Kerangka Pikir LANDASAN TEORI

dan faktor penyebabnya pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubu dan tabung pada siswa kelas V SD. Berdasarkan penelitian yang relevan di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Idenfikasi Miskonsepsi Matematika Materi Volume khususnya balok, kubus dan tabung pada Siswa Kelas V Di SDN Tempak 1 Candimulyo Magelang.

L. Kerangka Pikir

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat dedukti dan terbukti kebenaranya kemudian Matematika dapat menjadi alat komunikasi antara orang yang satu dengan yang lainya dalam menyampaikan gagasan atau ide. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib yang sudah dipelajari siswa dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran Matematika memuat beberapa materi yang diberikan kepada siswa. Salah satunya adalah materi tentang konsep menghitung volume bangu ruang untuk siswa kelas V SD. Tingkat pemahaman siswa pada materi tertentu dapat terjadi perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain dalam memahami materi. Mungkin terdapat siswa yang salah dalam memahami konsep pada materi tententu. Kesalahan konsep ini disebut miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan hal yang dapat dialami oleh siapapun dalam pembelajaran formal. Miskonsepsi pada suatu konsep yang dialami oleh siswa dapat terjadi karena beberapa penyebab, yaitu kemampuan siswa untuk memahami konsep yang sangat rendah, bahan ajar buku, guru yang mengajar, tingkat kemampuan belajar kognitif, afektif, psikomotor siswa, minat belajar siswa, serta dari kehidupan sehari hari siswa yang diperolehnya saat belum masuk ke pembelajaran formal. Miskonsepsi atau salah konsep ini jika dialami oleh siswa secara berkelanjutan tanpa ada pembenaran terhadap konsep yang salah, maka nantinya siswa akan melakukan kesalahan konsep sampai dewasa yang nantinya mungkin akan diturunkan konsep yang salah tersebut kepada generasi penerusnya. Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa dan faktor penyebabnya pada mata pelajaran Matematika untuk SD kelas V terkait konsep menghitung volume bangun ruang khusunya balok, kubus dan tabung. Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep atau berasal dari sumber belajar siswa dari guru, bahan ajar buku atau sumber belajar yang lainya. Alat yang digunakan untuk menemukan miskonsepsi pada siswa adalah dengan menggunakan tes esai kepada siswa. Menggunakan tes esai karena dapat memberikan pertanyaan yang dapat mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa pada konsep. Dari hasil tes esai, kemudian jawaban siswa dianalisis untuk menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa dan menggunakan alat pengumpulan data yaitu wawancara untuk membuktikan lebih dalam miskonsepsi yang dilakukan siswa dan menemukan apa yang menjadi penyebabnya. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui letak miskonsepi serta penyebabnya pada siswa kelas V SDN Tempak 1 pada aspek mengitung volume bangun ruang berfokus pada balok, kubus dan tabung. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Basrowi dan Suwandi 2008: 1- 2, penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Menurut Moleong 2006: 6 penelitian kaulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, maka peneliti mendeskripsikan hasil penelitian pada siswa kelas VI SDN Tempak 1 yang mengalami miskonsepsi serta menemukan penyebabnya terkait konsep menghitung volume bangun ruang yang berfokus pada balok, kubus, dan tabung. Alat yang digunakan untuk menemukan miskonsepsi pada siswa dan penyebabnya dengan menggunakan 2 alat pengumpulan data yaitu soal tes dan wawancara.