manusia dewasa mempunyai konsep dan pemikiran rasional serta tetap taat kepada Sang Pencipta tanpa melanggar perintah-Nya ketika memanfaatkan alam.
2.1.4 Tata Surya
Berdasarkan paparan yang dijelaskan oleh Admiranto 2013: 7-12 ilmu astronomi telah dipelajari terdahulu oleh beberapa bangsa seperti bangsa Mesir,
Babilonia, Tiongkok, Yunani sejak jaman dahulu mempelajari tentang benda- benda langit dan pergerakannya. Thales dari Miletus sekitar 629
– 555 SM yang sering disebut sebagai filsuf Yunani dan astronom pertama telah berhasil
mengembangkan metoda survey dan trigonometri untuk diterapkan dalam memahami benda-benda langit serta memberikan gambaran tentang alam semesta
secara akal sehat tanpa bersifat supernatural. Tokoh lain setelah Thales adalah Pythagoras 580-500 SM mengembangkan gagasan bahwa alam semesta
mengikuti hukum yang bersifat kuantitatif. Pythagoras menyatakan bahwa masing-masing benda langit, yakni bulan,
matahari, bumi, dan planet-planet, terletak pada bola-bola konsentris sepusat yang berputar mengitari pusat alam semesta api semesta. Setelah Pythagoras,
tokoh-tokoh lain yang berperan dalam perkembangan kosmologi Yunani Kuno adalah Plato, Eudoxus, dan Aristoteles. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan
bola adalah bentuk geometri paling sempurna. Oleh sebab itu, ia berpendirian bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena
mereka semua diciptakan oleh makhluk paling sempurna, Tuhan. Menurutnya, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk
lingkaran. Seorang murid Plato, Eudoxus mengembangkan teorinya berdasarkan
pengamatan benda-benda langit. Menurut Eudoxus setiap planet terletak pada bola-bola konsentris, dan pergerakan planet disebabkan rotasi bola-bola ini.
Tokoh besar selanjutnya adalah Aristoteles 350 SM menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semsesta dan menjadi titik pusat peredaran benda-
benda langit, seperti matahari, bulan, dan planet-planet. Claudius Ptolomeus dari Mesir 140 SM sependapat dengan Aristoteles. Ia mengatakan bahwa bumi
diletakkan sebagai pusat alam semesta. Selain hipotesis Aristoteles dan Ptolomeus, ada hipotesis lain tentang alam semesta yang diusulkan oleh
Aristarchus dari Samos. Menurutnya pusat alam semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari
dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Pada abad ke-15, terjadilah revolusi besar dalam teori tata surya,
Nicholaus Copernicus 1473-1543 sependapat dengan Aristarchus, ia mengusulkan bahwa semua benda langit, termasuk bumi, bergerak dalam orbit
yang berbentuk lingkaran. Teori helieosentris helio berarti matahari ini dituangkan pada tahun 1543 dalam bukunya De Revolutionibus Orbium
Coelestium. Teori heliosentris banyak dikecam oleh reformasi pada jaman tersebut, bahkan Gereja Katolik memasukkan ke dalam teori terlarang
menghujat dan larangan ini dicabut pada tahun 1835. Meskipun teori Copernicus banyak ditentang terutama dari Gereja Katolik, banyak ilmuwan justru
mempelajari dari teori ini, misalnya Tycho Brahe, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Giordano Bruno mereka mendapati bahwa teori heliosentris
Copernicus jauh lebih rasional. Meskipun terdapat kesalahan dari teori Copernicus
seperti bentuk orbit planet ternyata berbentuk elips, laju orbit planet tidak selalu tetap, dan matahari bukanlah pusat alam semesta. Apapun kekurangan teori
heliosentris, Copernicus tetap dianggap sebagai tonggak awal perkembangan astronomi modern.
Setelah Copernicus tokoh-tokoh lain yang sangat berjasa dalam dunia astronomi adalah Tychu Brahe dan Johannes Kepler. Kepler merumuskan hukum-
hukum empiris tentang pergerakan planet dengan berdasarkan Brahe dan Teori heliosentris yang kemudian dikenal dengan hukum Kepler. Berdasarkan hukum
Kepler ini Sir Isaac Newton merumuskan ketiga hukum tentang mekanika dan hukum gravitasi.
Teori dari para ahli di atas masih terus berkembang hingga saat ini. Bosak 2011: 139 mejelaskan mausia yang pertama ada di luar angkasa ialah Yuri
Gagarin di roket Vostok 1 Uni Soviet pada 12 April 1961. Alan Shepard, di pesawat luar angkasa Freedom 7 Amerika, melakukan perjalanan berikutnya ke
ruang angkasa pada 5 Mei 1961. Bosak 2011: 193 menambahakan bahwa semesta mencakup semua ruang dan segala sesuatu yang menjadi isi ruang itu-
semua bintang, planet, satelit, galaksi, nebula, komet, serta zat dan energi anergi antar bintang yang ada. Demikian pula Admiranto 2009: 8 mengemukakan tata
surya kita adalah suatu kelompok benda langit, yaitu matahari dan planet- planetnya yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus beserta 165 buah satelit planet yang sudah diketahui sampai sekarang, serta obyek-obyek tata surya lainnya, seperti asteroid, planet
katai, meteoroid, planetoid, komet, dan debu antar planet, yang bergerak
mengikuti hukum-hukum dinamika Newton. Dalam Bosak 2011: 141 juga menjelaskan bahwa kelompok besar bintang dan planet yang ruangannya terpisah
dari kelompok serupa lainnya disebut galaksi. Galaksi kita adalah Milky Way dinamakan itu karena ia tampak seperti tetesan susu yang tumpah di langit,
orang Indonesia sering menyebutnya Bima Sakti. Ia berisi lebih dari 100 milyar bantang.
