Openness  mengacu  pada  bagaimana  individu  tersebut  bersedia  untuk melakukan  penyesuaian  terhadap  suatu  situasi  dan  ide  yang  baru.  Individu
tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas dalam menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran
dan  impulsivitas.  Pada  individu  dengan  tingkat openness  yang  rendah
digambarkan  sebagai  pribadi  yang  berpikiran  sempit,  konservatif  dan  tidak menyukai adanya perubahan.
Tabel 2.1 Tabel
Big Five Personality Trait menurut Goldberg dalam Feist  Feist, 2009
Traits Skor Tinggi
Skor Rendah
Extraversion Affectionate; joiner;
talkative; fun lovin;  active; passionate
Reserved; loner; quaite; sober; passive; unfeeling
Agreeableness Softhearted; trusting;
generous; acquiescent; lenient; good-nartured
Ruthless; suspicious;stingy; antagonistic; critical; irritable
Conscientiousness Conscientious;
hardworking; well- organized; punctual;
ambitious; persevering Negligent; lazy; disorganized;
late; aimless; quitting
Neuroticism Anxious; temperamental;
slf-pityng; self-conscious; emotional; vulnerable
Calm; even-tempered; self- satisfied; comfortable;
unemotional; hardy
Openness to New Experience
Imaginative; creative; original; prefers
variety;curious; liberal Down-to-earth; uncreative;
conventional; prefers routine; uncurious; conservative
2.2.4 Pengaruh Trait Kepribadian Big Five terhadap Agresivitas
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Glass  Baron    Bryne,  2005  menyimpulkan bahwa  faktor  kepribadian  berperan  penting  dalam  perilaku  agresif.  Menurut
Glass,  kecenderungan  seseorang  untuk  berperilaku  agresif  dapat  dilihat  dari kepribadiannya.  Individu  yang  memiliki  kepribadian  tipe  A  cenderung  lebih
agresif  dalam  banyak  situasi  daripada  individu  dengan  kepribadian  tipe  B. Kemudian  didapatkan  hasil  bahwa  beberapa  variabel  kepribadian  seperti
trait marah  dan  tipe  kepribadian  A  mempengaruhi  perilaku  agresif  pada  kondisi
provokasi.  Hasil  lain  menyatakan  bahwa trait  keagresifan  dan  trait  cepat  marah
mempengaruhi  perilaku  agresif  dibawah  kondisi  provokasi  dan  normal.  Para peneliti membahas hubungan yang mungkin antara pola-pola perilaku agresif dan
dimensi kepribadian agreeableness dan neuroticism mempertimbangkan implikasi
untuk teori agresi.
Penelitian  lain  mengenai  pengaruh trait  kepribadian  big  five  terhadap
agresivitas adalah penelitian yang dilakukan  oleh Prativi 2010. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa
trait kepribadian tokoh utama sangat mempengaruhi bentuk  agresivitas  yang  dilakukannya,  misalnya  kepribadian  neurotisisme
mempengaruhi  agresivitas  emosi  dan  ketakutan.  Selain  itu,  agresivitas  yang dilakukannya  muncul  akibat  adanya  faktor  pencetus  dari  pihak  lain,  misalnya
provokasi.  Agresivitas  juga  memiliki  dampak  negatif  bagi  korbannya,  yakni cidera dan kematian.
2.2.5 Pengukuran Trait Kebribadian Big Five
Alat ukur untuk mengukur trait kepribadian Big Five, yaitu:
1.  NEO-PI-R  The  Neuroticism  Extraversion  Openess  -Personality  Inventory- Revised.  Alat  ukur  ini  dikembangkan  oleh  Paul  T.  Costa  dan  Robert  R.
McCrae, terdiri dari 240 item Gosling, Rentfrow,  Jr, 2003.
2.  BFI Big Five Instrument. Alat ukur ini dikembangkan oleh John, Donahue,
Alat  ukur  ini  terdiri  dari  44  item,  terdiri  dari  5  faktor  yaitu extraversion,
neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openess. BFI menunjukkan validitas  konvergen  yang  ringgi  dengan  skala
self-report  lain  dan  dengan tingkatan sejajar pada
Big Five Gosling, Rentfrow,  Jr, 2003.
