Pengukuran Trait Kebribadian Big Five

dalam Baron dan Bryne 2005 menemukan bahwa konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih yang mana sebelumnya hanya 3 orang atau lebih. c. Norma Sosial Deskriptif dan Norma Sosial Injungtif Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Sedangkan norma injungtif menetapkan apa yang harus dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima atau yang tidak diterima pada situasi tertentu. Keduan norma tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap tingkah laku.

2.3.3 Dimensi-dimensi Konformitas Teman Sebaya

Wiggins, Wiggins, dan Zanden 1994 membedakan konformitas ke dalam dua dimensi, yaitu: 1. Konformitas Pemenuhan Compliance Conformity, adalah ketika seseorang bersama-sama dengan yang orang lain inginkan atau harapkan, tetapi hanya untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan jika mereka melakukanya, atau menghindari hukuman bila dipaksa melakukannya. Konformitas ini terjadi dimana individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh kelompok sementara secara pribadi ia tidak menyetujui perilaku tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh sosial normatif yang didasarkan pada keinginan individu untuk diterima atau disukai oleh orang lain. 2. Konformitas Perubahanatau Internalisasi Conversion or Internalization Conformity, adalah kebalikan dari konformitas compliance. Konformitas ini terjadiketika seseorang menyesuaikan diri dalam ketiadaan orang lain, karena ia melakukan apa yang dianggap benar atau ingin dilakukan. Sementara King 2010 mengidentifikasi dimensi-dimensi konformitas, yaitu: 1. Pengaruh sosial informasional informational social influence, merujuk pada pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin menjadi benar. 2. Pengaruh sosial normatif normative social influence, adalah pengaruh orang lain pada kita karena kita ingin mereka menyukai dan menerima kita.

2.3.4 Pengaruh Konformitas Teman Sebaya terhadap Agresivitas

Penelitian-penelitian mengenai pengaruh konformitas teman sebaya dan agresivitas telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng dan Budiani 2013 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara konformitas pada geng remaja terhadap perilaku agresif di SMK 7 Surabaya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Darmawan 2007 menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan perilaku agresif pada anak. Semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Sebaliknya, semakin rendah konformitas terhadap teman sebaya maka semakin rendah pula perilaku agresif pada anak. Utomo dan Warsito 2013 juga melakukan penelitian antara konformitas dan agresivitas. Hasil dari penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa terdapat