswa kelas V untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman konsep sifat-sifat dan volume bangun ruang sederhana yang siswa miliki

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Guru

No. Aspek Nomor Item Skor (Pertanyaan)

1.

Cara guru mengajarkan sifat-sifat bangun ruang sederhana (kubus dan balok) kepada siswa.

1-4 Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa

dalam memahami sifat-sifat bangun ruang sederhana?

Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun ruang sederhana?

Apakah Bapak/ Ibu dalam mengajarkan materi sifat-sifat bangun ruang sederhana menggunakan media?

Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari sifat-sifat bangun ruang sederhana?

2.

Cara guru mengajarkan volume bangun ruang sederhana (kubus balok) kepada siswa

5-8 Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa

dalam memahami volume bangun ruang sederhana?

Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami volume bangun ruang sederhana?

Apakah Bapak/ Ibu dalam mengajarkan materi volume bangun ruang sederhana menggunakan media?

Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari volume bangun ruang sederhana?


(69)

50

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket untuk Siswa

No. Aspek Indikator Nomor

Pernyantaan Pernyataan

1 Bangun Ruang Volume dan ciri-ciri bangun

ruang 1 dan 2

1. Saya tidak mengalami kesulitan untuk menentukan ciri-ciri bangun ruang.

2. Saya tidak mengalami kesulitan untuk menentukan volume bangun ruang.

2 Minat

Perhatian:

Menyimak atau memperhatikan penjelasan guru

3 dan 4

3. Saya menyimak penjelasan guru tentang ciri-ciri bangun ruang

4. Saya memperhatikan penjelasan guru saat menerangkan volume bangun ruang

Senang:

Tidak mengeluh/ bersemangat saat mengerjakan tugas

5 dan 6

5. Saya tidak mengeluh saat mengerjakan soal tentang ciri-ciri bangun ruang

6. Saya bersemangat mengerjakan soal tentang volume bangun ruang

Ketertarikan siswa pada materi: serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru

7 dan 8

7. Saya serius saat mengerjakan soal-soal tentang ciri-ciri bangun ruang.

8. Saya serius saat mengerjakan soal-soal tentang volume bangun ruang.

Ketertarikan siswa pada metode guru: sangat berantusias saat proses pembelajran

9 dan 10

9. Saya sangat berantusias saat proses pembelajaran tentang ciri-ciri bangun

ruang.

10. Saya sangat berantusias saat proses pembelajaran tentang volume bangun

ruang.

3 Lagu

Notasi 11 dan 12

11. Saya menginginkan ada lagu tentang volume bangun ruang dengan notasi yang

mudah dipahami

12. Saya menginginkan ada lagu tentang ciri-ciri bangun ruang dengan notasi yang

mudah ditangkap

Lirik 13 dan 14

13. Saya menginginkan ada lagu yang berisikan rumus volume bangun ruang

dengan lirik yang mudah saya hafalkan

14. Saya menginginkan ada lagu tentang ciri-ciri bangun ruang dengan lirik yang


(70)

51

3.5.3 Angket Validasi Produk untuk Dosen

Angket validasi produk diberikan kepada dosen ahli Matematika dan seni, Lembar validasi ini berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan atau kesesuaian produk yang digunakan. Lembar validasi produk yang digunakan oleh peneliti terdapat pada lampiran 4.

3.5.4 Angket Validasi Produk untuk Guru

Angket validasi produk diberikan kepada seorang guru kelas V SD. Lembar validasi ini berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan atau kesesuaian produk yang digunakan terutama untuk perencanaan kegiatan pembelajaran. Lembar validasi produk yang digunakan oleh peneliti terdapat pada lampiran 5.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik ini dilakukan dengan mengolah data yang sudah terkumpul dari responden. Data yang telah diperoleh peneliti dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

3.6.1 Data Kualitatif

Pengertian analisis data kualitatif menurut (Sugiyono, 2010) adalah upaya yang dilakukan dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.


(71)

52 Pengertian analisis data kualitatif menurut (Widoyoko, 2012) proses perjalanannya sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikstisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dari definisi-definisi ahli tersebut dapatlah kita pahami bahwa teknik analisis kualitatif ada yang menggunakan proses, ada pula komponen-komponen yang perlu ada dalam sesuatu analisis data. Sehingga dapat dipahami bahwa analisis data yakni terjadinya sebuah proses yang menittikberatkan pada komponen-komponen yang ada. Sehingga didapat sebuah temuan yang dapat dimaknai sebagai tujuan dari penelitian.

Pada penelitian ini teknik analisis data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan berupa komentar terhadap angket yang disebarkan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar validator yang akan memberikan masukan terhadap kelayakan modul pembelajaran yang sudah dirancang oleh peneliti.


(72)

53

3.6.2 Data Kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif menurut (Widyoko, 2012) dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian dengan landaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel. Pada umumnya teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan cara acak, teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data data yang bersifat kuantitatif atau statistik bertujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan. Teknik analisis ini biasa disebut juga dengan metode discovery karena metode ini bisa ditemukan dan dikembangkan di dalam berbagai iptek terbaru.

Pada penelitian ini data kuantitatif yang digunakan oleh peneliti berupa perhitungan data hasil dari validasi dari 2 dosen ahli dan 1 guru kelas terhadap produk yang dikembangkan. Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang digunakan menurut Widoyoko (2012) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Konverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif

Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi

3,25<M<4,00 Sangat Baik

2,50<M<3,25 Baik

1,75<M<2,50 Kurang Baik


(73)

54 Penghitungan hasil validasi produk dilakukan dengan cara skor tiap item pada lembar validasi produk dijumlahkan lalu dirata-rata. Skor rata-rata selanjutnya disesuaikan dengan interval pada tabel kriteria penilaian produk untuk menentukan revisi atau tidak terhadap produk yang dikembangkan.


(1)

Lampiran 10


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 11


(6)

Lampiran 12

Penulis bernama lengkap Yusuf Prapaska Purwandalu dilahirkan di Pasuruan, Lampung Selatan pada tanggal 19 Maret 1995 dari ayah yang bernama Mateus Juwardi dan alm. ibu Lusia Sri Purwanti. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N 3 Klaten pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Xaverius 4 Bandarlampung dan tamat pada tahun 2010, penulis memperoleh juara 3 dalam lomba band antar SMP se-tingkat Bandarlampung. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kalianda Lampung Selatan dan lulus pada tahun 2013, penulis memperoleh kesempatan mewakili SMA se-Lampung Selatan untuk menyanyikan lagu daerah Lampung di salah satu siaran TV daerah Lampung. Kemudian mulai tahun 2013 sampai dengan penulisan skripsi mengenai metode bernyanyi menggunakan lagu dalam pelajaran Matematika ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.


Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar.

0 0 141

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

0 0 154

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas V di Sekolah Dasar.

8 74 128

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan media lagu

0 2 117

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

0 2 139

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan kelas 1 SD dengan media Kokoru

1 10 192

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD

0 2 177

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi

0 7 156

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177