Persepsi Manfaat HASIL PENELITIAN

Persepsi keseriusan mempengaruhi tindakan responden untuk mencari pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit HIV yang diderita. Namun hal tersebut tidak menunjukkan kesesuaian antara teori dengan fakta dilapangan, meski ada responden yang memiliki persepsi keseriusan yang sedang dan tergolong tinggi. Persepsi keseriusan yang dirasakan terhadap HIV kemungkinan juga berbeda-beda pada setiap orang dengan risiko tinggi HIV, hal itu disebabkan karena setiap orang memiliki pandangan subjektif terhadap keseriusan HIV. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi keseriusan yang tinggi. Responden merasakan adanya ancaman yang diterima apabila terkena HIV. Mereka menganggap bahwa HIV merupakan penyakit yang mematikan dan berbahaya, selain itu mereka menganggap apabila terkena HIV ada pengaruh terhadap pekerjaan mereka sekarang ini. Adanya anggapan bahwa seseorang yang menderita HIV akan mendapatkan diskriminasi ataupun menjadi kelompok minoritas berlaku pada pemahaman responden terhadap persepsi keseriusan. Mereka setuju dengan pandangan masyarakat bahwa orang dengan HIV harus dikucilkan dari masyarakat Fajariyah, 2014

5.4 Persepsi Manfaat

Persepsi manfaat yang dirasakan adalah pendapat seseorang dari nilai atau kegunaan dari suatu perilaku baru dalam mengurangi risiko pengembangan penyakit. Individu cenderung mengadopsi perilaku sehat ketika mereka percaya perilaku baru akan mengurangi resiko mereka untuk berkembangnya suatu penyakit. Individu akan mempertimbangkan apakah alternatif itu memang Universitas Sumatera Utara bermanfaat dapat mengurangi ancaman penyakit, persepsi ini juga berhubungan dengan ketersediaan sumber daya sehingga tindakan ini mungkin dilaksanakan. Persepsi ini dipengaruhi oleh norma dan tekanan dari kelompoknya. Suatu tindakan akan dipengaruhi oleh keyakinan tentang efektivitas relatif dari alternatif yang tersedia yang dikenal dapat mengurangi ancaman penyakit yang dirasakan individu. Perilaku kesehatan dalam hal ini pencegahan perilaku HIV, mungkin tergantung pada bagaimana LSL berpikir tentang manfaat yang akan ia peroleh untuk mengatasi masalah kesehatannya, terutama masalah yang berkaitan dengan HIVAIDS sehingga dapat disimpulkan bahwa individu mungkin lebih mengutamakan keyakinan terhadap efektivitas suatu tindakan dan bukan melihat secara obyektif terhadap efektivitas suatu tindakan yang diambil. Manfaat dalam penggunaan layanan sangat dipengaruhi oleh keyakinan yang sering disebut sebagai faktor yang berkaitan dengan motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Keyakinan LSL tentang adanya manfaat melakukan perilaku pencegahan HIV termasuk dalam kategori kuat. LSL telah mempercayai bahwa kesehatan dirinya mungkin terancam dalam beberapa tahun mendatang jika tidak melakukan VCT. Mereka juga telah mempercayai keseriusan kondisi yang terjadi bila terinfeksi HIVAIDS. LSL yang memiliki keyakinan yang kuat tentang manfaat VCT akan terdorong untuk melakukan VCT di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan. Kesadaran akan perlunya melakukan manfaat perilaku pencegahan sudah dimiliki LSL yang memanfaatkan VCT di Klinik Veteran Medan. Universitas Sumatera Utara Pelayanan konseling dan pemeriksaan sukarela yang sensitif dan responsif untuk para laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki dalam pencegahan HIV dapat memulai mengisi kesenjangan program yang diperlukan para LSL merupakan salah satu dari manfaat layanan VCT. Pre dan post test konseling oleh konselor terlatih yang dekat dengan para laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki memberikan kesempatan untuk memberi informasi yang memadai tentang HIV dan seks yang lebih aman bagi LSL. Ia juga memberi kesempatan bagi para klien untuk belajar tentang organisasi dan pelayanan lain yang berbasis masyarakat yang bekerja sama dengan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki bila pemeriksaan seorang klien menunjukkan hasil positif, ia juga dapat diberi informasi rinci tentang orang yang hidup dengan virus ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 39 orang responden pada persepsi manfaat, terdapat 39 orang responden 100,0 dengan kategori persepsi manfaat yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah merasakan persepsi manfaat cukup yang tinggi. Namun berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa untuk korelasi variabel manfaat dengan kejadian HIV, pada taraf nyata 0,05 didapat angka konstan. Ini berarti menunjukkan bahwa tidak dapat melihat hubungan persepsi manfaat dengan kejadian HIV. Manfaat dalam pemanfaatan layanan juga dipengaruhi oleh karakteristik responden yang menunjukkan hampir sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA yang berarti bahwa responden memiliki kemampuan pengetahuan yang cukup baik ditambah lagi sebagian besar responden berada Universitas Sumatera Utara dalam kelompok umur 25-29 tahun. Pada umumnya LSL dengan kelompok umur diatas 20 tahun sudah mampu memutuskan sendiri dalam pemanfaatan perilaku pencegahan , hal tesebut dapat terlihat dari tindakan yang mereka ambil seperti penggunaan kondom, tidak berganti-ganti pasangan, melalukan tes HIV, serta pemanfaatan layanan VCT yang dapat mengurangi risiko kejadian HIV.

5.5 Persepsi Hambatan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan 2.1.1 Pengertian Perilaku Kesehatan - Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 28

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN HIV PADA KALANGAN LSL DI KLINIK IMS DAN VCT VETERAN MEDAN TAHUN 2015

0 1 17

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 1 12