19
2. Menggali setiap topik secara mendalam, misalnya dengan
mempertimbangkan banyak contoh, meneliti hubungan sebab-akibat, dan menemukan bagaimana detil-detil yang spesifik berkaitan dengan
prinsip-prinsip yang lebih umum. 3.
Menjelaskan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan hal-hal yang telah dipelajari siswa sebelumnya di sekolah.
4. Menunjukkan kepada siswa bahwa pemahaman konseptual terhadap
materi yang diajarkan di kelas jauh lebih penting daripada pengetahuan mengenai fakta yang terisolasi dari konteksnya. Caranya melalui melalui
kata yang kita ucapkan, tugas yang guru berikan dan kriteria yang kita gunakan untuk mengevaluasi pencapaian siswa.
5. Meminta siswa mengajarkan apa yang telah mereka pelajari kepada
orang lain. Tugas ini mendorong mereka untuk fokus pada materi dan menghubungkan gagasan-gagasan utama agar dapat dipahami.
D. Model Quantum Teaching and Learning
Asas utama dalam Quantum Teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka
ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” DePorter, 2010:
35-36. Asas ini menganjurkan guru mengambil langkah pertama saat mengajar dengan memasuki dunia siswa untuk mendapatkan “hak
mengajar”. Guru terlebih dahulu harus membangun jembatan yang autentik nyata untuk memasuki kehidupan siswa. Hak mengajar diperlukan guru,
karena pada dasarnya belajar merupakan kegiatan full-contact, yaitu melibatkan semua aspek kepribadian manusia terutama siswa, mulai dari
20
pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap keyakinan awal dan persepsi masa mendatang. Dengan memperoleh hak mengajar, guru
mendapat izin untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya
dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan peristiwa, pikiran atau perasaan siswa yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik,
seni, rekreasi dan akademis. Setelah jembatan tersebut terbentuk dan dijelajahi, guru dan siswa mendapat pemahaman baru yang memperluas
cakupan dunia keduanya atau “dunia kita”. Akhirnya, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dunia mereka dan menerapkannya pada situasi
baru di dalamnya. Quantum Teaching
menganut lima prinsip DePorter, 2010: 36, yang dianggap sebagai struktur chord dasar dari simfoni belajar, antara lain
segalanya berbicara, segala bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
1. Segalanya Berbicara
Segala hal di dalam lingkungan belajar mengirim pesan tentang belajar. Pesan belajar ini dapat terkandung dalam segala yang ada dalam
lingkungan belajar, mulai dari benda, tulisan, bahkan bahasa tubuh guru. 2.
Segalanya Bertujuan Setiap hal yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
memiliki tujuan. Semuanya dapat digunakan untuk suatu tujuan yaitu mendukung proses belajar yang sedang terjadi.
21
3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama
Proses belajar yang paling baik terjadi apabila siswa mengalami sendiri informasi yang dipelajari. Melalui pengalaman tersebut, siswa
dapat memberi nama untuk hal yang dipelajari. 4.
Akui Setiap Usaha Belajar mengandung risiko, artinya siswa berusaha untuk
melangkah dari kenyamanan. Untuk itu, siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Guru sebaiknya
memberikan pengakuan terhadap setiap usaha siswa, bukan hanya untuk usaha yang tepat saja. Hal ini mendorong siswa mencapai hasil terbaik
mereka, karena menjadi lebih percaya diri dalam belajar. 5.
Jika Layak Dipelajari, maka Layak Pula Dirayakan Perayaan atas keberhasilan yang diraih siswa dapat meningkatkan
emosi positif siswa terhadap belajar. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan sebagai pencipta daya dorongan untuk mengulang
keberhasilan tersebut. Contoh perayaan keberhasilan yang bisa dilakukan di kelas, yaitu: tepuk tangan, jentikan jari, poster, pemberian kejutan,
pernyataan afirmasi, dan lain sebagainya. Quantum teaching
memodelkan filosofi pengajarannya berdasarkan Kerangka Rancangan Belajar berupa TANDUR, berupa enam strategi antara
lain: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. DePorter, 2010: 39-40, 128-136.
22
1. Tumbuhkan
Guru menumbuhkan minat siswa dengan cara memuaskan pertanyaan siswa akan “Apakah Manfaatnya BAgiKu AMBAK. AMBAK dapat
menghadirkan pembelajaran kontekstual yang lebih nyata bagi siswa karena, memunculkan manfaat dari proses belajar bagi kehidupan siswa.
