2.4.3 MONITORING
Monitoring dalam melakukan anestesi spinal sangat penting. Banyak hal yang bias terjadi dalam melakukan spinal anesthesi ini. Seperti hipotensi,
mual muntah, bradikardi, sesak nafas, semua hal ini dapat terjadi. Karenanya perlu monitoring dan tindakan segera untuk mengatasinya. Seperti preload
cairan 500-1500 sebelum melakukan spinal, ganjal panggul, mengotrol blok yang tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan vasodiltasi yang
berlebihan, melakukan head up posisi. Hal ini dapat digunakan untuk menghindari hipotensi pada pasien. Atau penggunaan obat efedrin,
phenylepherin, epinefrin dapat digunakan untuk mencegah hipotensi
23,25
Untuk mencegah mual muntah dapat dilakukan premedikasi terlebih dahulu seperti pemberian ranitidine atau ondanstron dan menjaga MAP
pasien 65 mmHg agar tidak tercetus rangsangan muntah. Pemberian suflas atropin atau scopolamine dapat diberikan untuk menaggulangi bradikardi
pada pasein akibat sudah terbloknya kardiak akselator
.
23,25
2.4.4 VASOPRESSOR .
Banyak vasopresor yang dapat digunaka untuk mencegah hipotensi pada spinal anesthesi. Diantaranya phenylephrin, efedrin, methoxamin,
metahraminol, epinefrin, atau norepinefrin. Kesemuanya dapat mencegah hipotensi. Tetapi yang sering digunakan adalah efedrin atau
phenylephrin
21,22,24,25,27
.
Universita Sumatera Utara
Efedrin masih menjadi pilihan. Hal ini disebabkan efedrin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer, meningkatkan cardiac
out put, meningkatkan laju jantung dan memaksa otot jantung untuk berkontraksi. Efedrin aman buat ibu hamil dan tidak mengurangi darah ke
plasenta. Dosis dapat diberikan 2.5- 6 mg sesuai dengan hemodinamik pasien dan dapat dilakukan pengulangan setelah 15 menit
25,27
Methoxamine dapat digunakan untuk mencegah hipotensi dengan cara vasokontriksi. Hati-hati dalam penggunaannya karena dapat
mengakibatkan takikardi. Dosis intravena dapat diberikan 2 mg intravena atau 5-20 mg intramuscular
.
25,27
Phenylephrin merupakan suatu vasokonstriksi perifer hampir sama seperti efedrin. Dosis dapat diberikan 1-5 mg. Onsetnya sekitar 2 menit
setelah disuntukkan dan memiliki durasi yang yang lama hingga 20-60 menit
.
25,27
Epinefrin dapat digunakan sebagai obat mencegah hipotensi. Bila obat yang lain tidak dapat menaikkan tekanan darah maka epinefrin dapat
digunakan. Akan tetapi penggunaannya dengan pengenceran 1: 10.000 dengan pemberian dosis 50 mikro perkali
.
25,27
Norepinefrin merupakan vasokonstriktor yang hemat. Dalam satu ampul 2mg diencerkan menjadi 100 ml dan dosisnya dapat diberikan 2-3
ml menit atau 0,04-0,06 mikrogram tergantung hemodinamik pasien .
25,27
.
Universita Sumatera Utara
2.4.5 TINGGI BLOK DAN FAKTOR LAIN
Banyak hal yang dapat mempengaruhi pemnyebaran obat lokal anestesia di
CSF, diantaranya adalah :
• Barisitas lokal anestesia • Posisi pasien
21,24,25,33
• Konsetrasi dan jumlah volum yang disuntikkan
21,24,25,33
• Posisi penyuntikan
21,24,25,33
• Kecepatan penyuntikan
21,24,25,33
• Dalam melakukan tindakan spinal banyak faktor yang mempengaruhi seperti : baricitas, temperatur, posisi, tepat injeksi,
umur, berat badan, tinggi, kehamilan.
21,24,25,33
Sebelum pasien dilakukan anestesi spinal haruslah dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai cara, posisi, tempat tusukan, dan
efek yang di timbulkan dari pemberian obat tersebut.
21,24,25,33
Pemberian cairan juga dilakukan sebelum melakukan anestesi spinal karena anestesi spinal sendiri menyebabkan vasodilatasi. Cairan kristaloid
dapat diberikan 10-20 mlkg sebelum dilakukan anestesi spinal.
21
2.4.6 KOMPLIKASI DARI ANESTESI SPINAL