Limfadenopati generalisata Penampilanaktivitas fisik

2.2.3 Perjalanan Infeksi HIV

Klasifikasi klinik HIV pada orang dewasa menurut WHO seperti tertuang dalam Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan bagi ODHA Depkes, 2003 dan Nasronudin 2007 adalah sebagai berikut: Stadium Gambaran Klinis Skala Aktivitas I 1. Asimptomatis

2. Limfadenopati generalisata Penampilanaktivitas fisik

skala I: asimptomatis, aktivitas normal II 1. Berat badan menurun 10 2. Kelainan kulit dan mukosa ringan dermatitisseboroik prugigo, onikomikosis 3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir 4.Infeksi saluran nafas bagian atas sinusitis bakterialis Penampilan aktivitas fisik skala II: siptomatis, aktivitas normal III 1. Berat badan menurun 10 2. Daire kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan 3. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan 4. Kandidiasis orofaringeal 5. Oral hairy leukoplakia 6. TB paru dalam tahun terakhir 7. Infeksi bakterialis yang berat seperti pneumonia, piomiositis Penampilanaktivitas fisik skala III: Pada umumnya lemah, aktivitas ditempat tidur 50 per hari dalam bulan terakhir IV 1. HIV wasting syndrome berat badan turun 10 ditambah diare kronik 1 bulan atau demam 1 bulan yang tidak disebabkan penyakit lain 2. Pneumonia pneumocystis carinii 3. Toksoplasmosis otak 4. Daire kristosporidiosis lebih dari 1 bulan 5. Kriptokokosis ekstrapulmonal 6. Retinitis virus sitomegalo 7. Heroes simplek mukokutan 1 bulan 8. Leukosenfalopati multifocal progresif 9. Mikosis diseminata Universitas Sumatera Utara 10. Kandidiasis di esophagus, trakea, bronkus, dan paru 11. Mikobabakteriosis atipikal diseminata 12. Sepsemia salmonellosis non tifoid 13. Tuberkolosis di luar paru 14. Limfoma 15. Sarkoma Kaposi 16. Ensefalopati HIV Perjalanan infeksi HIV ini dapat dibedakan menurut sistematika perjalanan virus itu sendiri. Menurut Suyono dkk 2006 dan Nasronudin 2007 secara klinik, gambaran yang terlihat dalam perjalanan penyakit HIVAIDS terbagi dalam 3 tahap urutan yaitu tahap infeksi akut atau primer, tahap infeksi asimtomatis atau dini, tahap infeksi simtomatis atau menengah dan tahap sakit HIV berat atau penderita dalam tahap AIDS. Tahap infeksi akut atau primer primary infection keadaan setelah beberapa minggu dari saat infeksi terjadi dan belum muncul gejala secara spesifik. Periode ini terjadi sekitar 6 minggu setelah terpapar virus HIV. Pada tahap ini biasanya akan muncul keluhan berupa demam, rasa letih atau lemah, nyeri otot dan sendi, sakit pada tenggorokan dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Terdapat satu masa transisi virus antigenemia yaitu antigen virus tidak dapat dideteksi di dalam serum darah pengidap sebelum terbentuknya zat anti terhadap virus HIV Nasronudin, 2007. Tahap selanjutnya disebut tahap infeksi dini atau asimtomatis dimana pada tahap ini justru penderita tidak merasakan keluhan yang muncul pada tahapan pertama diatas. Tahapan ini berlangsung sekitar 6 minggu sampai dengan beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah infeksi terjadi. Pada tahapan ini Universitas Sumatera Utara sedang terjadi internalisasi HIV ke intraseluler. Pada tahapan ini penderita HIV biasanya masih dapat beraktivitas secara normal Nasronudin, 2007. Tahapan ketiga merupakan infeksi tahapan simtomatis. Keluhan akan lebih spesifik dengan kadar berat ringannya tergantung dari masing-masing penderita. Berat badan biasanya menurun sekitar 10, sariawan biasanya muncul secara berulang, mungkin juga akan ditemukan peradangan pada sudut mulut, sering ditemukan infeksi bakteri pada saluran nafas bagian atas. Biasanya penderita masih dapat beraktivitas normal meskipun sudah merasa terganggu dengan keadaan tubuhnya. Dalam tahap ini terjadi reaktivasi virus HIV dengan munculnya kembali antigen HIV dan turunnya jumlah limfosit T4. Ada juga yang menyebut sebagai fase AIDS Related Complex yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan tanda-tanda konstitusional yang menetap sekurang-kurangnya tiga bulan dan hasil laboratorium minimal satu macam tanpa gejala infeksi oportunisti. Tanda-tanda lain yang ditemui adalah peningkatan suhu badan 38ÂșC berlangsung terus-menerus, kelelahan sampai hilangnya aktivitas dan keluarnya keringat pada malam hari Nasronudin, 2007. Tahap keempat yang merupakan tahap sakit HIV berat severe HIV atau fullblown AIDS atau berarti penderita telah masuk dalam tahap AIDS. Pada tahapan ini terjadi penurunan berat badan lebih dari 10, diare terjadi lebih dari 1 bulan, panas yang tidak diketahui penyebabnya dan terjadi lebih dari 1 bulan, kandidiasis oral, tuberkolosis paru dan pneumonia bakteri. Beberapa infeksi oportunistik sangat sering terjadi pada tahapan ini Nasronudin, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penularan HIV

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan 2.1.1 Pengertian Perilaku Kesehatan - Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 28

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN HIV PADA KALANGAN LSL DI KLINIK IMS DAN VCT VETERAN MEDAN TAHUN 2015

0 1 17

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 1 12