2.4.5 TINGGI BLOK DAN FAKTOR LAIN
Banyak hal yang dapat mempengaruhi pemnyebaran obat lokal anestesia di
CSF, diantaranya adalah :
• Barisitas lokal anestesia • Posisi pasien
21,24,25,33
• Konsetrasi dan jumlah volum yang disuntikkan
21,24,25,33
• Posisi penyuntikan
21,24,25,33
• Kecepatan penyuntikan
21,24,25,33
• Dalam melakukan tindakan spinal banyak faktor yang mempengaruhi seperti : baricitas, temperatur, posisi, tepat injeksi,
umur, berat badan, tinggi, kehamilan.
21,24,25,33
Sebelum pasien dilakukan anestesi spinal haruslah dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai cara, posisi, tempat tusukan, dan
efek yang di timbulkan dari pemberian obat tersebut.
21,24,25,33
Pemberian cairan juga dilakukan sebelum melakukan anestesi spinal karena anestesi spinal sendiri menyebabkan vasodilatasi. Cairan kristaloid
dapat diberikan 10-20 mlkg sebelum dilakukan anestesi spinal.
21
2.4.6 KOMPLIKASI DARI ANESTESI SPINAL
Hipotensi merupakan efek samping dari anestesi spinal. Blok simpatis yang terjadi akan menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah meyebabkan
Universita Sumatera Utara
tahan vascular perifer menurun yang mengakitbatkan turunnya tekanan darah dan terjadinya hipotensi. Pada ibu hamil tekanan darah dapat
menyebabkan mual, muntah yang membuat pasien merasa tidak nyaman dan meningkatkan terjadinya resiko aspirasi. Hipotensi juga dapat
mempengaruhi uteroplasenta sehingga oksigenasi ke bayi terganggu
21,24
.
Obat anestesi lokal dapat membahayakan toksisitas sel saraf mau pun pembuluh darah. Gejala yang timbul pertama kali adalah toksisitas saraf.
Gejala eksitatory seperti agitasi,lemah,gelisah dapat di jumpai. Bahkan pada kasus yang berat dapat terjadi depresi sistem saraf pusat, lidah kelu, keajang
tonik klonik,
24
Gejala selanjutnya dapat berupa toksisitas pada pembuluh darah. Aritmia, VT, VF bradikardi dapat terjadi.
Sakit kepala merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi. Ditandai dengan rasa pusing bila berdiri atau menggerakkan kepala dan
berkurang bila berbaring. Terkadang di ikuti oleh rasa kaku pada leher. Terkadang diikuti juga oleh muntah dan perasaan berputar. Hal ini
disebabkan oleh terus keluarnya CSF dari lubang yang tempat dilakukan spinal, mengakibatkan adanya tarikan pada meningen dan menimbulkan rasa
sakit. Hal ini dapat diobati denga cara tidur terlentang, hidarasi yang cukup, banyak minum, konsumsi paracetamol, aspirin atau kodein. Bila sakit masih
belum hilang epidural blood patch dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan 15-20 ml darah pasien ke ruang epidural.
24
23,25,29
Universita Sumatera Utara
Retensi urin dapat terjadi pasca anestesi spinal. Hal ini dikarenakan sistem saraf sutonomik adalah yang paling lama terblok yang dapat
mengakibatkan retensi urin. Oleh karenanya pemasangan kateter dilakukan agar blader pasien tidak sakit akibat urin yang tidak bias keluar.
Gangguan neurologis dapat terjadi walau pun jarang terjadi. Seperti meningitis, arachnoiditis, transverse myelitis, atau cauda equina sindrom.
Kerusakan pembuluh darah vena di ruang epidural dapat terjadi yang menyebabkan hematom dan dapat menekan spinal cord. Kelainan neurologis
dapat terjadi tergantung dimana tempat terjadinya hematom. Bahkan dalam kasus lain anterior spinal artery sindrom dapat terjadi. Ini terjadi pada pasien
usia tua yang lama mengalami hipotensi yang mengakibatkan paralisis daerah extremitas bawah.
23,25,29
PDPH merupakan komplikasi yang tak jarang kita temuai pada pasien yang dillakukan anestesi spinal.
23,25,29
24
Hal ini terjadi karena robeknya dura alibat masuknya jarum spinal ke ruang sub arachnoid sehingga CSF bocor.
24
Hal ini ditandai dengan nyeri kepala yang berkurang karena perubahan posisi
dari duduk atau berdiri kemudian berbaring.
24
Sakit kepala yang dirasakan biasanya didaerah frontal atau retrorbita, atau occipital yang menjalar ke
leher. Sakit dapat terjadi 12-72 jam bah kan hingga 7 hari. PDPH ini berhubungan dengan ukuran dan tipe jarum.
Meningitis dan arachnoiditid disebabkan oleh kontaminasi dari alat atau larutan yang disuntikkan. Disinfeksi dan prinsip sterilitas mutlak
21,22,24
Universita Sumatera Utara
dilakukan untuk mencegah infeksi ini. Penggunaan alcohol dan povidine iodine serta menggunakan prinsip dan bahan yang steril mutlak dilakukan.
Klinis nya dapat berupa gejala neurologis. TNS transient neurologic sindrom merupakan sakit pada daerah
belakang tanpa ada gangguan sensoris dan motoris dan alan menghilang beberapa hari kemudian. TNS biasa terjadi pada pemberian lidokain.
21,24
24
2.5 ANESTESIA 2.5.1 Pembagian Anestesia Lokal