3.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah menemukan miskonsepsi serta faktor penyebabnya yang dialami oleh siswa kelas VI SDN Tempak 1 pada
pelajaran Matematika tentang menghitung volume bangun ruang khususnya pada balok, kubus dan tabung.
C. Desain penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Langkah-langkah pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Menyusun kerangka penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
dasar pemikiran peneliti, alur pemikiran peneliti, alasan peneliti melakukan penelitian dan desain penelitian yang digunakan untuk
pengambilan data.
2. Menyusun fokus penelitian yang digali dari narasumber. Hal ini
dilakukan supaya peneliti memiliki pedoman wawancara saat
pengambilan data.
3. Melakukan pengambilan data. Penentuan subjek penelitian diambil
sesuai prosedur pengambilan data, peneliti memberikan tes
dilanjutkan dengan wawancara pada subjek yang sesuai kriteria.
4. Melakukan pencatatan terhadap hasil yang diperoleh dari pengambilan
data.
5. Mengolah semua data hasil wawancara dan hasil tes dari subjek
penelitian. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dan pihak
lain memeriksa ketepatan langkah-langkah yang telah diambil dan
memungkinkan data tersusun rapi, sistematis dan lengkap.
6. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk menemukan
miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dan apa saja faktor
penyebabnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua tahap. Tahap pertama adalah memberikan soal tes tertulis. Hasil soal tes tertulis
nantinya dianalisis untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan
tabung. Tahap yang kedua dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini dilakukan untuk mengetahui apa faktor penyebab
miskonsepsi yang dialami siswa. Subjek wawancara adalah siswa yang mengalami miskonsepsi yang dipilih berdasarkan nilai akhir yang rendah.
E. Instrumen Penelitian
1. Soal Tes Tertulis
Data dikumpulkan dengan menggunakan soal tes tertulis berupa soal uraian. Tes diberikan kepada siswa untuk menemukan miskonsepsi yang
dialami oleh siswa, bukan menentukan keberhasilan atau prestasi belajar siswa.
Pengambilan data penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah memberikan instrumen tes tertulis. Menurut Purwanto 2009: 6
pengertian tentang tes hasil belajar sebagai tes penguasaan siswa karena tes tersebut bertujuan mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes tertulis dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
Matematika yang mana kurang dikuasai, dan sebagainya. Dalam tes tertulis yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa soal uraian untuk medeteksi
miskonsepsi siswa. Soal tes dalam penelitian ini berjumlah 10 soal, setiap soalnya dirancang berdasarkan kurikulum 2013 dengan mengacu pada
kompetensi inti dan kompetensi dasar terkait dengan konsep menghitung volume bangun ruang kemudian dibuat indikator-indikator berkaitan dengan
volume bangun ruang yang berfokus pada balok, kubus dan tabung. Melalui soal tes ini diharapkan dapat mengetahui miskonsepsi yang dilakukan siswa
dan penyebabnya. Kisi-kisi instrumen soal tes adalah sebagai berikut.
Table 3.1 Kisi-kisi soal tes
Kompetensi Inti Kompetensi dasar
Indikator Nomor
Soal 4. Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati
dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain 4.5 Menggunakan
kubus satuan untuk menghitung volume
berbagai bangun ruang sederhana
Mencari tinggi t berdasarkan
volume yang sudah diketahui
8,9,10
Menghitung volume bangun
ruang 4,5,6,7
4.14 Menemukan luas permukaan dan
volume dari heksahedron dan
prisma segi banyak Menghitung
volume bangun ruang dengan
satuan yang berbeda
1,2,3
Instrumen ini diberikan kepada subjek penelitian yang sebelumnya diuji expert judgement untuk mengetahui layak atau tidak digunakan sebagai
alat mengumpulkan data. Uji expert judgement dilakukan dengan penelaahan atau pengkajian butir-butir soal oleh validator yang ditentukan. Penilaian
validasi ini adalah dengan memberikan tanda cek pada kolom yang tersedia, sebelumnya lembar validasi telah disusun dengan persetujuan dosen
pembimbing. Validatornya adalah orang-orang yang ahli dalam bidang Matematika dan guru sekolah dasar.
Tabel 3.2 Hasil validasi oleh 2 orang dosen dan 1 guru kelas
No Komponen Penilaian
Skor 1-4 Jumlah
skor Validator
1 Validator
2 Validator
3 1.
Kesesuaian SK, KD, dan Indikator
3 3
3 9
2. Kualitas
perilaku yang
dituntut dalam indikator mencerminkan kebutuhan
perkembangan siswa 3
4 3
10 3.
Kesesuaian indikator
1 dengan item soal yang
diberikan 3
4 3
10 4.
Kesesuaian indikator
2 dengan item soal yang
diberikan 3
4 4
11 5.
Kesesuaian indikator
3 dengan item soal yang
diberikan 3
4 3
10 6.
Bentuk instrumen tes yang disajikan
3 3
4 10
7. Penggunaan
Bahasa Indonesia dan tata tulis
baku pada instrumen tes 3
3 4
10 Total skor
70 Rata-rata
10
Tabel 3.3 Rentang skor lembar validasi
Nomor Bobot
Skor bobot 1
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
19 – 28
2
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan dengan revisi
10 – 18
3
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
1 – 9
Hasil dari validasi instrumen soal rentang rata-rata skornya adalah 10, maka kesuluruhan instrumen layak digunakan dengan revisi.
