Pelaksanaan Proses Pembelajaran dan Tes Kognitif

56 menjawab pertanyaan terlebih dahulu. Suasana pembelajaran santai dan tidak tegang karena guru terlihat dekat dengan hampir seluruh siswa. Kegiatan observasi ini juga digunakan peneliti untuk mengenal lebih dalam siswa dan kehidupan siswa. Sesuai dengan asas utama Quantum Teaching yaitu: “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”, peneliti mengamati hal-hal yang seringkali dijadikan bahan pembicaraan siswa dan guru dan hubungan sosial yang terjadi di dalam kelas. Topik pembicaraan siswa dan guru selain materi pembelajaraan adalah hobi siswa, misalnya mengenai sepak bola. Peneliti juga bisa mengamati hubungan pertemanan antarsiswa, karena setiap siswa menunjukkan hubungan pertemanan berbeda-beda dengan siswa-siswa lain. Hal ini menjadi modal peneliti untuk membangun kedekatan dengan siswa, serta mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan siswa. Berdasarkan hasil obervasi tersebut, peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai dengan Model Quantum Teaching and Learning yang akan diterapkan dalam pelaksanaan penelitian dalam siklus 1 dan siklus 2.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

a. Pelaksanaan Proses Pembelajaran dan Tes Kognitif

Pelaksanaan tindakan Siklus I dilakukan pada Senin, 21 Mei 2012 dan Selasa, 22 Mei 2012. Pertemuan pertama berlangsung pada 57 jam terakhir mata pelajaran Biologi pukul 13.05-13.30 WIB. Pada pertemuan ini, peneliti memperkenalkan diri dan menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan siswa yaitu pretest. Siswa mengerjakan pretest selama 15 menit. Peneliti selanjutnya menjaring tanggapan siswa terhadap pretest. Siswa manyatakan kesulitan dalam mengerjakan pretest karena beberapa sebab, antara lain: belum mempersiapkan diri sebelumnya siswa tidak mengetahui adanya pretest, belum mempelajari materi yang ditanyakan dalam pretest Ekosistem dan waktu pengerjaan yang sempit. Sebelum menutup pelajaran, peneliti mengapresiasi usaha yang telah dilakukan siswa dalam mengerjakan pretest dan mengajak siswa untuk mempelajari materi Ekosistem di rumah. Siswa yang hadir mengikuti pretest sebanyak 18 siswa, karena satu orang siswa yang termasuk subyek penelitian tidak mengikuti pretest . Data pretest digunakan sebagai data untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi. Hasil pretest dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Hasil Analisis Pretest Siswa No. Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1. Nilai tertinggi 65 2. Nilai terendah 10 3. Jumlah siswa dengan nilai mencapai KKM 0 siswa 4. Jumlah siswa dengan nilai belum mencapai KKM 18 siswa 5. Rata-rata Nilai 39,17 6. Ketuntasan Klasikal 58 Data nilai pretest menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas sebesar 39,17 dan belum ada siswa yang dapat mencapai nilai KKM secara klasikal maupun individual. Hal ini berarti bahwa pemahaman siswa mengenai materi Ekosistem masih sangat rendah. Data hasil Pretest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1 Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit atau selama 2 jam pelajaran jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar dengan menerapkan prinsip dan strategi Quantum Teaching and Learning. Peneliti dibantu oleh mitra peneliti yang terdiri dari guru mata pelajaran Biologi dan rekan mahasiswa berperan mengobservasi aktivitas psikomotorik siswa. Mitra peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Peneliti juga telah menata ruangan kelas agar mendukung kenyamanan belajar siswa dengan meletakkan tanaman hias dan akuarium berisi ikan hias serta memperdengarkan musik instrumental yang inspiratif. Pada pertemuan ini, guru memulai aktivitas pembelajaran dengan pendahuluan. Guru mengemukakan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengenai benda-benda