Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Gambar

PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas VII 119

c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

Dalam pasal 4 ayat 1 dinyatakan bahwa “Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.” Selanjutnya, pasal 4 ayat 2 undang-undang ini, menyatakan dengan tegas bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran. Ketentuan ini merupakan jaminan terhadap kebebasan pers di Indonesia. Dalam undang-undang tersebut, yang dimaksud dengan pers adalah lembaga sosial atau wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memper- oleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elek- tronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Menurut pasal 6 undang-undang tersebut, pers di Indonesia memiliki peranan sebagai berikut. 1 Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. 2 Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinnekaan. 3 Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. 4 Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 5 Memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

4.3 Gambar

Sumber: an.tv.com Di era reformasi kegiatan pers mengalami perkembangan yang luar biasa sejak digulirkannya kebebasan pers. Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat 120 3. Menyampaikan Pendapat di Muka Umum Perhatikan gambar 4.4. di samping. Kegiatan apa yang ditunjukkan pada gambar tersebut? Gambar tersebut menggambarkan suatu pertemuan umum untuk menyampaikan pandangan dan menyampaikan protes. Tampak jelas bahwa penyampaian pendapat tersebut dilakukan di hadapan orang banyak dan di tempat yang dapat didatangi setiap orang. Ilustrasi tersebut mencerminkan suatu konsep menyampaikan pendapat di muka umum. Apakah yang dimaksud dengan menyampaikan pendapat di muka umum? Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyampai- kan pendapat di muka umum artinya mengemukakan pendapat di hadapan orang banyak atau orang lain, termasuk tempat yang dapat didatangi danatau dilihat setiap orang. Pada masa sekarang, penyam- paian pendapat di muka umum sering digunakan untuk mengemukakan pandangan atau menyampaikan suatu protes. Biasanya permasalahan atau protes yang dikemukakan menyangkut kepentingan bersama dan persoalan yang penting. Tujuannya agar pendapat atau protes yang dikemukakan memperoleh perhatian dari khalayak orang banyak. Diharapkan setelah khalayak umum memahami permasalahannya, mereka mendukung apa yang disampaikan dalam kegiatan tersebut. Di Indonesia, penyampaian pendapat di muka umum sudah datur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Apa yang menjadi dasar pemikiran lahirnya undang-undang tersebut? Tempat-tempat mana yang boleh digunakan untuk menyampaikan pendapat? Adakah tempat-tempat yang dilarang untuk mengadakan kegiatan tersebut? Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 lahir dengan dasar pemikiran sebagai berikut. a. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi manusia yang dijamin oleh UUD 1945 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

4.4 Gambar

Sumber: tripod.com Pada masa sekarang, penyampaian pendapat di muka umum merupakan salah salah satu cara yang banyak digunakan untuk mengemukakan opini atau menyampaikan protes.