Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
118
orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampai- kan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Kedua pasal tersebut merupakan jaminan terhadap setiap orang untuk melaksanakan hak asasinya, khususnya kebebasan berserikat, berkumpul,
berpendapat, dan berkomunikasi serta memperoleh informasi.
Selain ketentuan UUD 1945, kemerdekaan mengemukakan pendapat juga diatur dalam beberapa undang-undang. Undang-undang tersebut
antara lain sebagai berikut.
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Mengeluarkan Pendapat di Muka Umum Dalam pasal 1 ayat 1, undang-undang tersebut menyatakan bahwa
“Hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Yang dimaksud mengeluarkan pendapat di muka umum adalah penyampaian pendapat
di muka umum, baik secara lisan, tulisan, dan sebagainya.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
M e n u r u t u n d a n g - u n d a n g i n i , setiap orang berhak berkomunikasi
termasuk melakukan kegiatan tele- komunikasi yang merupakan hak
asasi manusia. Undang-un dang ini merupakan pelaksanaan dari pasal 28
F UUD 1945. Yang dimaksud teleko- m u n i k a s i d a l a m u n d a n g - u n d a n g
tersebut adalah setiap pemancaran, pengiriman danatau penerimaan dari
setiap informasi dalam bentuk tanda- tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara,
dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik
lainnya.
4.2 Gambar
Sumber: Ap Photo
Pada era globalisasi, setiap orang dapat dengan mudah menerima dan mengirim informasi serta berkomunikasi.
PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII
119
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Dalam pasal 4 ayat 1 dinyatakan bahwa “Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.” Selanjutnya, pasal 4 ayat 2
undang-undang ini, menyatakan dengan tegas bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan
penyiaran. Ketentuan ini merupakan jaminan terhadap kebebasan pers di Indonesia.
Dalam undang-undang tersebut, yang dimaksud dengan pers adalah
lembaga sosial atau wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memper- oleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elek- tronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia.
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
Menurut pasal 6 undang-undang tersebut, pers di Indonesia memiliki peranan sebagai berikut.
1 Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2 Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum, dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinnekaan.
3 Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat, dan benar. 4
Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
5 Memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
4.3 Gambar
Sumber: an.tv.com
Di era reformasi kegiatan pers mengalami perkembangan yang luar biasa sejak digulirkannya kebebasan pers.