2.2.5 Kualifikasi Audit Internal
Kualifikasi dalam bidang internal auditing yang merupakan simbol profesionalisme dari individu pemegangnya. Kualifikasi ini sangatlah penting
apabila para pemeriksa internal ingin memenuhi tanggung jawabnya. Sebagaimana dinyatakan dalam kode etik, para anggota haruslah menggunakan
cara-cara yang tepat sesuai dengan standar. Kualifikasi audit internal meliputi independensi, kemampuan profesional, ruang lingkup pekerjaan, pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan dan manajemen bagian audit internal. Risa, Skripsi : Pengaruh Auditor Internal Bersertifikat Qualified Internal Auditor Terhadap
Efektivitas Kualitas Laporan Audit Internal, yang dikutip dalam buku Standar Profesional Audit Internal 2011 : 22
2.2.6 Independensi Auditor Internal
Dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan, independensi memungkinkan auditor internal untuk melakukan pekerjaan audit secara bebas dan objektif. Hal
ini dapat tercapai apabila audit internal diberikan status dan kedudukan yang jelas, seperti yang dikemukakan Tugiman 2006 : 20, sebagai berikut :
Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa
internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif pada auditor internal.
Independensi menurut Tugiman 2006:20 menyangkut 2 dua aspek,
yaitu: 1. Status organisasi
Status organisasi unit audit internal haruslah memberikan keleluasaan untuk mengetahui atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan
yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan dari
manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan kerja sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan
pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain.
2. Objektivitas Merupakan sikap mental independen yang harus dimiliki oleh auditor
internal dalam melaksanakan suatu pemeriksaan. Auditor internal ini tidak boleh menempatkan penilaian yang lebih rendah apabila
dibandingkan dengan penilaian yang dilakukaan oleh pihak lain. Dengan kata lain penilaian tidak boleh berdasarkan hasil penilaian
yang dilakukan oleh pihak lain. Sikap objektif auditor internal mengharuskan pelaksanaan pemeriksaan dengan suatu cara, sehingga
mereka akan yakin dengan hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan dan tidak akan membuat penilaian dengan kualitias yang tidak benar
atau meragukan. Auditor internal tidak boleh ditempatkan dalam keadaan yang membuat mereka tidak dapat membuat penilaian yang
objektif dan profesional.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2004 : 8, menyatakan bahwa : “Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai
terhadap pimpinan dan dewan pengawas organisasi.”
2.2.7 Karakteristik Audit Internal Yang Baik