dalam kehidupan sehari-hari sebagai komponen dari suatu bentuk kehidupan yang kompleks. Guru juga memberikan contoh mengenai hubungan antar komponen ekosistem dengan bertanya mengenai hubungan yang 59 terjadi antar siswa di kelas. Siswa memberikan tanggapan yang cukup beragam mengenai topik ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa, karena interaksi- interaksi dalam ekosistem dapat dianalogikan dengan hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit. Kegiatan inti diawali dengan kegiatan informasi interaktif singkat, yaitu guru memberikan pemahaman awal mengenai berbagai komponen yang menyusun ekosistem serta hubungan antar komponen berdasarkan apersepsi sebelumnya. Selanjutnya, guru menyampaikan gambaran proses pembelajaran secara Quantum yang akan dilaksanakan siswa. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dengan anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa. Guru memotivasi siswa untuk lebih bersemangat belajar dengan meminta tiap kelompok membuat nama maupun slogan kelompok yang mencerminkan suatu nilai positif dari kelompok itu. Hasil kreativitas siswa tersebut selanjutnya dipasang di depan kelas. Rangkaian kegiatan awal tersebut berlangsung selama 10 menit. Nama dan slogan kelompok dapat dilihat di lampiran C.2 Pada kegiatan inti, siswa diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, baik itu kegiatan diskusi, kajian literatur, 60 membuat peta konsep, presentasi, peragaan serta menanggapi presentasiperagaan. Setelah siswa sudah berkelompok, guru membagikan LKS 1 dan kartu istilahgambar bagi tiap kelompok. Guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusi dan melakukan studi literatur untuk menyusun peta konsep dari beberapa kartu istilah yang diberikan. Selanjutnya setiap kelompok belajar harus mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat di depan kelas, pada sub-topik tertentu kelompok tersebut juga harus melakukan peragaan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Kelompok belajar siswa berjumlah 4, yang mendapatkan kesempatan 2 kali untuk memberikan presentasiperagaan karena terdapat 8 sub-topik. Subtopik yang pertama adalah mengenal komponen ekosistem yang ada di kelas. Kelompok siswa diminta untuk mempresentasikan hasil mendata benda-benda di sekitar mereka untuk dikategorikan sebagai komponen biotik atau komponen abiotik. Siswa juga diminta memberikan contoh interaksi komponen biotik-abiotik yang terjadi di dalam kelas. Siswa bisa menjawab yaitu manusia guru dan siswa menghirup udara untuk bernapas. Subtopik yang kedua adalah perbedaan individu dan populasi. Kelompok siswa mempresentasikan perbedaan tersebut dengan memberikan peragaan bahwa individu hanya terdiri dari organisme tunggal satu siswa maju berdiri, sedangkan populasi adalah 61 kumpulan dari beberapa individu yang sejenis tiga siswa maju berdiri bersamaan. Subtopik yang ketiga adalah hubungan populasi dan komunitas. Kelompok siswa mempresentasikan peta konsep yang menggambarkan bahwa komunitas terbentuk dari beberapa populasi yang saling berinteraksi. Selanjutnya, siswa mempresentasikan peta konsep yang menggambarkan komunitas sawah yang terbentuk dari populasi tanaman padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain. Subtopik yang keempat mengenai nisia. Kelompok belajar mempresentasikan peta konsep dan memperagakan peranan suatu populasi organisme dalam ekosistem sebagai produsen, konsumen, dekomposer maupun detritivor. Misalnya, siswa yang berperan sebagai jamur bisa menyatakan bahwa dirinya berperan sebagai dekomposer beserta alasannya bahwa dekomposer menguraikan bahan organik dari organisme lain. Subtopik kelima mengenai manfaat komponen abiotik. Kelompok siswa mempresentasikan data komponen abiotik berserta manfaatnya. Misalnya, tanah bermanfaat sebagai penyedia nutrisi bagi