2.1.2  Media Pembelajaran Video
2.1.2.1 Video sebagai media pembelajaran Wind 2014: 1 mengemukakan bahwa video adalah teknologi pengiriman
sinyal elektronik dari gambar bergerak. Aplikasi umum dari video adalah televisi, tetapi  penggunaan  video  saat  ini  tidak  terbatas  pada  pertelevisian.  Video
merambah  juga  ilmu  pengetahuan,  teknik,  produksi,  dan  keamanan.  Sementara Binanto  2014:  179  video  adalah  teknologi  pemrosesan  sinyal  elektronik  yang
mewakilkan  gambar  bergerak.  Aplikasi  umum  dari  video  adalah  televisi.  Video juga dapat digunakan dalam aplikasi teknik, keilmuan, produksi, dan keamanan.
Dari  pendapat  para  ahli  di  atas,  video  dalam  penelitian  ini  diartikan sebagai  tampilan  dari  gambar  yang  bergerak  dengan  bantuan  dari  sinyal
elektronik. Video juga diartikan sebagai tampilan dari gambar yang bergerak dan suara  yang  timbul  berjalan  bersamaan  dengan  bergeraknya  gambar  tersebut,
sesuai dengan kaidah dari dunia pertelevisian saat ini yang menampilkan gambar bergerak dengan munculnya suara secara bersamaan.  Di mana saat ini video telah
merambah  ke  berbagai  hal  teknik,  keilmuan,  produksi,  dan  keamanan  dari  hal sebelumnya yaitu dunia pertelevisian.
Sementara  itu  Riyana  2007:  5  mengemukakan  bahwa  media  video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-
pesan  pembelajaran  baik  yang  berisi  konsep,  prinsip,  prosedur,  teori  aplikasi pengetahuan  untuk  membantu  pemahaman  terhadap  suatu  materi  pembelajaran.
Video  merupakan  bahan  pembelajaran  tampak  dengar  audio  visual  yang  dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesanmateri pelajaran. Dikatakan tampak
dengar  kerena  unsur  dengar  audio  dan  unsur  visualvideo  tampak  dapat disajikan serentak. Munandi 2013: 113-114 media pembelajaran audio visual ini
dapat  dibagi  menjadi  dua  jenis.  Jenis  pertama,  dilengkapi  fungsi  peralatan  suara dan gambar dalam satu  unit, dinamakan media pembelajaran audio visual murni,
seperti film gerak movie bersuara, televisi, dan video. Jenis kedua adalah media pembelajaran  audio  visual  tidak  murni  yakni  apa  yang  kita  kenal  dengan  slide,
opaque,  OHP,  dan  peralatan  visual  lainnya  bila  diberi  unsur  suara  dari  rekaman kaset  yang  dimanfaatkan  secara  bersamaan  dalam  satu  waktu  atau  satu  proses
pembelajaran.  Sadiman,  dkk  2008:  74  menambahkan  bahwa  video  sebagai media  audio  visual  yang  menampilkan  gambar  gerak  sekaligus  suara,  semakin
lama  semakin  populer  dalam  masyarakat  kita.  Pesan  yang  disajikan  bisa  bersifat fakta  kejadianperistiwa  penting,  berita  maupun  fiktif  seperti  misalnya  cerita,
bisa bersifat informatif, edukatif, maupun intruksional. Berdasarkan  pendapat  para  ahli  di  atas  dalam  penelitian  ini  video  dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran karena video yang tergolong dalam media audio visual murni. Di mana dinikmati dengan dipandang dan didengarkan dalam
satu unit, dapat menjadi solusi untuk memberikan gambaran secara nyata melalui tayangan dari video itu sendiri tanpa harus mencapai keadaan yang sesungguhnya.
Video dijadikan sebagai  media belajar di  sekolah karena dapat  diselipkan unsur- unsur  materi  pelajaran  dengan  pemberian  narasi  yang  dapat  membantu
pemahaman  dalam  menjelaskan  materi  pelajaran  yang  digambarkan  atau visualisasi dalam suatu media pembelajaran.
2.1.2.2 Keunggulan video sebagai media pembelajaran Daryanto  2010:  90  mengemukakan  bahwa  keuntungan  menggunakan
media video antara lain: ukuran tampilan video  sangat  fleksibel  dan dapat  diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan
lugas  karena  dapat  sampai  kehadapan  siswa  secara  langsung,  dan  video menambah  suatu  dimensi  baru  terhadap  pembelajaran.  Sadiman,  dkk  2008:  74
menambahkan bahwa kelebihan video pembelajaran antara lain: 1.
