G. Landasan Teori
Minyak biji delima memiliki aktivitas antioksidan yang baik bagi perawatan kulit. Sifat minyak biji delima yang lipofilik cocok untuk
diformulasikan dalam bentuk sediaan emulsi. Nanoemulsi merupakan bentuk sediaan emulsi dengan ukuran droplet fase dispers kurang dari 100 nm Fulekar,
2010. Ukuran droplet yang kecil dari sediaan nanoemulsi ini menyebabkan peningkatan stabilitas sistem dengan cara mencegah terjadinya creaming,
koalesen, sedimentasi, dan flokulasi pada saat penyimpanan Gadhave, 2002. Komponen penting dalam sediaan nanoemulsi antara lain surfaktan.
Adanya surfaktan akan meningkatkan stabilitas sistem dengan cara menurunkan tegangan antarmuka dua cairan yang tidak dapat bercampur Mason et al., 2006.
Surfaktan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tween 80 dan Span 80 yang merupakan surfaktan nonionik, tidak toksik, dan tidak mengiritasi. Tween 80 yang
bersifat hidrofilik dan Span 80 yang bersifat lipofilik akan meningkatkan stabilitas nanoemulsi dengan melapisi fase minyak serta fase air dalam sistem sehingga
salah satu fasenya akan terdispersi ke dalam fase lain dalam bentuk droplet- droplet Rowe et al., 2009. Formulasi sediaan nanoemulsi ini menggunakan
bantuan energi mekanik dari homogenizer dan sonikator untuk menghasilkan droplet berukuran nanometer Gupta et al., 2010.
Fase minyak juga berperan penting dalam menjaga kestabilan sediaan nanoemulsi. Fase minyak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu VCO dan
MCT oil di mana keduanya telah sering digunakan dalam formulasi sediaan nanoemulsi. Kandungan asam lemak dalam kedua fase minyak ini berbeda.
Kandungan asam lemak dalam VCO terdiri dari asam lemak rantai panjang dengan kandungan terbanyak yaitu asam laurat Marina et al., 2009, sedangkan
dalam MCT oil asam lemak yang terkandung adalah asam-asam lemak rantai menengah dengan kandungan terbanyak yaitu asam kaprilat Traul et al., 2000.
Perbedaan kandungan asam lemak dalam fase minyak yang digunakan dapat mempengaruhi stabilitas sediaan nanoemulsi yang dibuat. Nanoemulsi dengan
ukuran droplet kurang dari 100 nm dapat terhindarkan dari ketidakstabilan secara kinetika seperti creaming, koalesen, sedimentasi, dan flokulasi, namun masih
memungkinkan terjadinya ketidakstabilan akibat Ostwald ripening yang disebabkan karena droplet yang mudah terlarut dalam medium dispers dan tidak
seragamnya distribusi ukuran droplet dalam sediaan nanoemulsi Tadros, 2005.
H. Hipotesis Penelitian
Variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil berpengaruh terhadap stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima dengan
kombinasi surfaktan Tween 80 dan Span 80.