Belajar dan Tipe-Tipe Belajar

7

BAB II DASAR TEORI

A. Belajar dan Tipe-Tipe Belajar

Winkel 1987: 56 menyatakan kemampuan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang sebelumnya belum dimiliki, namun kemudian diperoleh. Proses perubahan pola tingkah laku dari keadaan belum mampu menuju sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu yang menandakan terjadinya belajar. Winkel 1987: 59 merumuskan definisi belajar sebagai berikut: “Belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas.” Driver dan Bell dalam Suyono dan Hariyanto, 2011: 13 menyatakan belajar adalah suatu proses aktif dalam mengorganisasikan makna melalui interaksi terhadap lingkungan dengan membentuk hubungan atau kaitan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari. Ausubel dan Robinson dalam Suyono dan Hariyanto, 2011: 135-137 menjabarkan tipe-tipe belajar, antara lain: Belajar Menerima, Belajar Menghapal, Belajar Menemukan dan Belajar Bermakna. 1. Belajar Menerima Reception Learning Bentuk belajar ini merupakan yang paling tua. Belajar berpusat kepada guru. Materi pelajaran disusun, disiapkan dan disampaikan oleh guru. 8 Siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru, dengan menghafal dan mencoba memahaminya. 2. Belajar Menghafal Rote Learning Belajar jenis ini berfokus kepada aktivitas menghafal, mengulang-ulang apa yang dibaca dan didengar siswa. Istilah lain dari pembelajaran ini adalah belajar dengan pengulangan learning by repetation gagasan pokok, siswa akan semakin mudah menghafal jika terus melakukan pengulangan. Pembelajaran jenis ini lebih efektif apabila diiringi dengan teknik mnemonik jembatan keledai. 3. Belajar Menemukan Discovery Learning Belajar jenis ini disebut pula belajar inkuiri inquiry learning, yaitu kegiatan belajar yang mengemukakan aktivitas anak. Belajar inkuiri menekankan proses pencarian, sedangkan belajar menemukan menekankan pada penemuannya. Bahan pembelajaran tidak disajikan sebagai bahan jadi, berupa pertanyaan terstruktur yang harus dijawab oleh siswa. Dengan menjawab pertanyaan, siswa akan mendapatkan pemahaman menyeluruh terhadap suatu obyek kajian. Pemahaman siswa juga dikembangkan secara bertingkat sesuai tingkat kedewasaan kematangan struktur kognitif siswa. 4. Belajar Bermakna Meaningful Learning Belajar bermakna memperhatikan 2 hal penting yaitu: karakteristik bahan yang dipelajari dan struktur kognitif dari individu pembelajar. Bahan ajar haruslah bermakna, artinya dapat diwujudkan dalam istilah yang 9 memiliki makna, konsep-konsep yang bermakna, atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang memiliki makna. Bahan tersebut hendaknya dihubungkan dengan struktur kognitif siswa secara substansial dan beraturan. Substansial artinya bahan ajar harus bersubstansi sama dengan yang sudah ada pada struktur kognitif. Beraturan artinya mengikuti aturan yang sesuai dengan sifat bahan ajar atau karakter pengetahuannya.

B. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan model pembelejaran Problem Based Learning (PBL)

1 5 79

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Pengunaan Model Cooperative Learning tipe student team achivement division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV B SDN 08 Metro TImur tahun pelajaran 2011/2012

0 6 44

“Pembelajaran apresiasi prosa fiksi melalui pendekatan Cooperative Learning tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas VB SDN 08 Metro Timur TP 2012/2013”.

11 75 55

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16