Berdasarkan lembar validasi yang diberikan kepada validator terdapat beberapa masukan dan saran sebagai berikut, validator 1 memberikan
saran untuk memperbaiki indikator 1 karena terdapat soal yang sama yaitu menghitung volume tabung dibuat lebih bervariasi, kemudian indikator 2
sarannya adalah memperbaiki soal agar lebih bervariasi. Kemudian validator 2 memberikan saran pada indikator 3 untuk mengurangi jumlah
soal karena terlalu banyak, kemudian memperhitungkan jumlah soal agar alokasi waktu mengerjakan sesuai, dan variasi soal yang kurang ditambah
dengan gambar. Validator 3 memberikan saran memperbaiki susunan bahasa supaya tidak mempersulit siswa.
2. Pedoman Wawancara
Tahap kedua adalah melakukan wawancara terhadap subjek terpilih. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak, yaitu pewawancara interviewer sebagai pengaju pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee sebagai pemberi jawaban atas
pertanyaan itu, Basrowi 2008: 127. Menurut Herdiansyah 2013: 31 wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan
oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam seting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah
ditetapkan dengan mengedepankan fakta sebagai landasan untama dalam proses memahami.
Wawancara dilakukan pada siswa yang mengalami miskonsepsi. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Masing-
masing siswa diwawancarai mengacu pada instrumen wawancara. Namun, pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara dapat berkembang untuk
membuktikan miskonsepsi yang dilakukan siswa serta penyebabnya dalam memahami volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung.
Instrumen wawancara sebelum dilaksanakan, divalidasi oleh validator yang ahli. Validasi ini dilakukan oleh dua validator yaitu orang ahli dalam
psikologi dan guru kelas. Berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing validator
panduan wawancara layak digunakan dengan beberapa revisi sesuai dengan saran yang diberikan validator. Revisi tersebut diantaranya:
a. Saran perbaikan susunan bahasa
b. Saran perbaikan susunan kalimat memperhatikan kaidah bahasa
Indonesia yang benar. c.
Susunan pertanyaan lebih ke miskonsepsi yang akan diteliti.
Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan instrumen wawancara yang digunakan. Pertimbangan tersebut sebagai
pertimbangan peneliti agar instrumen wawancara layak dan dapat menghasilkan data yang terpercaya.
Pedoman wawancara guru dan siswa
Respoden Pertanyaan
Guru 1.
Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa mudah memahami konsep materi bangun ruang kelas v?
2. Apa saja teknik yang dipakai oleh guru agar siswa dapat mengerejakan
soal matematika dengan baik? 3.
Bagimana guru memberikan metode kepada siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran matematika?
4. Media apa saja yang digunakan guru ketika pembelajaran matematika
berlangsung? 5.
Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa untuk materi bangun ruang kelas V per minggu atau per bulan?
6. Bagaimana guru menyikapi siswa yang belum menguasai materi bangun
ruang serta bagaimana guru menolong siswa tersebut? 7.
Teknik apa saja yang dipakai guru untuk siswa agar dapat memahami konsep matematika dengan baik?
8. Bagaimana guru menyusun soal-soal bangun ruang kelas V sesuai dengan
tingkat kriteria kesulitannya, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa- siswa dikelas tersebut?
Siswa 1.
Bagaimana persiapan siswa pada saat menghadapi pelajaran matematika? 2.
Apakah siswa belajar terlebih dahulu sebelum belajar matematika di sekolah?
3. Apa saja yang dilakukan disekolah dan dirumah, untuk dapat mengikuti dan
memahami konsep-konsep matematika yang diberikan guru? 4.
Bagaimana cara siswa untuk memahami bangun ruang pada saat guru menjelaskan dikelas?
5. Apa saja teknik-teknik yang dilakukan siswa dalam memahami konsep
bangun ruang? 6.
Apakah siswa mempunyai cara yang khusus dalam mengerjakanmenyelesaikan soal-soal matematika?
7. Teknik apa saja yang digunakan siswa untuk memahami konsep
matematika? 8.
Apakah siswa belajar konsep matematika dengan bertanya pada teman,guru atau belajar secara mandiri?
9. Bagaimana caranya agar dapat konsentrasi dalam belajar matematika baik
disekolah maupun dirumah? 10.
Apa yang dilakukan untuk dapat mengerjakan soal-soal matematika dengan tepat?
11. Apa yang dilakukan bila tidak dapat mengerjakan soal matematika atau
terdapat kekeliruan dalam mengerjakan soal matematika?
F. Kreadibilitas dan Trensferbilitas
1 Kredibilitas
Kreadibilitas atau derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. kredibilitas
berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat
kepercayaanpenemuannya dapat
dicapai; kedua,
mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti Moleong, 2006: 324. Teknik pemeriksaan kreadibilitas yang digunakan dalam
penelitian adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Sugiono, 2010:
330. Informasi yang diperoleh selalu dikomprasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau
sumber yang berbeda. Triangulasi yang digunakan adalah Triangulasi metode.
Triangulasi metode adalah mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa tes kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari informasi yang sama. Dari
data yang diperoleh dengan pengumpulan teknik yang berbeda hasilnya akan dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang
lebih kuat validasinya.
2 Transferabilitas
Transferabilitas atau derajat ketepatan adalah dapat deterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil
Sugiono, 2010: 30. Peneliti melakukan tahap-tahap yang objektif dan
terbuka karena peneliti berharap menjadi daya transfer bagi pembaca dalam melihat masalah miskonsepsi Matematika tentang menghitung
volume bangun ruang khusunya balok, kubus dan tabung. Ketika pembaca dalam situasi seperti ini atau ingin melakukan penelitian yang
serupa sehingga
peneliti bisa
memberikan referensi
untuk membantunya.
G. Metode analisis data