PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII
19
1 Tidak semua orang menaati dan patuh pada norma kesusilaan, norma
adat, dan norma agama. 2
Masih banyak kepentingan-kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh ketiga norma yang disebutkan di atas, misalnya keharusan berjalan
di sebelah kiri peraturan lalu lintas justru benar–benar merupakan asli norma hukum.
3 Masih adanya kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan
norma kesusilaan, norma adatkemasyarakatan dan norma agama, padahal masih memerlukan perlindungan.
Tidak sedikit bentuk perbuatan atau tingkah laku yang sama–sama dianjurkan atau dilarang oleh berbagai norma tersebut di atas. Sebagai
contoh, berbakti kepada orangtua adalah sikap atau perbuatan yang dianjurkan oleh norma agama, norma kesusilaan, maupun norma
kesopanan atau norma sosial. Perbuatan menipu adalah perbuatan yang dilarang oleh norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan atau
norma sosial maupun norma hukum. Sementara itu, perbuatan mengendarai motor tanpa menggunakan helm atau tidak membawa SIM
adalah perbuatan yang melanggar norma hukum, tetapi tidak melanggar norma agama, kesusilaan maupun kesopanan.
Berdasarkan kekuatan daya pengikatnya, norma-norma sosial dibagi menjadi tata cara
usage, kebiasaan folkways, tata kelakuan mores, adat-istiadat
customs, dan hukum laws.
a. Tata Cara usage
Proses interaksi yang terus-menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang
dinamakan tata cara usage. Tata cara
merupakan norma yang menunjukkan pada satu bentuk perbuatan dengan sanksi
yang sangat ringan terhadap pelanggarnya dibandingkan norma lainnya. Misalnya,
pada waktu makan bersendawa atau mendecak, tidak mencuci tangan sebelum
makan, dan sebagainya. Pelanggaran terhadap norma ini tidak akan meng-
akibatkan sanksi yang berat, melainkan hanya sekadar celaan atau dinyatakan
tidak sopan oleh orang lain.
Tidak mendecak atau bersendawa pada waktu makan merupakan salah satu bentuk tata cara. Pelanggaran
terhadapnya hanya mendapat sanksi yang ringan.
Sumber: Ap Photo
1.18 Gambar
Nilai dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat
20
b. Kebiasaan folksways
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama.
Mengapa orang melakukan perbuatan yang sama dan diulang-ulang? Ya,
perbuatan itu diulang-ulang membuktikan bahwa orang menyukainya. Jadi, kebia-
saan
folkways merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat
sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Kebiasaan memiliki
kekuatan yang lebih besar daripada tata cara, misalnya memberikan salam pada
waktu bertemu, membungkukkan badan
sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, membuang sampah pada tempatnya, berterima kasih atas pemberian orang lain, dan
sebagainya.
Seseorang atau kelompok orang yang tidak melakukan kebiasaan, akan dianggap sebagai penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam
masyarakat dan setiap orang akan menyalahkannya. Sanksi yang akan diterima bagi pelanggarnya dapat berupa teguran, sindiran, digunjingkan,
dan dicemooh.
c. Tata Kelakuan mores
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber pada ajaran agama,
filsafat, nilai kebudayaan atau ideologi yang dianut oleh masyarakat. Tata
kelakukan
mores adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan
seharusnya. Dengan demikian, tata kelakuan dapat berupa norma kesusilaan
dan norma agama. Apabila orang melang- gar kebiasaan akan dianggap aneh, tetapi
kalau melanggar tata kelakuan
mores akan disebut jahat. Contohnya adalah
larangan berzina, berjudi, minum minuman keras, penggunaan narkoba, dan mencuri.
Membungkukkan bada sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua merupakan salah satu kebiasaan.
1.19 Gambar