Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 Tidak menggunakan rumus yang tepat dalam menghitung volume tabung yakni siswa menggunakan rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi r 2 V= πr 2 . Sudah jelas bahwa rumus menghitung volume tabung adalah V= πr 2 t. 2 Salah penggunaan phi anatara atau 3,14 yang digunakan dalam rumus. b. Konsep menghitung volume balok Terlihat miskonsepsi yang dialami siswa dalam menjawab soal nomor 3 dan 5 mengenai menghitung volume balok. Dari hasil analisis soal dan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan rumus dalam menghitung volume balok. Hasil wawancara, rumus yang digunakan oleh siswa untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi s 3 , sedangkan rumus volume balok yang tepat adalah panjang x lebar x tinggi p x l x t.

E. Pembahasan

Hasil analisis jawaban dan analisis wawancara terhadap siwa terpilih yang mengalami miskonsepsi pada setiap jawaban siswa yang membandingkan analisis jawaban dan analisis wawancara untuk memperoleh data yang valid bahwa siswa yang menjadi subjek terbukti mengalami miskonsepsi tentang konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung. Selain itu ditemukan penyebab-penyabab yang menjadi sumber siswa mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep menghitung volume tabung terdapat 3 siswa yang mengalami miskonsepsi. Dari 3 siswa tersebut terdapat 2 siswa yang mirip miskonsepsi yang dialaminya yaitu miskonsepsi dalam menentukan rumus menghitung volume tabung, siswa menggunakan rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Padahal sudah jelas bahwa rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r x t. Faktor penyebab kedua siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan rumus menghitung volume tabung hampir mirip yaitu siswa memahami bahwa rumus volume tabung adalah sama dengan rumus menghitung luas alas dan siswa meyakini bahwa rumus tersebut adalah tepat. Secara kesluruhan penyebab miskonsepi kedua siswa ini adalah pemahan yang kurang antara menghitung volume tabung dengan menghitung luas alasnya. Terdapat 1 siswa pada soal yang sama yaitu soal nomor 2 tentang konsep menghitung volume tabung, siswa sudah memahami peranyaan dan sudah tepat dalam menentukan rumus untuk menghitung volume tabung. Miskonsepsi yang dialami siswa ini adalah dalam penggunaan phi antara 3,14 dan yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 2. Pada soal nomor 2 phi yang digunakan adalah namun siswa menggunakan 3,14 maka dapat dikatakan siswa mengalami miskonsepsi. Faktor penyebab siswa mengalami miskonsepsi dalam penggunaan phi anatara 3,14 dan adalah karena siswa memahami jika mengguakan phi maka jari-jarinya harus bisa dibagi 7. Padahal dalam menyelesaikan soal menghitung volume tabung phi yang digunakan antara 3,14 dan tidak terpaku pada jari-jarinya. Siswa berikutnya mengalami miskonsepsi tentang konsep menghitung volume balok pada soal nomor 3 dan soal nomor 5. Meskipun jawaban siswa dengan mengaikan semua angka yang terdapat dalam soal, belum tentu siswa memahami konsep menghitung volume balok. Terbukti setelah melakukan perbandingan analisis jawaban dan analisis wawancara bahwa siswa ini mengalami miskonsepi dalam menghitung volume balok yaitu siswa memahami bahwa volume balok adalah sisi x sisi x sisi. Padalah rumus yang tepat untuk menghitung volume balok adalah panjang x lebar x tinggi. Penyebab siswa ini mengalami miskonsepsi adalah siswa belum dapat membedakan bangun ruang dan bangun datar. Hasil analisis jawaban dan analisis wawancara yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa miskonsepsi yang dialami siswa dalam konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung termasuk jenis miskonsepsi teoritik. Berikut jenis miskonsepsi yang dialami siswa dan faktor penyebabnya. 1. Jenis Miskonsepsi Jenis miskonsepsi yang dialami oleh seluruh subjek berdasarkan hasil analisis jawaban dan analisis wawancara, jenis miskonsepsi yang dialami termasuk kedalam jenis miskonsepsi teoritik. Konsep teoritik, mencangkup bentuk konsep yang mempermudah kita dalam mempelajari fakta-fakta atau kejadian-kejadian dalam sistem yang terorganisir. 2. Faktor Penyebab a. Subjek DS kode siswa N6 Subjek DS kode siswa N6 mengalami miskonsepsi jenis toeritik yaitu pada konsep menghitung volume tabung. Subjek DS memahami bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah phi r r V= πr 2 . Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami oleh Subjek DS kode siswa N6 berdasarkan hasil wawancara adalah subjek DS kode siswa N6 yang mungkin menjadi faktor penyebab miskonsepsi adalah karena subjek tidak mengulang kembali pelajaran dirumah. b. Subjek WD kode siswa N10 Subjek WD kode siswa N10 mengalami miskonsepsi jenis teoritik yaitu dalam menggunakan phi antara 3,14 dan untuk menyelsaikan soal menghitung volume tabung. Subjek memahami bahwa dalam menyesaikan soal nomor 2 untuk menghitung volume tabung phi yang digunakan adalah 3,14 karena r nya tidak dapat dibagi 7. Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami oleh subjek WD kode siswa N10 adalah pemahaman subjek dalam menghitung volume tabung jika menggunakan phi adalah jika jari-jari r tabung harus dapat dibagi dengan 7. c. Subjek DN kode siswa N14 Jenis miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 adalah rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung, jawaban subjek DN kode siswa N14 adalah menggunakan rumus phi x r x r V= πr 2 . Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 mirip dengan miskonsepsi pada subjek DS kode siswa N14 yang telah dianalisis sebelumnya. Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami oleh subjek adalah tidak memahami rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung. Subjek memahami bahwa rumus menghitung volume tabung sama dengan rumus menghitung luas alas. d. Subjek ER kode siswa N18 Subjek mengalami miskonsepsi jenis teoritik yaitu dalam menentukan rumus yang tepat untuk menghitung volume balok. Subjek memahami bahwa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi padahal sudah jelas untuk menghitung volume balok adalah panjang x lebar x tinggi. Faktor penebab miskonsepsi yang dialami subjek adalah mungkin karena pemahaman dalam membedakan bangun ruang dengan bangun datar masih kurang. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN Tempak 1 tahun ajaran 20142015, dapat disimpulkan: 1. Siswa kelas VI SDN Tempak 1 mengalami miskonsepsi dalam konsep menghitung volume bangun ruang. Miskonsepsi yang dialami siswa adalah pada konsep menghitung volume tabung dan volume balok. Miskonsepsi yang dialami siswa pada menghitung volume tabung dari seluruh siswa yang berjumlah 22, terdapat 17 siswa, 17 siswa yang mengalami miskonsepsi dalam mengerjakan soal terkait konsep menghitung volume tabung terdapat 2 variasi jawaban miskonsepsi yaitu miskonsepsi dalam menentukan rumus dalam menghitung volume tabung dan penggunaan phi antara dan 3,14 yang tidak tepat untuk mengerjakan soal. Kemudian dari seluruh siswa yang berjumlah 22, terdapat 13 siswa yang mengalami miskonsepsi terkait konsep menghitung volume balok. 2. Penyebab miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep menghitung volume tabung adalah pemahaman siswa pada rumus yang digunakan dalam menghitung volume tabung adalah phi x r x r V= πr 2 dan siswa tidak dapat memahami soal yang diberikan serta siswa salah dalam menggunakan rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung. Kemudian penyebab miskonsepsi siswa tentang konsep menghitung