2. Alami
Guru menciptakan pengalaman yang dapat dimengerti oleh siswa, karena memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.
3. Namai
Guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus sebagai masukan bagi siswa. Siswa dapat memberikan identitas, mengurutkan dan
mendefinisikan hal-hal yang mereka pelajari. 4.
Demonstrasikan Guru menyediakan kesempataan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa
mereka tahu. Siswa dapat menggunakan peluang ini untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam berbagai
bentuk peragaan. 5.
Ulangi Guru mengulang materi untuk menegaskan,
“siswa tahu bahwa mereka memang tahu”. Guru bisa memberi siswa kesempatan untuk mengajarkan
pengetahuan baru mereka kepada orang lain.
23
6. Rayakan
Guru mengakui penyelesaian, partisipasi, dan ketrampilan siswa untuk menghormati usaha, ketekunan dan kesuksesan mereka.
DePorter juga memperkenalkan cara mengatur lingkungan yang dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa dengan mengatur
lingkungan belajar sebagai berikut DePorter, 2010: 103-116. 1.
Lingkungan Sekeliling Pandangan sekeliling siswa dapat membantu daya ingat mereka.
Mata manusia memiliki rentang persepsi yang lebar, sehingga gambar lebih berarti daripada seribu kata. Siswa cenderung lebih mudah
menangkap suatu konsep dengan bantuan gambar. Pandangan sekeliling merupakan alat belajar tak sadar yang sangat ampuh, karena belajar
terjadi secara sadar dan tak sadar. Lingkungan sekeliling dapat dimodifikasi dengan penambahan unsur-unsur sebagai berikut:
- Poster Afirmasi
Guru bisa membuat atau meminta siswa membuat poster motivasi afirmasi yang berisi pesan atau prestasi, misalnya “I can
do ” atau “I’m Smarter”. Siswa juga bisa menggambar sebagai
simbol atau lambang dari pesan dan prestasi tersebut. Poster-poster tersebut mengutarakan afirmasi untuk menguatkan keyakinan
tentang belajar.
24
- Penggunaan Warna
Penggunaan warna dapat memperkuat pengajaran guru dan belajar siswa. Warna-warna mencolok seperti hijau, biru, ungu dan
merah digunakan untuk menulis kata-kata penting dan warna yang cerah seperti jingga dan kuning untuk menggarisbawahi.
2. Alat Bantu
Alat bantu dapat mewakili suatu ide atau gagasan. Alat bantu tidak hanya membantu pelajaran visual, tetapi juga membantu modalitas
kinestetik. Modalitas kinestetik merupakan cara belajar siswa untuk menyerap informasi berupa mengakses maupun mengungkapkan
pengalaman melalui berbagai gerakan fisik. Siswa dapat memegang alat- alat bantu dan mendapat rasa dari pengalaman yang lebih nyata dan ide
yang tersampaikan melalui alat bantu ini. Contoh alat bantu adalah: panah secara visual untuk menunjuk pada poin yang dimaksudkan guru.
3. Pengaturan Bangku
Cara pengaturan bangku memainkan peran penting dalam pengorkestraan belajar. Guru bisa meminta siswa untuk mengatur ulang
bangku mereka untuk memudahkan jenis interaksi belajar yang diperlukan. Pengaturan yang membuat siswa menghadap ke satu arah dan
tetap fokus, baik untuk presentasi siswa atau pemutaran video. Pengaturan bangku agar siswa saling berhadapan akan lebih baik untuk
kegiatan diskusi dan kerja kelompok.
25
4. Penempatan Unsur Organik, misalnya: tumbuhan.
Tumbuhan akan menyediakan oksigen dalam lingkungan kelas, sebagai suplai bagi otak untuk berkembang. Beberapa tumbuhan juga
memperbaiki nilai estetika ruangan, terutama bagi ruangan yang sedikit atau tanpa cahaya alami.
5. Musik
Musik dapat berguna untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu
pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan dan memperkuat belajar secara sadar maupun
tak sadar. Musik juga memungkinkan guru membangun hubungan dengan siswa, karena melalui musik dapat berbicara dengan bahasa
mereka. Siswa juga dapat belajar lebih mudah dan cepat jika terjadi dalam kondisi santai dan reseptif.
E. Materi Ekosistem