Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia
94
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 104 ayat 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dibentuklah Pengadilan Hak Asasi
Manusia di lingkungan Peradilan Umum untuk mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pembentukan Pengadilan HAM dituangkan
dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang ditetapkan pada tanggal 23 November tahun 2000.
2 Tempat dan Kedudukan Pengadilan HAM
a Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah
kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
b Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pengadilan HAM
berkedudukan di setiap wilayah Pengadilan Negeri yang ber- sangkutan.
3 Lingkup Kewenangan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM ber tugas dan ber- wenang:
a memeriksa dan memutus perkara pelang-
garan hak asasi manusia yang berat; b
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia
yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara RI oleh warga
negara Indonesia.
Pengadilan HAM tidak ber wenang memeriksa dan memutuskan perkara pelang-
garan hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di
bawah 18 tahun pada saat terjadi kejahatan dilakukan.
4 Susunan Majelis Hakim Pengadilan HAM Pemeriksaan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dilakukan oleh majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 lima orang. Majelis hakim Pengadilan HAM terdiri atas:
a orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan;
b orang hakim
ad hoc.
Hadirnya tokoh-tokoh penegak HAM, maka usaha penegakkan HAM di Indonesia dapat lebih
ditegakkan dengan adil dan transparan.
3.16 Gambar
Sumber: ugm.ac.id
PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII
95
Hakim ad hoc dalam Pengadilan HAM tersebut di atas diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden atas usul Mahkamah Agung. Jumlah hakim ad hoc sekurang-kurangnya 12 orang dengan masa jabatan 5 tahun dan
dapat diangkat kembali untuk kali masa jabatan.
5 Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi
Setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat danatau ahli warisnya dapat memperoleh kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi
sesuai dengan putusan Pengadilan HAM. Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara,
karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.
Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga. Restitusi dapat berupa:
a pengembalian harta milik,
b pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, dan
c penggantian biaya untuk tindakan tertentu.
Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan semula, misalnya kehormatan, nama baik, jabatan atau hak-hak lain.
B. Kasus Pelanggaran HAM
Banyak kasus pelanggaran hak-hak asasi manusia yang muncul akhir-akhir ini, misalnya masalah pelecehan seks, TKW, dan TKI yang
menjadi imigran gelap di beberapa negara. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM? Kasus-kasus apa saja yang termasuk pelanggaran
HAM dan dapat diadili di pengadilan HAM?
1. Pengertian Pelanggaran HAM
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM dan contohnya, kalian perlu lebih dahulu memahami nilai-nilai yang berkaitan
dengan HAM. Nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan dari Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, antara lain sebagai berikut.
a. Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi,
dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kecerdasan, dan keadilan.