Gambar 2.5-1. Pergerakan lokal anestesi melewati membran saraf.
31
Kelarutan dalam lipid menentukan kekuatan obat anestesi. Semakin mudah larut dalam lemak semakin besar efek anestesi dan analgesia
13
. Serabut- serabut sel saraf yang kecil lebih mudah terblok dibandingkan selsaraf yang
besar. Pada sel saraf A. serabut saraf delta dan alfa yang terlebih dahulu terkena pada sel saraf A. sel saraf C yang tidak bermyelin adalah sel saraf
yang mudah terblok di bandingkan sel saraf yang lain.
2.5.6 Regimen anestesi spinal
21,31
Bintartho A pada tahun 2010 penggunaan dosis buvipakain12 mg 0,5 hiperbarik di dapati hipotensi 42.
17
Pada penelitian ini dianggap efek analgesia yang adekuat bila telah tercapainya blok sensoris Th 6. Waktu
yang dibutuhkan untuk tercapainya blok sensoris Th 6 kurang dari 5 menit.
17
Universita Sumatera Utara
Subedi A melakukan penelitian buvipakain hiperbarik dosis 11 mg dan 9 mg.
Di dapati pada kelompok 11 mg hipontesi sekitar 64 dan adekuat analgesia.
11
Sedangkan pada kelompok 9 mg didapati hipotensi yang menurun hingga 30 dan mendapat efek analgesia yang adekuat. Pada
dosis 9 mg untuk mencapai Th 5 dibutuhkan waktu 6 menit dan pada dosis 11 mg dibutuhkan waktu 4 menit.
SC Yu menggunakan bupivakain 0,5 hiperbarik 10 mg pada pasien bedah sesar dan mendapati kejadian hipotensi 55 dan efek analgesia yang
adekuat
11
2
. Di dapati blok sensoris pasien hingga Th 3-4. Osama mendapati hipotensi berkisar 80 pada penggunaan 11,25 mg hiperbarik ditambah
dengan adjuvant fentanil dan morfin. Didapati blok sensoris pada menit ke 6 di Th 4.
10
Nagate dkk menggunakan bupivakain 0,5 hiperbarik 8 mg dan 10 mg didapati efek blok hingga Th 4 setelah 10 menit setelah injeksi. Kejadian
hipotensi pada 8 mg 31 dan pada 10 mg 71
17
. P Johanna pada tahun 1999 menggunakan 9 mg dosis bupivakain 0,5 hiperbarik pada bedah
sesar dan mendapati 90 pasien tidak sakit. Di dapati pada 30 menit blok sensoris setinggi Th 6
6
. Harsoor menggunakan 8 mg hiperbarik bupivakain
dengan adjuvant dapat meningkatkan analgesia post operasi.
12
Didapati blok sensoris hingga Th 6.
Universita Sumatera Utara
Gambar 2.5-2. Transmisi implus saraf
Kebiasaanya saraf outonom dan sensoris terlebih dahulu diblok sebelum saraf motorik ikut terblok. Oleh karenanya vasodilatasi dan tekanan
darah yang menurun terjadi bila saraf otonom diblok. Seorang dokter anestesi harus mengetahui hal ini sehingga tindakan antisipasi bisa dilakukan
seperti pemberian cairan sebelum dilakukan tindakan anestesia dan pemberian vasokontriksi bila di perlukan.
31
24,28
Anestesi spinal bekerja
Universita Sumatera Utara
memblok axon membran saraf dari medula spinalis di anterior dan posterior dari sel horn.
Lokal anestesi bekerja menghambat dari impuls yang dihasilkan saraf tubuh. Selama fase istirahat membran potensial saraf sekitar – 70 mV di
ekstrasel. Ketika ada suatu stimulus maka membran potensial akan meningkat hingga + 20 mV yang kemudian menghasilkan impuls saraf.
Rangsangan stimulus menyebabkan masuknya ion natrium ke chanel yang menyebabkan meningkatnya potensial saraf hingga + 20 mV. Lokal anestesi
memblok masuknya ion natrium ke chanel sehingga tidak terjadi action potensial.
29
31
Sel neuron dapat mengatur resting potensial membran dengan mengaktifkan transpor aktif dan difusi pasif. Neuron juga memiliki jenis
jaringan yang seperti ikatan membran, gerbang natrium, saluran kalium yang dapat menimbulkan depolarisasi bila ada rangsangan kimia, mekanik dan
elektrik.
21
Kebanyakananestesi lokal bekerja pada subunit alfa dari ikatan membran dari dalam sel menghambat masuknya natrium melalui gerbang
natrium.anestesi lokal ini juga dapat memblok saluran kalsium dan natrium serta N –methyl-D-aspartat NMDA.
24
Sensitifitas anestesi lokal dipengaruhi oleh diametr dan myelin saraf.
24
Anestesi lokal terdiri dari lipopilik,hidrofilik dan amida. Potensi dan kelarutan dalam lemak di pengaruhi oleh jumlah
rantai karbon molekul.
24
Universita Sumatera Utara
2.6. KONSEP TEORI