Pelaksanaan Penelitian Cara Kerja 1. Persiapan Pasien dan Obat

5. Obat disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi peneliti tidak mengetahui komposisi obat yang diberikan. Setelah melakukan randomisasi dan menyiapkan obat, relawan tersebut menyuntikkan pada hari pelaksanaan operasi. 6. Obat penelitian bupivakain 0.5 hiperbarik 10 mg dan 15 mg dimasukkan spuit 5 cc

3.7.2.2. Pelaksanaan Penelitian

1. Setelah pasien tiba di ruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembiusan, akses infus pastikan telah terpasang infus dengan abocath 18G, threeway dan aliran infus lancar. 2. Identitas pasien dicatat, antara lain: nama, usia, jenis kelamin, berat badan BB, dan tinggi badan TB. 3. Setelah pasien masuk ruang operasi, dibaringkan telentang, dipasang monitor EKG, tensimeter, saturasi oksigen, dan diberikan oksigen melalui kanul nasal 2-3 Lmenit. 4. Dilakukan pencatatan data awal berupa tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi napas. 5. Pasien diposisikan miring lateral dekubitus, kemudian kaki dan kepala difleksikan sehingga terlihat membungkuk. Universita Sumatera Utara 6. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan tempat penyuntikan. Pungsi lumbal dilakukan dengan menggunakan jarum Quincke ukuran 25G pada vertebra lumbal setinggi vertebra lumbal 3-4. Ujung jarum berada di ruang subaraknoid yang ditandai dengan keluarnya cairan serebrospinal dari lumen jarum spinal. Anestesik lokal kemudian disuntikkan dengan kecepatan 0.2 mLdetik. Aspirasi dilakukan tampak cairan serebrospinal mengalir untuk memastikan posisi ujung jarum spinal tetap berada di ruang subaraknoid dan anestetik lokal telah masuk kedalam ruang subaraknoid, kemudian jarum dicabut. Segera setelah selesai, pasien dikembalikan pada posisi telentang horizontal, kepala diganjal bantal dan panggul kanan diganjal cairan 500 mL. 7. Koloading cairan ringer laktat 10 mL kgBB dilakukan saat anestesia spinal. Sebelum dilakukan anestesia spinal, obat anestesi lokal disiapkan terlebih dahulu dalam spuit 5 mL. 8. Pada kelompok A, diberikan 10 mg bupivakain 0.5 hiperbarik dengan total volume 2 mL. Untuk kelompok B, diberikan 15 mg bupivakain 0.5 hiperbarik dengan total volume 3 mL. 9. Dilakukan pemantauan tekanan darah dan tinggi blok sensorik dengan pinprick. Serta dilakukan penilaian efek analgesia dengan skor nyeri dan VAS. Dicatat tanda vital menit ke 0, 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 30, 45, 60, 75, dan 90 setelah obat habis disuntikkan. Jika tekanan darah sistolik turun hingga 90 mmHg, dan MAP 60 mmHg, diberikan efedrin 5 mg. Universita Sumatera Utara Pemberian efedrin dapat diulang setiap 60 detik hingga tekanan darah sistolik 90 mmHg. Apabila pasien merasakan ketidaknyamanan selama operasi akan diberikan analgetik tambahan yaitu fentanil. 10. Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pulih. Untuk tambahan analgetik pascaoperasi diberikan ketorolak 11. Penelitian dihentikan apabila subjek penelitian menolak untuk berpartisipasi, gagal spinal dan terjadi kegawatdaruratan jalan nafas, jantung, paru, otak yang mengancam jiwa. 12. Hasil data pengamatan pada kedua kelompok dibandingkan secara statistik

3.8. IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel Bebas

Skala Bupivakain 0.5 hiperbarik 10 mg nominal dikotom Bupivakain 0.5 hiperbarik 15 mg Variabel Tergantung Skala Efek Hipotensi nominal dikotom Efek analgesia nominal dikotom Universita Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Mula Kerja dan Lama Kerja Analgesia Bupivakain 0,5% Hiperbarik 7,5 mg Ditambah Fentanil 25 mcg dengan Bupivakain 0,5% Hiperbarik 7,5 mg Ditambah Meperidin 25 mg Pada Bedah Sesar dengan Anestesi Regional Subarakhnoid

5 109 145

Perbandingan Penambahan Midazolam 1 Mg Dan Midazolam 2 Mg Pada Bupivakain 15 Mg Hiperbarik Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik Anestesi Spinal

1 38 69

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 17

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 3

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 0 10

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 1 28

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

1 1 3

Perbandingan Efek Analgesi Infiltrasi Morfin 10 Mg Dan Bupivakain 0.5% 2mg Kgbb Pada Pasca Bedah Sesar Dengan Teknik Anestesi Spinal

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 REGIONAL ANESTESIA - Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 0 48

PERBANDINGAN LAMA ANALGESIA BUPIVAKAIN HIPERBARIK + MORFIN INTRATEKAL DENGAN BUPIVAKAIN HIPERBARIK + NaCl INTRATEKAL PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI DENGAN ANESTESI SPINAL - Repository UNRAM

0 0 12