memakan  waktu  berjam-jam,  sehingga  kemampuan  mengingat  atau  memahami yang dimiliki manusia terutama siswa SD dapat diatasi.
Secara  keseluruhan,  media  pembelajaran  video  dalam  penelitian  ini tergolong  dalam  kategori  media  audio  visual  murni  karena  menyajikan  aspek
penglihatan  visual  dengan  dipadukan  aspek  pendengaran  audio.  Dikatakan media  pembelajaran  video  karena  terselip  unsur  materi  pelajaran  di  mana  para
pembelajar menerima materi yang terkandung di dalamnya dengan cara dipandang dan  didengarkan  dalam  satu  unit.  Dibutuhkan  bantuan  sinyal  elektronik  untuk
menampilkan  gambar  yang  bergerak.  Media  pembelajaran  video  memiliki keunggulan dalam menyajikan materi yang sifatnya sulit dijangkau oleh pengajar
dan  pembelajar  karena  keterbatasan  indera,  ruang,  dan  waktu.  Media pembelajaran  ini  terkemas  dalam  bentuk  piringan  pita,  sehingga  mudah  dalam
penyimpanannya.  Video  memiliki  durasi  relatif  singkat  20-40  menit,  sangat sesuai  dengan  daya  ingat  manusia.  Media  pembelajaran  ini  juga  dapat
dioperasikan  dengan  menyesuaikan  kebutuhan  ketika  melakukan  penyampaian materi atau demonstrasi.
2.1.3  Ilmu Pengetahuan Alam IPA
2.1.3.1 Hakikat ilmu pengetahuan alam IPA Herabudin  2010:  102  menjelaskan  bahwa  ilmu  alamiah  sering  disebut
ilmu  pengetahuan  alam  atau  ilmu  kealaman,  yang  dalam  bahasa  Inggris  disebut natural  science  atau  disingkat  science.  Ilmu  ini  merupakan  ilmu  pengetahuan
yang  mengkaji  gejala-gejala  alam  semesta,  termasuk  bumi  sehingga  terbentuk konsep  dan  prinsip.  Ilmu  alamiah  dasar  basic  natural  science  hanya  mengkaji
konsep-konsep  dan  prinsip-prinsip  dasar  yang  esensial.  Nash  dalam  Samatowa 2011:  3  menyatakan  bahwa  ilmu  pengetahuan  alam  itu  adalah  suatu  cara  atau
metode  untuk  mengamati  alam.  Nash  juga  menjelaskan  bahwa  cara  ilmu pengetahuan  alam  mengamati  dunia  ini  bersifat  analisis,  lengkap,  cermat  serta
menghubungkannya  antara  suatu  fenomena  dengan  fenomena  lain,  sehingga keluhurannnya  membentuk  suatu  perspektif  yang  baru  tentang  objek  yang
diamatinya. Samatowa 2011:  3 mengemukakan bahwa ilmu  pengetahuan membahas
tentang  gejala-gejala  alam  yang  disusun  secara  sistematis  yang  didasarkan  pada hasil  percobaan  dan  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  manusia.  Sementara  itu
Wonorahardjo  2010:  11  menambahkan  bahwa  ilmu  pengetahuan  alam  IPA sering disebut dengan singkatan sebagai sains. Sains Inggris: science berasal dari
kata latin “scientia” yang berarti 1 pengetahuan tentang, atau tahu tentang; 2 pengetahuan,  pengertian,  paham  yang  benar  dan  mendalam.  Selanjutnya  makna
ilmu  atau  science  mengalami  perluasan.  Dalam  perkembangannya  sains digunakan merujuk  ke pengetahuan mengenai  alam   dan mempunyai objek alam
dan  gejala-gejala  alam  yang  sering  digolongkan  sebagai  ilmu  alam  natural science.  Ilmu  alam  atau  sains  sifatnya  lebih  pasti  karena  gejala  yang  diamati
relatif nyata dan terukur. Karenanya ilmu alam sering disebut ilmu pasti atau ilmu eksakta.
Berdasarkan  pendapat  para  ahli  di  atas,  dalam  penelitian  ini  peneliti mengartikan  bahwa  sains  digunakan  untuk  menyebut  ilmu  pengetahuan  alam
IPA. Sains sendiri berasal dari bahasa Inggris science yang sebelumnya berasal
dari  kata  latin,  yaitu  scientia.  Selanjutnya  sains  digunakan  untuk  menyebut  ilmu yang  mempelajari  alam  semesta  dengan  segala  isinya  natural  science.  IPA
merupakan  ilmu  yang  berkaitan  dengan  peristiwa  atau  gejala  alam  dan  segala sesuatu  hal  yang  terkandung  di  dalamnya  dengan  bersifat  alamiah.  Terstruktur
secara  sistematis  dan  terdiri  dari  susunan  yang  teratur.  Pengetahuan  ini  tersusun dalam  satu  sistem  dan  saling  berkaitan  antara  satu  hal  dengan  hal  yang  lainnya.
Ilmu  ini  bersifat  pasti  atau  eksakta  karena  pada  dasarnya  mempunyai  pemikiran yang rasional dan objektif.