tumbuhan, sebagai tempat hidup, dan sebagainya. Subtopik keenam mengenai peranan komponen biotik. Kelompok siswa mempresentasikan peta konsep yang menghubungkan berbagai organisme beserta peranannya sebagai 62 produsen, konsumen, dekomposer dan detritivor, sesuai dengan ciri khas masing-masing peranan biotik tersebut. Subtopik ketujuh mengenai interaksi antarorganisme. Kelompok siswa mempresentasikan peta konsep mengenai simbiosis parasitisme, komensalisme dan mutualisme dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Salah satu contohnya untuk menggambarkan simbiosis parasitisme, organisme yang dirugikan mendapat simbol muka yang bersedih sedangkan organisme yang diuntungkan mendapat simbol muka yang tersenyum. Siswa juga diminta untuk memberikan contoh selain yang ada di dalam buku pelajaran. Subtopik kedelapan mengenai interaksi antarpopulasi. Kelompok siswa mempresentasikan peta konsep mengenai bentuk- bentuk interaksi antarpopulasi yaitu alelopati dan kompetisi beserta contohnya. Tiap kelompok juga bertugas untuk menjawab pertanyaan dalam LKS yang berhubungan dengan sub-topik yang dibahas dalam presentasi sesuai dengan nomor urut presentasi, sehingga kegiatan presentasiperagaan juga terintegrasi dengan pengisian LKS. Selama presentasi, siswa dari kelompok lain diperbolehkan untuk bertanya, menyanggah atau memberikan saran terhadap presentasi kelompok. Kelompok lain juga menilai performansi presentasi dengan memberikan bintang. Nilai maksimal yang diberikan adalah 5 bintang. Tiap presentasi berlangsung selama 8-10 menit. 63 Selama 5 menit berikutnya, guru bersama siswa menarik kesimpulan terhadap keseluruhan kegiatan pembelajaran. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa dan mengkonfirmasi pemahaman yang dikemukakan oleh siswa. Guru juga memberikan penghargaan terhadap antusiasme kelas, serta kepada kelompok yang mendapatkan bintang terbanyak. Untuk melihat hasil belajar kognitif, guru melakukan posttest. Siswa mengerjakan posttest selama sekitar 20 menit. Siswa yang mengikuti posttest sebanyak 18, karena satu orang siswa yang termasuk subyek penelitian tidak masuk sekolah. Data nilai posttest Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2. Hasil Analisis Posttest 1 Siklus I No. Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1. Nilai tertinggi 90 2. Nilai terendah 46 3. Jumlah siswa dengan nilai mencapai KKM 9 siswa 4. Jumlah siswa dengan nilai belum mencapai KKM 9 siswa 5. Rata-rata Nilai 71,67 6. Ketuntasan Klasikal 50 Berdasarkan nilai Posttest di atas, rata-rata mean adalah sebesar 71,67 dan nilai yang tuntas KKM secara klasikal sebanyak 50. Hasil nilai Posttest Siklus I menunjukkan bahwa target penelitian belum tercapai berupa nilai hasil belajar kognitif tes sekurang-kurangnya 65 siswa memiliki nilai Posttest ≥ 73. 64 Berdasarkan kondisi tersebut, Siklus II akan dilakukan untuk mencapai target penelitian. Siklus I diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru dan menjaring tanggapan siswa terhadap suasana dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain kegiatan pembelajaran, selama penelitian ini juga meliputi kegiatan pengamatan terhadap aspek psikomotorik siswa dan pengisian kuisioner reflektif oleh siswa.

b. Pengamatan Aktivitas Psikomotorik Siswa

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan model pembelejaran Problem Based Learning (PBL)

1 5 79

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Pengunaan Model Cooperative Learning tipe student team achivement division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV B SDN 08 Metro TImur tahun pelajaran 2011/2012

0 6 44

“Pembelajaran apresiasi prosa fiksi melalui pendekatan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas VB SDN 08 Metro Timur TP 2012/2013”.

11 75 55

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16