Sementara itu Haryanto 2010: 178 berpendapat bahwa tata surya terdiri dari matahari, planet-planet termasuk bumi, dan benda langit lain. Semuanya,
secara langsung dan tidak langsung beredar mengelilingi matahari. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dalam penelitian ini dituliskan bahwa manusia sudah
mempelajari ilmu perbintangan astronomi sejak ribuan tahun lalu hingga sampai saat ini, dan akan terus berkembang dalam waktu yang akan datang. Matahari
merupakan bintang pusat tata suya diantara 100 milyar bintang lain. Tata suya kita ini disebut galaksi Bima Sakti Milky Way yang terdiri dari bintang, planet
mengelilingi matahari berdasarkan garis orbit dan mempunyai gerak rotasi dan revolusi. Terdapat pula satelit yang mempunyai gerak revolusi dan rotasi sesuai
dengan benda yang diikutinya dalam mengelilingi pusat tata surya, serta benda langit lain asteroid atau planetoid, meteoroid, komet, dan debu antar planet yang
memiliki gerak teratur maupun tidak teratur dalam mengitari pusat tata surya. 2.1.5 Karakterisrik Siswa Sekolah Dasar Kelas VI
Hamalik 2007: 99 siswa adalah suatu organisme yang hidup yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan merupakan pertumbuhan dan
perkembangan, baik jasmani maupun rohani secara terus-menerus dalam usaha
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sejalan dengan Mufidah 2012: 12 menyatakan bahwa batasan usia anak tersebut ditentukan berdasarkan
pertumbuhan fisik
dan psikososial,
perkembangan, dan
karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi menjadi beberapa tahap, yakni usia
prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa, dan mencapai tahap perkembangan yang sudah lengkap. Berdasarkan paparan para ahli di atas, dalam
penelitian ini menerangkan bahwa siswa adalah individu yang selalu mengalami perubahan dalam aspek perkembangan dan pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi
pertumbuhan fisik
dan psikososial,
perkembangan, dan
karakteristik kesehatannya.
Piaget dalam Delphie 2007: 60, mengatakan bahwa kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan menyampaikan alasan mulai meningkat pada usia sekitar
11 hingga 12 tahun yang dapat ditandai dengan adanya perkembangan pada tingkat operasi formal tahap operasional formal. Mappiare dalam Ali dan Asrori
2009: 9, menyebutkan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat
orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari
usia pubertas. Sejalan dengan Wong 2009: 126 pubertas adalah proses kematangan, hormonal, dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ
reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul pada usia 11-12 tahun. Ali dan Asrori 2009: 18 menambahkan bahwa remaja pada
umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga sering kali ingin
mencoba-coba, mengkhayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau tidak dianggap.
Berdasarkan para ahli di atas, dalam penelitian ini dituliskan bahwa siswa kelas VI pada umumnya berada pada usia 11 atau 12 tahun sedang berada pada
masa pubertas, maka pada usia ini anak mulai mengalami perubahan pada bentuk fisik tubuh dan mulai mempunyai pemikiran dewasa. Anak dapat berpikir secara
abstrak dan tertarik pada hal yang baru, dari hal baru tersebut anak akan mencoba untuk mengetahui bahkan mampu menyelesaikan masalah dalam hal baru
tersebut. Mereka berimajinasi tentang suatu hal dan jika mendapatkan perbedaan dari seseorang, mereka cenderung akan membela diri.
2.2 Penelitian yang Relevan
Karta, Sudaryono, dan Budiyono 2012 melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengembangkan video pembelajaran menulis puisi baru siswa kelas
V sekolah dasar. Hasil pengembangan dilakukan uji kelayakan atau validasi oleh ahli yang ditentukan. Setelah dinyatakan layak produk diujicobakan di lapangan.
Oleh ahli media pembelajaran, produk dinyatakan layak dari aspek tampilan seperti suara, gambar, huruf, dan warna. Sementara itu, ahli materi pembelajaran
memberi tanggapan bahwa produk sudah layak digunakan untuk pembelajaran menulis puisi baru, ditinjau dari aspek materi, aspek tampilan, dan aspek
kemenarikan. Hasil uji coba perorangan terhadap penggunaan video pembelajaran menulis puisi baru diperoleh data, siswa menyukai pembelajaran menulis puisi
baru dengan menggunakan video pembelajaran, yakni rerata 96,3. Melalui narasi siswa terbangkitkan imajinasinya dalam penggalian ide kreatif dalam