2.1.3.2 Pendidikan ilmu pengetahuan alam IPA di sekolah dasar
Samatowa  2011:  3-4  menjelaskan  bahwa  ada  berbagai  alasan  yang menyebabkan  satu  mata  pelajaran  itu  dimasukkan  ke  dalam  kurikulum  suatu
sekolah.  Alasan  itu  dapat  digolongkan  menjadi  empat  golongan  yakni:  a  bahwa ilmu  pengetahuan  alam  berfaedah  bagi  suatu  bangsa,  b  bila  diajarkan  ilmu
pengetahuan  alam  menurut  cara  yang  tepat,  maka  ilmu  pengetahuan  alam merupakan suatu mata pelajaran  yang memberikan kesempatan berpikir kritis, c
bila  ilmu  pengetahuan  alam  diajarkan  melalui  percobaan-percobaan  yang dilakukan  sendiri  oleh  anak,  maka  ilmu  pengetahuan  alam  tidaklah  merupakan
mata  pelajaran  yang  bersifat  hafalan  belaka,  d  mata  pelajaran  ini  mempunyai nilai-nilai  pendidikan  yaitu  mempunyai  potensi  yang  dapat  membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan. Ilmu pengetahuan alam melatih anak dalam berpikir kritis dan obyektif.
Sementara  itu  dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  Tahun  2006 KTSP 2006. Mata pelajaran IPA di SDMI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1.
Memperoleh  keyakinan  terhadap  kebesaran  Tuhan  Yang  Maha  Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.  Mengembangkan  pengetahuan  dan  pemahaman  konsep-konsep  IPA  yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.  Mengembangkan  rasa  ingin  tahu,  sikap  positif  dan  kesadaran  tentang  adanya hubungan  yang  saling  mempengaruhi  antara  IPA,  lingkungan,  teknologi  dan
masyarakat. 4.  Mengembangkan  keterampilan  proses  untuk  menyelidiki  alam  sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta  dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. 6.  Meningkatkan  kesadaran  untuk  menghargai  alam  dan  segala  keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7.  Memperoleh  bekal  pengetahuan,  konsep  dan  keterampilan  IPA  sebagai  dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. Ward  2010:  17  mengemukakan  bahwa  agar  pembelajaran  menjadi
efektif,  pembelajar  perlu  dilibatkan  dalam  seluruh  proses,  termasuk  seluruh keputusan perencanaan dan penilaian. Paolo dan Marten dalam Samatowa 2011:
5,    menyebutkan  bahwa  pengajaran  ilmu  pengetahuan  alam  yang  paling  tepat untuk  anak-anak  yaitu,  memberikan  mereka  kesempatan  untuk  berlatih
ketrampilan-ketrampilan  proses  ilmu  pengetahuan  alam  dan  yang  perlu dimodifikasikan  sesuai  dengan  tahap  perkembanagn  kognitifnya.  Berikut  ini
adalah  ketrampilan  proses  sains:  1  mengamati,  2  mencoba  memahami  apa yang  diamati,  3  mempergunakan  pengetahuan  baru  untuk  meramal  apa  yang
terjadi,  4  menguji  ramalan-ramalan  di  bawah  kondisi-kondisi  untuk  melihat apakah ramalan tersebut benar. Samatowa 2011: 6 menambahkan bahwa dalam
ilmu  pengetahuan alam  anak-anak dan kita harus tetap bersikap skeptis  sehingga kita  selalu  siap  memodifikasi  model-model  yang  kita  punyai  tentang  alam  ini
sejalan dengan penemuan-penemuan baru yang kita dapatkan. Berdasarkan pendapat dari para ahli dan tujuan pemberian mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam di SDMI seperti yang dijelaskan pada Kurikulum Tingkat
Satuan  Pendidikan  Tahun  2006  KTSP  2006,  peneliti  memandang  bahwa  mata pelajaran tersebut memang sangat tepat jika diberikan kepada anak sejak mereka
berada dalam usia sekolah dasar. Dalam penelitian ini peneliti berpendapat bahwa guru  harus  dituntut  untuk  lebih  kreatif  dan  aktif  dalam  memberikan  bahan  ajar
mata  pelajaran  ilmu  pengetahuan  alam.  Dengan  menjadi  fasilitator  yang  baik, tentu  guru  dapat  menciptakan  pembelajaran  yang  bermakna  karena  mampu
melibatkan siswa dalam setiap proses pembelajaran. Apabila guru berperan secara maksimal  sebagai  seorang  fasilitator  bagi  siswanya  di  sekolah  maupun  luar
sekolah,  tentu  diharapkan  siswa  tersebut  tumbuh  menjadi  pelajar  dan  kemudian menjadi  manusia  yang  mempunyai  pengaruh  positif  dalam  memanfaatkan,
mengelola,  dan  melestarikan  lingkungan  alam  disekitarnya  sehingga  bermanfaat bagi  sesama.  Melalui  keunggulan  inilah  siswa  yang  akan  tumbuh  menjadi
manusia  dewasa  mempunyai  konsep  dan  pemikiran  rasional  serta  tetap  taat kepada Sang Pencipta tanpa melanggar perintah-Nya ketika memanfaatkan alam.
2.1.4  Tata Surya