Uji sentrifugasi Pengaruh Variasi Fase Minyak Virgin Coconut Oil Dan Medium-Chain Triglycerides Oil Terhadap Stabilitas Fisik Nanoemulsi Minyak Biji Delima Dengan Kombinasi Surfaktan Tween 80 Dan Span 80.
Tabel IX. Data pengujian sifat fisik nanoemulsi minyak biji delima formula A sebelum dan sesudah 3 siklus freeze-thaw
Formula A p-value
Sebelum Sesudah
pH
5,472 ± 0,026 5,441 ± 0,037
0,488
Persen transmitan 99,5 ± 0,1
99,1 ± 0,265 0,195
Turbiditas 0,249 ± 0,005
0,951 ± 0,147 0,250
Viskositas dPa.s
0,0136 ± 0,0004 0,0142 ± 0,0005
0,059
Ukuran droplet nm 47,63 ± 29,09
120,67 ± 59,51 -
Tabel X. Data pengujian sifat fisik nanoemulsi minyak biji delima formula B sebelum dan sesudah 3 siklus freeze-thaw
Formula B p-value
Sebelum Sesudah
pH 5,513 ± 0,015
5,461 ± 0,053 0,250
Persen transmitan 99,6 ± 0,06
18,43 ± 1,4 0,250
Turbiditas 0,280 ± 0,057
8,183 ± 0,234 0,250
Viskositas dPa.s 0,0125 ± 0,0007
0,0137 ± 0,0008 0,123
Ukuran droplet nm 58,28 ± 33,13
509,89 ± 246,65 -
Formula A dan B tidak mengalami perubahan signifikan pada pH setelah siklus ke-3 freeze-thaw. Hal ini menunjukkan bahwa pH sediaan
dengan fase minyak VCO maupun MCT oil stabil terhadap perubahan suhu yang ekstrim akibat pengujian freeze-thaw.
b. Stabilitas persen transmitan nanoemulsi minyak biji delima.
Persen transmitan dapat menunjukkan kejernihan suatu sediaan. Sediaan yang mulai keruh akan menghasilkan nilai persen transmitan yang
semakin kecil. Hasil pemeriksaan persen transmitan sebelum dan sesudah freeze-thaw untuk formula A dan B tertera pada Tabel IX dan X. Formula
A dengan fase minyak VCO menunjukkan kestabilan persen transmitan setelah melewati 3 siklus freeze-thaw di mana secara statistik p-value yang
didapat menunjukkan tidak adanya perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah uji freeze-thaw.
Formula B dengan fase minyak MCT oil memiliki nilai rerata persen transmitan sebesar 99,6 ± 0,06 sebelum melewati 3 siklus dan
18,43 ± 1,4 setelah 3 siklus freeze-thaw. Secara statistik p-value persen
transmitan sebelum dan sesudah melewati 3 siklus freeze-thaw sebesar 0,25 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara keduanya.
c. Stabilitas turbiditas nanoemulsi minyak biji delima.
Perubahan turbiditas sediaan nanoemulsi dapat menunjukkan ketidakstabilan sediaan. Penampakan sediaan nanoemulsi yang semakin
keruh menunjukkan adanya perubahan turbiditas sediaan. Kekeruhan ini terkait dengan ukuran droplet nanoemulsi yang semakin besar sehingga
penampakan sediaan tidak jernih dan mulai berkabut bahkan hingga membentuk sediaan yang berwarna putih susu. Hasil pengujian turbiditas
sebelum dan sesudah 3 siklus freeze-thaw tertera pada Tabel IX untuk formula A dan Tabel X untuk formula B. Kedua formula menunjukkan
tidak adanya perbedaan signifikan secara statistik antara sebelum dan sesudah 3 siklus freeze-thaw.
d. Stabilitas viskositas nanoemulsi minyak biji delima.
Perubahan viskositas akibat adanya perbesaran ukuran droplet pada sediaan nanoemulsi dapat terjadi setelah pengujian freeze-thaw. Hasil
pengukuran viskositas nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak VCO sebelum dan sesudah freeze-thaw siklus ke-3 tertera pada Tabel IX,