Patofisiologi ANESTESIA .1 Pembagian Anestesia Lokal

lebih kecil. Ropivakain Naropin merupakan long-acting lokal anaestheti sama seperti bupivakaine. Akan tetapi jarang digunakan untuk spinal. Ropivacain merupakan obat anestesia lokal yang hampir sama dengan bupivakain, tetapi ropivacain ini efek kardiotoksisitasnya lebih kecil disbanding dengan bupivakain. Ropivacain dengan sediaan S lebih disukai daro pada sediaan R. 31 Levobupivakain ini merupakan S isomer dari pada bupivakain. Sehingga farmakologi sama dengan bupivakain dengam perbedaan efek kardiotoksin dan sistemiknys lebih besar. 31 31 Dosis pada wanita hamil dapat diberikan 10-12.5 mg bupivakain hyperbaric 0.5 atau 10-12.5 mg bupivakain isobarik 0.5. Sedangkan untuk lidokain 5 dapat diberikan 70 mg – 80 mg atau 40 -50 mg untuk lidokain 2 dengan penambahan adrenalin 0.2 ml dengan.

2.5.5 Patofisiologi

25 Lokal anestesia disuntikkan keruangan subarachnoid, memblok konduksi dari seluruh saraf yang berhubungan. Ada 3 klas dari saraf: motorik, sensorik, dan aoutonom. Stimulasi pada motorik membuat otot berkontraksi, bila di blok maka otot akan paralisis. Saraf sensoris mengirimkan sensasi seperti tekanan dan sakit ke medulla spinalis dan dari otak. Sedangkan saraf outonom mengatur pembuluh darah, denyut jantung, peristaltik usus, dan fungsi organ lain yang bersifar sadar. 24,28 Universita Sumatera Utara Lokal anestesi mencegah terjadinya rasa sakit dengan cara mengahambat konduksi saraf. Lokal anestesi berikatan dengan reseptor spesifik pada saluran natrium disaraf dan mengha,bat pergerakan ion di salurannya .31 Bekerja dengan cara berdifusi ke saraf tempat lokal anestesi disuntikkan. Konduksi saraf melibatkan signal elektrik yang dihasilkan dari pergerakan ion natrium dan kalium disaraf. Konsentrasi ion natrium besar di ekstrasel dan sedikit diintrasel. Sedangkan konsentrasi kalium besar di intrasel dan sedikit di ekstrasel. Perbedaan gradien ini diatur oleh pompa ATPase di saraf. pKa dari suatu lokal anestesi menentukan rasio dari ion kationik dan bentuk basa dari obat. pKa berhubungan dengan onset obat. 21,31 Semakin deakat pKa dengan pH tubuh semakin cepat obat tersebut. Bentuk basa yang tidak terionisasi menentukan kemampuan untuk menerobos axoplasma. Dimana nantinya basa ini akan berikatan dengan hydrogen dan memblok saluran natrium. 21 Universita Sumatera Utara Gambar 2.5-1. Pergerakan lokal anestesi melewati membran saraf. 31 Kelarutan dalam lipid menentukan kekuatan obat anestesi. Semakin mudah larut dalam lemak semakin besar efek anestesi dan analgesia 13 . Serabut- serabut sel saraf yang kecil lebih mudah terblok dibandingkan selsaraf yang besar. Pada sel saraf A. serabut saraf delta dan alfa yang terlebih dahulu terkena pada sel saraf A. sel saraf C yang tidak bermyelin adalah sel saraf yang mudah terblok di bandingkan sel saraf yang lain.

2.5.6 Regimen anestesi spinal

Dokumen yang terkait

Perbandingan Mula Kerja dan Lama Kerja Analgesia Bupivakain 0,5% Hiperbarik 7,5 mg Ditambah Fentanil 25 mcg dengan Bupivakain 0,5% Hiperbarik 7,5 mg Ditambah Meperidin 25 mg Pada Bedah Sesar dengan Anestesi Regional Subarakhnoid

5 109 145

Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal

1 38 69

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 17

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 3

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 0 10

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 28

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

1 1 3

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 REGIONAL ANESTESIA - Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 0 48

PERBANDINGAN LAMA ANALGESIA BUPIVAKAIN HIPERBARIK + MORFIN INTRATEKAL DENGAN BUPIVAKAIN HIPERBARIK + NaCl INTRATEKAL PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI DENGAN ANESTESI SPINAL - Repository UNRAM

0 0 12