memberontak dan melakukan perubahan terhadap musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri.
2.5 Kerangka Berpikir
Perilaku  agresif  yang  dilakukan  oleh  anak Punk  sudah  tidak  lagi  menjadi
pembicaraan yang asing. Pelaku kekerasan di ibu kota maupun di kota-kota besar di  Indonesia  salah  satunya  adalah  anak
Punk,  mulai  dari  cara  berbicara  yang kurang  baik,  beberapa  kasus  pemalakan  secara  paksa  sampai  melibatkan
kekerasan  fisik  dan  perilaku  kekerasan  lainnya  yang  dianggap  meresahkan masyarakat  sekitar.  Agresivitas  itu  sendiri  adalah  perilaku  fisik  maupun  verbal
yang bertujuan untuk menyakiti orang lain Myers, 2009. Agresivitas muncul disebabkan oleh faktor sosial, pribadi, dan situasional.
Baron  dan  Byrne  2005  menyebutkan  faktor-faktor  sosial  yang  menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi adalah yang meliputi kata-kata atau tindakan
orang lain. Faktor-faktor pribadi yaitu traits, dan provokasi langsung, suhu udara,
alkohol, pengaruh media massa, dan narsisme merupakan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku agresif.
Kepribadian  merupakan  salah  satu  faktor  internal  yang  menyebabkan seseorang  melakukan  perilaku  agresi.
Trait  kepribadian  cenderung  menetap  atau stabil  di  dalam  diri  individu  sehingga  dapat  diperkirakan  bahwa  individu  yang
memiliki trait  agresi  akan  melakukan  perilaku  agresi  dalam  setiap  situasi.
Kepribadian  itu  sendiri  adalah  karakteristik  seseorang  yang  menyebabkan
munculnya  konsistensi  pola  perasaan,  pikiran,  dan  tindakan  Pervin,  Cervone, John, 2005.
Extraversion  dikarakteristikkan  dengan  keinginan  untuk  bersosalisasi. Seseorang  dengan  tingkat
extraversion  yang  tinggi  cenderung  lebih  periang, penyayang, banyak bicara, suka berkumpul, dan lebih banyak berinteraksi dengan
orang lain. Individu yang demikian secara tidak sadar lebih sering mungkin untuk menyakiti orang lain secara verbal.
Individu  dengan  tingkat neuroticism  yang  tinggi  menggambarkan
seseorang  yang  temperamental,  mengasihani  diri  sendiri,  emosional,  mengalami kecemasan,  dan  rentan  terhadap  gangguan  stres.  Individu  yang  seperti  ini  sering
melakukan  perilaku  agresif  kepada  orang  lain  yang  dianggap  mengganggu kenyamanan dan keamanan mereka.
Individu  dengan  tingkat conscientiousness  yang  tinggi  digambarkan
sebagai  individu  yang  pekerja  keras,  cermat,  tepat  waktu,  dan  tekun.  Individu seperti  ini  dengan  keteraturan  yang  dimiliki  akan  mudah  melakukan  perilaku
agresif  bila  orang  lain  atau  bahkan  situasi  yang  terjadi  tidak  sesuai  dengan  yang diinginkan atau direncanakan oleh mereka.
Teman  sebaya  bagi  remaja  termasuk  anak Punk  merupakan  aspek  yang
terpenting  dalam  kehidupan  mereka.  Seorang  remaja  akan  senantiasa  melakukan perilaku  yang  positif  menurut  mereka  atau  negatif  menurut  orang  lain  bilamana
perbuatan  tersebut  dikehendaki  oleh  kelompok.    Salah  satu  pengaruh  kelompok