2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penularan HIV
Menurut Susilowati 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi penularan HIV adalah sebagai berikut:
1. Faktor Biologis a. Tingkat Infeksi orang yang telah terinfeksi HIV.
b. Adanya cairan semen dan sekresi genital. c. Tingginya jumlah virus yang ada dalam darah, apakah penderita ada pada
stadium awal infeksi atau stadium lanjut. d. Adanya perlukaan exposure to blood misalnya trauma pada saat kontak
seksual, menstruasi pada saat kontak seksual atau bsiul genital. e. Menyusui bayi pada ibu yang terinfeksi HIV.
f. Kerentanan suspectibility dari resipien. g. Adanya gangguan pada wilayah genital atau mucosa rektal area dubur.
h. Laki-laki yang tidak bersunat lack of circumcision in heterosexual men. i. Melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi akan meningkatkan
risiko pada perempuan karena adanya perlukaan pada endometrium yang memungkinkan menjadi pintu masuk virus HIV.
j. Adanya infeksi menular IMS. k. Resistensi virus terhadap antivirus.
l. Kapasitas virus. 2. Faktor Sosioekonomi
a. Adanya mobilitas sosial seperti perdagangan bebas dan ekonomi global yang menyebabkan orang-orang melakukan perjalanan atau bekerja jauh
Universitas Sumatera Utara
dari rumah. Penyebaran HIV mengikuti pola perdagangan dan perniagaan. Laki-laki melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial,
tertular HIV dan membawanya ke rumah, menularkan kepada istri yang pada akhirnya dapat menularkan kepada janin yang dikandung atau bayi
pada saat menyusui. b. Stigma dan penolakan. Pemikiran negatif mengenai HIV sudah menjadi
norma. Banyak orang yang berpendapat kurang tepat HIV adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan beronset lambat, menyebabkan kondisi
sakit dan berakibat kematian. Kebanyakan orang tidak mengetahui bagaimana HIV bisa ditularkan secara tidak rasional takut tertular dari
orang terinfeksi HIV. Penularan HIV sering dihubungkan dengan pelanggaran moral yang berkaitan dengan perilaku seksual, sehingga orang
yang terindeksi HIV dicap telah melakukan hal yang buruk. c. Masa perang. AIDS ditularkan melalui wilayah yang penuh dengan konflik
misalnya perang. Anggota militer melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial. Mereka melakukan perkosaan sebagai cara untuk
mempermalukan dan mengontrol penduduk sipil atau untuk melemahkan musuh melalui perusakan ikatan keluarga atau masyarakat.
3. Faktor Budaya a. Adat-istiadat, budaya, keyakinan, dan praktik-praktik tertentu dalam
masyarakat mempengaruhi pemahaman dan sudut pandang seseorang mengenai kesehatan, penyakit dan penerimaan mereka pada perawatan
Universitas Sumatera Utara
medis konvesional. Budaya memperlihatkan perilaku-perilaku gender, agama, kelompok etnis, bahasa, masyarakat, dan kelompok umur.
b. Gender. Peran gender mempunyai pengaruh yang kuat dalam penularan HIV. Di banyak budaya, laki-laki justru diharapkan menjalin banyak
hubungan seksual. Tekanan sosial dalam masyarakat menyebabkan laki- laki melakukan hal tersebut. Hal ini meningkatkan risiko laki-laki terkena
infeksi HIV. Karena perempuan seringkali mengalami ketidaksetaraan ekonomi sehingga mereka menjadi pekerja seks sebagai upaya untuk dapat
bertahan hidup. Hal ini menyebabkan mereka mudah terpapar risiko ketika mereka mencoba menegosiasikan seks yang aman.
c. Penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi alkohol. Penggunaan obat-obatan terlarang dengan cara menyuntikkan berbagai jarum suntik
dan peralatan injeksi akan meningkatkan risiko penularan HIV.
2.2.5 Pencegahan HIV