Pengujian turbiditas Pengujian viskositas
Tabel VIII. Data organoleptis dan pH sediaan nanoemulsi formula A dan formula B sebelum dan sesudah 3 siklus freeze-thaw
Formula A Formula B
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Warna
Kuning Kuning
Kuning Putih susu
Bau Khas
Khas Khas
Khas
Kejernihan Jernih
Berkabut Jernih
Keruh
Homogenitas
Homogen Homogen
Homogen Homogen
Pemisahan fase
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
pH 5,472 ± 0,026
5,441 ± 0,037 5,513 ± 0,015
5,461 ± 0,053
Pemeriksaan organoleptis formula A dengan fase minyak VCO menunjukkan tidak adanya perubahan pada warna dan bau, namun terjadi
sedikit kekeruhan pada sediaan nanoemulsi setelah melewati 3 siklus freeze-thaw. Hal ini disebabkan karena peningkatan ukuran droplet
sehingga kejernihan sediaan berkurang dan kekeruhannya meningkat. Formula B dengan fase minyak MCT oil menunjukkan perubahan yang
jelas secara organoleptis setelah melewati 3 siklus freeze-thaw di mana warna kuning sediaan nanoemulsi minyak biji delima mengalami
perubahan menjadi putih susu. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak MCT oil lebih tidak
stabil dibandingkan dengan fase minyak VCO jika dilihat secara organoleptis. Ketidakstabilan ini disebabkan karena bertambah besarnya
ukuran droplet sediaan sehingga yang tadinya berwarna kuning jernih berubah menjadi putih susu setelah siklus ketiga.
Mekanisme utama terjadinya perbesaran ukuran droplet ini dikarenakan peristiwa Ostwald ripening. Ostwald ripening yaitu salah satu
peristiwa ketidakstabilan yang terjadi pada emulsi di mana droplet fase dispers berukuran kecil berdifusi ke dalam droplet berukuran besar
membentuk droplet yang lebih besar. Kecepatan terjadinya Ostwald ripening ini dipengaruhi oleh kelarutan fase minyak dalam medium dispers
sediaan Segalowicz and Lesser, 2010. Fase minyak VCO yang merupakan LCT memiliki kelarutan yang lebih rendah daripada MCT oil
pada medium dispers sediaan. Kandungan minyak rantai medium pada MCT oil membuat MCT oil lebih bersifat polar dan lebih mudah terlarut
pada medium dispers yaitu akuades. Semakin panjang rantai karbon suatu asam lemak maka sifatnya semakin nonpolar dan akan semakin tidak larut
pada medium dispers akuades yang bersifat polar. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan sediaan formula B lebih cepat terjadi dibandingkan formula
A. Indeks polidispersitas yang lebih besar pada formula B juga mempengaruhi laju terjadinya Ostwald ripening. Distribusi ukuran droplet
pada formula B lebih tidak seragam daripada formula A, droplet-droplet dengan ukuran kecil akan cenderung bergabung dengan droplet berukuran
besar membentuk droplet yang lebih besar. Hasil pengujian pH, persen transmitan, turbiditas, viskositas, dan
ukuran droplet sebelum serta sesudah siklus ke-3 freeze-thaw formula A tertera pada Tabel IX dan formula B tertera pada Tabel X.