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode  yang singkat dari rangsangan luar lainnya.
2. Dengan  alat  perekam  pita  video  sejumlah  besar  penonton  dapat  memperoleh
informasi dari ahli-ahli atau spesialis. 3.
Demonstrasi  yang  sulit  bisa  dipersiapkan  dan  direkam  sebelumnya,  sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.
4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek
yang berbahaya seperti harimau. 6.
Keras  lemah suara  yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipkan komentar yang akan didengar.
7. Gambar proyeksi bisa “dibekukan” untuk diamati dengan seksama. Guru bisa
mengatur  di  mana  dia  akan  menghentikan  gerakan  gambar  tersebut,  kontrol sepenuhnya di tangan guru.
Sementara  itu  Riyana  2007:  11  manfaat  dari  video  pembelajaran  akan timbul  jika  dalam  pengembangan  dan  pembuatannya  harus  mempertimbangkan
kriteria sebagai berikut: 1.
Tipe Materi Media  video  cocok  untuk  materi  pelajaran  yang  bersifat  menggambarkan
suatu  proses  tertentu,  sebuah  alur  demonstrasi,  sebuah  konsep  atau mendeskripsikan  sesuatu.  Misalnya  bagaimana  membuat  cake  yang  benar,
bagaimana membuat pola pakaian, proses metabolisme tubuh, dan lain-lain. 2.
Durasi waktu Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20-40 menit
berbeda dengan film yang pada umumnya berdurasi antara 2-3,5 jam. Mengingat kemampuan  daya  ingat  dan  kemampuan  berkonsentrasi  manusia  yang  cukup
terbatas  antara  15-20  menit,  menjadikan  media  video  mampu  memberikan keunggulan dibandingkan dengan film.
Dari  pendapat  kedua  ahli  di  atas  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa media  pembelajaran  dalam  bentuk  video  mempunyai  keunggulan  yang  dapat
dilihat  bersama-sama  oleh  guru  dan  siswa.  Pengaturannya  dapat  kita  atur  sesuai dengan kebutuhan dan bersifat non cetak sehingga memiliki informasi yang lebih
luas.  Media  video  merupakan  media  yang  cocok  untuk  menggambarkan  sesuatu yang  sulit  dijangkau  oleh  siswa  bahkan  guru  karena  keterbatasan  indera,  ruang
dan  waktu,  bahkan  teknologi  untuk  dapat  mempelajarinya  langsung  di  lapangan, semisal materi tata surya. Video juga mempunyai keunggulan dibandingkan suatu
film karena memiliki durasi yang relatif singkat 20-40 menit dari pada film yang
memakan  waktu  berjam-jam,  sehingga  kemampuan  mengingat  atau  memahami yang dimiliki manusia terutama siswa SD dapat diatasi.
Secara  keseluruhan,  media  pembelajaran  video  dalam  penelitian  ini tergolong  dalam  kategori  media  audio  visual  murni  karena  menyajikan  aspek
penglihatan  visual  dengan  dipadukan  aspek  pendengaran  audio.  Dikatakan media  pembelajaran  video  karena  terselip  unsur  materi  pelajaran  di  mana  para
pembelajar menerima materi yang terkandung di dalamnya dengan cara dipandang dan  didengarkan  dalam  satu  unit.  Dibutuhkan  bantuan  sinyal  elektronik  untuk
menampilkan  gambar  yang  bergerak.  Media  pembelajaran  video  memiliki keunggulan dalam menyajikan materi yang sifatnya sulit dijangkau oleh pengajar
dan  pembelajar  karena  keterbatasan  indera,  ruang,  dan  waktu.  Media pembelajaran  ini  terkemas  dalam  bentuk  piringan  pita,  sehingga  mudah  dalam
penyimpanannya.  Video  memiliki  durasi  relatif  singkat  20-40  menit,  sangat sesuai  dengan  daya  ingat  manusia.  Media  pembelajaran  ini  juga  dapat
dioperasikan  dengan  menyesuaikan  kebutuhan  ketika  melakukan  penyampaian materi atau demonstrasi.
2.1.3  Ilmu Pengetahuan Alam IPA