3.  IPIP-FFI International Personality Item Pool –Five Factor Inventory. Alat
ukur  ini  merupakan  alat  ukur  kepribadian  yang  dibuat  oleh  Lewis  Goldberg. Skala ini berjumlah 50 item, dimana setiap faktornya terdiri dari 10 item yaitu
extraversion,  neuroticism,  agreeableness,  conscientiousness,  dan  openess  to new experience
Donnellan, Oswald, Baird,  Lucas, 2006.
4.  MINI-IPIP  MINI-International  Personality  Item  Pool.  Alat  ukur  ini
merupakan  adaptasi  dari  IPIP-NEO  dimana  dari  jumlah  item  yang  semula  50 item, diperkecil menjadi 20 item
Donnellan, Oswald, Baird,  Lucas, 2006. Pada peneltiian ini, alat ukur yang akan peneliti gunakan untuk mengukur
trait  kepribadian  big-five  adalah  MINI-IPIP  MINI  International  Personality Item  Pool
karena  alat  ukur  ini  merupakan  adaptasi  dari  IPIP-NEO  dengan  nilai validitas  dan  reliabilitas  di  atas  0.6.  Alat  ukur  ini  memiliki  jumlah  item  lebih
sedikit  dari  IPIP-NEO,  yaitu  sebanyak  20  item  dan  cocok  digunakan  pada penelitian ini dimana subjek penelitian adalah anak
Punk.
2.3 Konformitas Teman Sebaya 2.3.1 Definisi Konformitas Teman Sebaya
Konformitas  adalah  tindakan  atau  mengadopsi  sikap  sebagai  hasil  dari  adanya tekanan  kelompok  yang  nyata  maupun  yang  dipersepsikan  Wade    Tavris,
2007. Konformitas  menurut  Baron  dan  Byrne  2005  diartikan  sebagai  suatu
jenis  pengaruh  sosial  dimana  individu  mengubah  sikap  dan  tingkah  laku  mereka sesuai  dengan norma sosial  yang  ada.Menurut  Sears 1985 menyebutkan bahwa
konformitas  terjadi  bila  seseorang  menampilkan  perilaku  tertentu  karena  setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut.
Wiggins,  Wiggins,  dan  Zanden  1994  menjelaskan  konformitas  sebagai perilaku  yang  muncul  akibat  norma  atau  aturan  dari  orang  lain.Konformitas
menurut  Franzoi  2003  mengatakan  bahwa  konformitas  adalah  hasil  merasakan tekanan kelompok dengan mengikuti perilaku dan keyakinan orang lain.
Definisi  konformitas  lainnya  adalah  perubahan  dalam  perilaku  seseorang untuk  menyelaraskan  lebih  dekat  dengan  standar  kelompok  King,  2010.
Freedman,  Sears,  dan  Carlsmith  1978  mengungkapkan  bahwa  konformitas
adalah  ketika  seseorang  melakukan  sebuah  perilaku  yang  disebabkan  orang  lain melakukan perilaku tersebut.
Dari  uraian  mengenai  berbagai  pengertian  di  atas,  dapat  disimpulkan bahwa  konformitas  adalah  perilaku  seseorang  untuk  dapat  menyesuaian  diri
dengan kelompok. Teman  sebaya  adalah  orang-orang  dengan  tingkat  usia  atau  tingkat
kedewasaan yang sama Santrock, 2007. Konformitas  teman  sebaya  dalam  penelitian  ini  adalah  perubahan  sikap
dan  tingkah  laku  sesuai  dengan  orang  lain  atau  kelompok  yang  memiliki kesamaan  usia  akibat  tekanan  nyata  kelompok  maupun  yang  dibayangkan  oleh
mereka.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah Baron  Bryne, 2005: a.  Kohesivitas dan Konformitas
Kohesivitas merupakan derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu  kelompok.  Ketika  kohesivitas  tinggi,  artinya  adalah  ketika  seseorang
menyukai dan mengagumi suatu kelompok orang-orang tertentu maka tekanan untuk melakukan konformitas bertambah besar, dan sebaliknya.
b.  Konformitas dan Ukuran Kelompok Faktor  kedua  yang  memiliki  kecenderungan  untuk  melakukan  konformitas
adalah  ukuran  dari  kelompok  yang  berpengaruh.  Asch  dan  peneliti  lainnya