9
memiliki makna, konsep-konsep yang bermakna, atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang memiliki makna. Bahan tersebut hendaknya
dihubungkan dengan struktur kognitif siswa secara substansial dan beraturan. Substansial artinya bahan ajar harus bersubstansi sama dengan
yang sudah ada pada struktur kognitif. Beraturan artinya mengikuti aturan yang sesuai dengan sifat bahan ajar atau karakter pengetahuannya.
B. Hasil Belajar
Proses belajar di sekolah yang dialami siswa menghendaki suatu hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah pencapaian atau penguasaan
tujuan instruksional. Tujuan instruksional merupakan perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa Sudjana, 1989: 2. Tujuan instruksional
educational objectives sangat bervariasi sehingga oleh para ahli pendidikan diklasifikasikan dalam 3 ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Ranah kognitif menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Winkel, 1987:
274-276 meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi.
a. Pengetahuan knowledge, mencakup ingatan akan hal-hal yang
pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal ini meliputi fakta, kaidah, prinsip, serta metode yang pernah diketahui. Pengetahuan
tersebut disimpan dalam ingatan dan digali kembali saat dibutuhkan dalam bentuk ingatan mengingat recall dan mengenal kembali
recognition.
10
b. Pemahaman comprehension, mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok suatu bacaan,
mengubah data yang disajikan dari bentuk tertentu ke bentuk lain seperti rumus ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang
kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, misalnya seperti dalam grafik.
c. Penerapan application, mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode kerja pada suatu kasus atau masalah yang konkret
dan baru.
Kemampuan ini
dinyatakan dalam
mengaplikasikan rumus pada persoalan yang baru dihadapi atau metode kerja untuk memecahkan suatu masalah baru.
d. Analisis analysis, mencakup kemampuan menguraikan suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagiannya, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat terpahami dengan baik. Kemampuan ini
dinyatakan dalam penguraian bagian pokok atau komponen dasar suatu struktur kesatuan materi bersama dengan hubungan antara
semua bagian atau komponen itu. e.
Sintesis synthesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola yang baru dari berbagai bagian atau komponen
yang dihubungkan satu sama lain. Kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana seperti penyusunan suatu pelajaran dan
proposal penelitian dan lain-lain.
11
f. Evaluasi evaluation, mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu pendapat
mengenai sesuatu
bersama dengan
pertanggungjawaban dari pendapat tersebut yang berdasarkan kriteria tertentu. Contoh dari kemampuan ini adalah dalam
memberikan penilaian terhadap suatu hal. 2.
Ranah afektif menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Winkel, 1987: 276-277 meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan
pembentukan pola hidup. a.
Penerimaan receiving, mencakup kepekaan akan adanya suatu stimulan rangsangan ini berupa materi dari buku pelajaran atau
penjelasan dari guru. Kesediaan ini dinyatakan dalan sikap memperhatikan sesuatu, misalnya dengan memandang gambar di
papan tulis atau mendengarkan jawaban teman atas pernyataan dari guru. Perhatian ini masih bersifat pasif.
b. Partisipasi responding, mencakup kesediaan untuk memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, berupa suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. Contohnya adalah
dengan membaca dengan nyaring bacaan yang diminta atau menunjukkan minat pada teks yang ditawarkan.
c. Penilaianpenentuan sikap valuing, mencakup kemampuan unutk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Pada tingkat ini mulai dibentuk suatu sikap:
menerima, menolak atau mengabaikan. Sikap ini dinyatakan dalam
12
tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya sekali, tetapi diulang saat
kesempatan timbul, misalnya dengan kerapkali mempersiapkan pertanyaan secara tertulis atau berpartisipasi aktif mengajukan
pertanyaan selama kegiatan belajar. d.
Organisasi organization, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalan hidup.
Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan dalan suatu skala nilai, untuk membedakan nilai yang pokok dan nilai yang tidak
begitu penting. Kemampuan ini dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai secara sistematis. Kemampuan ini mengandung
unsur kognitif sebagai dasar untuk bertindak. e.
Pembentukan pola hidup characterization by a value or value complex
, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi
internalisasi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupan sendiri. Seseorang dalam tingkat ini memiliki suatu
peringkat nilai yang jelas hubungannya satu sama lain, yang menjadi pedoman dalam bertindak dan konsisten terhadap sistem nilai
tersebut selama kurun waktu yang lama. 3.
Ranah psikomotorik menurut Simpson dalam Winkel, 1987: 278-279 meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
13
a. Persepsi perception, mencakup kemampuan untuk mengadakan
dikriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisik yang khas dari perangsang itu. Kemampuan
ini dinyatakan dalam dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya suatu rangsangan dan perbedaan antara
seluruh rangsangan yang ada. b.
