Nilai dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat
18
Pelanggaran terhadap norma kesopanan, akan menimbulkan sanksi dari masyarakat yang berwujud teguran, caci maki, cemooh, diasingkan
dari pergaulan, dan sebagainya.
d. Norma Hukum
Norma hukum adalah seperangkat per- aturan yang dibuat oleh negara atau badan
yang berwenang. Norma hukum berisi perin- tah negara yang harus dilaksanakan dan
larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh warga negara. Sifat dari norma ini adalah
tegas dan memaksa.
Sifat “memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang merupakan
kelebihan dari norma hukum, jika dibanding- kan dengan norma-norma yang lainnya. Demi
tegaknya hukum, negara mempunyai lembaga
beserta aparat–aparatnya di bidang penegakan hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim. Bila seseorang melanggar hukum, ia akan menerima
sanksi berupa hukuman, misalnya hukuman mati, penjara, kurungan, dan denda.
Adapun unsur–unsur dan ciri–ciri norma hukum adalah: 1
peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat; 2
peraturan itu diadakan oleh badan–badan resmi yang berwajib; 3
peraturan yang bersifat memaksa; 4
sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas; 5
berisi perintah dan atau larangan; 6
perintah danatau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap orang. Konsekuensi dari pelaksanaan peraturan hukum ini dapat dipaksakan
oleh alat-alat negara. Timbulnya norma hukum dalam masyarakat suatu negara, karena norma adat, norma agama, dan norma kesusilaan,
dirasakan belum cukup untuk menjamin adanya suatu ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, dalam norma tersebut tidak adanya
suatu paksaan dari alat-alat negara. Akibatnya, seringkali orang mengabaikan norma agama, kesusilaan, dan kesopanan. Jadi, norma
hukum diadakan agar ketiga norma tersebut ditaati oleh masyarakat. Dengan demikian, orang memerlukan norma hukum karena beberapa hal.
Sumber: Ap Photo
Hukuman penjara merupakan salah satu sanksi yang diterima bagi orang yang melanggar norma hukum.
1.17 Gambar
PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII
19
1 Tidak semua orang menaati dan patuh pada norma kesusilaan, norma
adat, dan norma agama. 2
Masih banyak kepentingan-kepentingan manusia yang tidak dijamin oleh ketiga norma yang disebutkan di atas, misalnya keharusan berjalan
di sebelah kiri peraturan lalu lintas justru benar–benar merupakan asli norma hukum.
3 Masih adanya kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan
norma kesusilaan, norma adatkemasyarakatan dan norma agama, padahal masih memerlukan perlindungan.
Tidak sedikit bentuk perbuatan atau tingkah laku yang sama–sama dianjurkan atau dilarang oleh berbagai norma tersebut di atas. Sebagai
contoh, berbakti kepada orangtua adalah sikap atau perbuatan yang dianjurkan oleh norma agama, norma kesusilaan, maupun norma
kesopanan atau norma sosial. Perbuatan menipu adalah perbuatan yang dilarang oleh norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan atau
norma sosial maupun norma hukum. Sementara itu, perbuatan mengendarai motor tanpa menggunakan helm atau tidak membawa SIM
adalah perbuatan yang melanggar norma hukum, tetapi tidak melanggar norma agama, kesusilaan maupun kesopanan.
Berdasarkan kekuatan daya pengikatnya, norma-norma sosial dibagi menjadi tata cara
usage, kebiasaan folkways, tata kelakuan mores, adat-istiadat
customs, dan hukum laws.
a. Tata Cara usage
Proses interaksi yang terus-menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang
dinamakan tata cara usage. Tata cara
merupakan norma yang menunjukkan pada satu bentuk perbuatan dengan sanksi
yang sangat ringan terhadap pelanggarnya dibandingkan norma lainnya. Misalnya,
pada waktu makan bersendawa atau mendecak, tidak mencuci tangan sebelum
makan, dan sebagainya. Pelanggaran terhadap norma ini tidak akan meng-
akibatkan sanksi yang berat, melainkan hanya sekadar celaan atau dinyatakan
tidak sopan oleh orang lain.
Tidak mendecak atau bersendawa pada waktu makan merupakan salah satu bentuk tata cara. Pelanggaran
terhadapnya hanya mendapat sanksi yang ringan.
Sumber: Ap Photo
1.18 Gambar