Bentuk Menyampaikan Pendapat di Muka Umum Gambar

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat 122 Penyampaian pendapat secara lisan contohnya pidato, dialog, diskusi, dan musyawarah. Penyampaian pendapat secara tulisan contohnya memasang spanduk, poster, gambar, pamflet, selebaran, dan petisi. Adapun yang dimaksud dengan “dan sebagainya” contohnya mogok makan, dan sikap membisu. Jadi selain secara lisan dan tulisan, penyampaian pendapat dapat juga melalui perilaku atau kegiatan selain lisan dan tertulis. Apa saja bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang diatur dalam Peraturan Perundangan? Perhatikan gambar 4.6. Kegiatan atau peristiwa apa yang ditunjukkan pada gambar tersebut? Apa yang sedang mereka lakukan? Mengapa melibatkan banyak orang? Gambar tersebut memperlihatkan adanya kegiatan unjuk rasa dari sejumlah besar massa guru menuntut peng- angkatan mereka sebagai pegawai negeri sipil. Unjuk rasa tersebut melibatkan ribuan guru bantu sebagai suatu cara untuk menunjukkan bahwa tuntutan mereka didukung oleh sejumlah besar guru bantu. Selain itu, mereka ingin menunjukkan bahwa tuntutan yang mereka sampaikan merupakan kepentingan bersama. Ada beberapa bentuk atau cara untuk menyampaikan pendapat di muka umum, yaitu sebagai berikut. 1 Unjuk rasa atau demontrasi Unjuk rasa merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demontratif di muka umum. Kegiatan semacam ini merupakan bentuk pe- nyampaian pendapat di muka umum yang paling sering digunakan. Unjuk rasa ini sudah sangat sering dilaksanakan oleh semua elemen masyarakat, mulai dari siswa, mahasiswa, dan masyarakat sipil lainnya. Masyarakat Indonesia sejak tanggal 26 Oktober 1998 telah memiliki peraturan yang baru mengenai tata cara menyampaikan pendapat di muka umum tersebut. Peraturan tersebut yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

4.6 Gambar

Sumber: walubi.or.id Kebebasan mengemukakan pendapat harus memerhatikan khalayak umum. PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII 123 Undang-undang ini lahir bersamaan dengan perubahan politik di tanah air, yaitu dari Orde Baru menuju Orde Reformasi, dari pemerintahan otoriter ke pemerintahan demokratis. Pada saat itu sedang marak- maraknya terjadi demonstrasi mahasiswa. Demonstrasi kadang meng- akibatkan perilaku anarkistis, bahkan terkadang aparat kepolisian tidak mampu mengendalikannya. 2 Pawai Perhatikan gambar di bawah. Kegiatan apa yang ditunjukkan pada gambar tersebut? Mengapa mereka melakukan kegiatan seperti itu? Apakah kegiatan seperti itu dibenarkan menurut UU No. 9 Tahun 1998? Pada gambar terlihat ratusan orang membawa bendera yang berslogan “pawai budaya, menumbuhkan rasa solidaritas dan mengimplementasikan kultural Bhineka Tunggal Ika”. Aksi tersebut menggambarkan sikap mereka yang ingin menerapkan beberapa nilai- nilai dalam Pancasila terhadap berbagai budaya yang selama ini berkembang di Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut agar semua orang memiliki rasa solidaritas, walaupun kebudayaan di Indonesia bermacam-macam. Ciri utama dari pawai adalah arak-arakan sejumlah besar massa di jalan umum. Arak-arakan tersebut sebenarnya tidak harus menggunakan kendaraan. Ada juga penyampaian pendapat di muka umum yang melalui pawai dengan jalan kaki di jalan umum. Dengan demikian dapat disimpul- kan bahwa pawai merupakan cara penyampaian pendapat dengan arak- arakan di jalan umum. Pawai merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang diatur dalam UU No.9 Tahun 1998. 3 Rapat Umum Seperti yang telah kalian pahami bahwa penyampaian pendapat di muka umum adalah penyampaian pendapat secara lisan, tulisan, dan sebagainya. Penyampaian pendapat secara lisan antara lain pidato,dialog, diskusi, dan rapat umum. Salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang diatur dalam UU No. 9 Tahun 1999 adalah rapat umum. Apakah yang dimaksud dengan rapat umum?

4.7 Gambar