Kesiapan set, mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan untuk memulai suatu gerakan atau rangkaian
gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
c. Gerakan terbimbing guided response, mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan
imitasi. Kemampuan
ini dinyatakan
dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan
atau diperdengarkan. d.
Gerakan yang terbiasa mechanical response, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak dengan lancar
tanpa memperhatikan contoh lagi, sebagai hasil dari pelatihan yang cukup. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota
atau bagian tubuh sesuai dengan prosedur yang tepat dan terkoordinasi.
e. Gerakan kompleks complex response, mencakup kemampuan
untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa
14
komponen dengan lancar, tepat dan efisien. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan
menggabungkan beberapa
sub-keterampilan menjadi
suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
f. Penyesuaian pola gerakan adjustment, mencakup kemampuan
untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf
keterampilan yang telah mencapai kemahiran. g.
Kreativitas creativity, mencakup kemampuan yang melahirkan aneka pola gerakan yang baru, seluruhnya atas prakarsa dan inisiatif
sendiri. Keberhasilan siswa dalam belajar berupa pencapaian hasil belajar
dipengaruhi beberapa faktor yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal Dalyono 2007: 55-60.
1. Faktor Internal atau yang berasal dari dalam diri, meliputi: kesehatan,
intelengensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar. a.
Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani memiliki pengaruh yang besar
terhadap kemampuan belajar. Keadaan jasmani yang tidak sehat sakit dapat mengakibatkan berkurangnya gairah belajar. kesehatan
rohani yang kurang baik, seperti gangguan pikiran dan emosional juga dapat mengganggu semangat belajar. Pemeliharaan kesehatan
baik fisik maupun mental sangat penting agar badan tetap kuat serta
15
pikiran selalu segar, sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik.
b. Intelegensi dan Bakat
Siswa yang memiliki intelegensi tinggi atau memiliki IQ tinggi umumnya mampu belajar dengan mudah dengan hasil belajar yang
baik pula. Sebaliknya, siswa dengan intelegensi rendah cenderung mengalami kesulitan dalam belajar dengan hasil belajar yang
cenderung lebih rendah. Bakat di bidang tertentu juga menentukan keberhasilan belajar, misalnya siswa dengan bakat musik akan lebih
mudah mempelajari penguasaan alat musik dibandingkan siswa lain yang tidak memiliki bakat tersebut.
c. Minat dan Motivasi
Minat belajar dapat timbul dari keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan. Minat yang besar
merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diminati itu. Selain itu, motivasi juga menjadi daya penggerak untuk
melakukan suatu pekerjaan. Motivasi bisa berasal dari dalam diri intrinsik berupa dorongan yang datang dari hati sanubari. Motivasi
juga bisa berasal dari dari luar diri ekstrinsik yaitu dorongan yang berasal dari lingkungan, misalnya dari orang tua, guru atau teman.
Minat dan motivasi belajar dapat mendorong siswa untuk belajar dengan giat dan bersemangat sehingga menghasilkan prestasi belajar
yang baik pula.
16
d. Cara Belajar
Cara belajar ini dipengaruhi teknik-teknik belajar seperti cara membaca, mencatat, membuat ringkasan dan sebagainya. Selain itu,
cara belajar juga tergantung waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media dan penyesuaian bahan pelajaran.
2. Faktor Eksternal atau yang berasal dari luar diri, meliputi: keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. a.
Keluarga Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang
menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar anak, antara lain
berdasarkan: tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, perhatian dan bimbingan dari orang tua, keharmonisan hubungan antara orang tua
dan anak, serta suasana dalam rumah. b.
Sekolah Keadaan sekolah sebagai tempat belajar ikut memberi pengaruh pada
tingkat keberhasilan belajar. Keadaan yang berpengaruh antara lain: kualitas guru, metode pengajaran, kesesuaian kurikulum dengan
kemampuan anak, fasilitas dan perlengkapan sekolah, keadaan ruangan kelas, jumlah siswa dalam kelas, pelaksanaan tata tertib
sekolah, dan sebagainya.
17
c. Masyarakat
Apabila seseorang bertempat tinggal di dalam masyarakat yang berpendidikan, terutama anak-anaknya berpendidikan tinggi dan
bermoral baik, hal ini akan mendorong orang itu untuk belajar giat dalam meraih pendidikan tinggi. Begitupula sebaliknya, lingkungan
masyarakat dengan anak-anak yang tidak bersekolah dan pengangguran dapat mengurangi semangat belajar orang yang
tinggal di dalamnya. d.
Lingkungan Sekitar Keadaan lingkungan sekitar ikut berpengaruh pada prestasi belajar,
berupa: keadaan lingkunganbangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Keadaan lingkungan
sekitar yang dapat mengganggu belajar, misalnya: bangunan rumah pendudukan yang terlalu rapat, lalu lintas yang bising, hiruk-pikuk
orang sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, dan lain-lain.
C. Pemahaman Konseptual Conceptual Understanding