Isolasi Kapang Endofit Cara Kerja 1 Persiapan Alat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3.4.8 Fermentasi Fermentasi kapang endofit dilakukan dengan menggunakan media PDY Potatoes Dextrose Yeast, yang bertujuan untuk memperoleh ekstrak yang mengandung senyawa metabolit sekunder dari isolat kapang endofit. Koloni murni kapang endofit pada cawan petri PDA yang telah diinkubasi selama 7 hari, kemudian dengan menggunakan cork borer diambil 3 potongan berukuran 1 x 1 cm. Potongan kapang tersebut kemudian diinokulasikan ke dalam media fermentasi cair PDY sebanyak 200 mL dalam botol kaca steril berukuran 500 mL. Kapang endofit kemudian difermentasi goyang menggunakan rotary shaker dengan kecepatan 130 rpm, dilakukan pada suhu 37 ℃ selama 14 hari. Setelah itu medium cair hasil fermentasi tersebut dimasukkan ke dalam tabung sentrifus ukuran 15 mL yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan hasil sentrifugasi diambil.Supernatan ini kemudian digunakan untuk uji aktivitas antibakteri sebagai larutan uji Sinaga, 2009 ; Kumala, 2006 dengan modifikasi.

3.4.9 Uji Aktivitas Antibakteri

3.4.9.1 Identifikasi Bakteri Uji Identifikasi bakteri uji dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik pada bakteri uji yang berusia 18-24 jam. Identifikasi makroskopik dilakukan dengan mengamati morfologi dan pertumbuhan koloni. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan metode pewarnaan Gram. Gelas objek dibersihkan dahulu dengan kain bersih yang sudah dibasahi dengan etanol 70, kemudian dilewatkan di atas api untuk menghilangkan lemak dan biarkan dingin sebelum dipakai. Buat batas bulatan dengan pensil gelas. Buat suspensi kuman dengan satu ose NaCl fisiologis atau akuades steril di atas gelas objek, fiksasi dengan melewatkan gelas objek pada api bunsen. Tuangkan larutan Karbol Kristal Ungu 0,5 pada sediaan dan biarkan selama 5 menit. Bilas dengan air. Cairan Lugol diteteskan di atas preparat selama 45-60 detik, kemudian dicuci dengan air. Celupkan preparat dalam bejana berisi alkohol 96 goyang-goyangkan selama 30 detik atau hingga zat warna bersih. Preparat dicuci dengan air. Larutan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Safranin diteteskan di atas preparat, kemudian dibiarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air dan keringkan. Tetesi minyak immersi diatas sediaan, amati dengan mikroskop Atika, 2007. 3.4.9.2 Pembuatan Kurva tumbuh bakteri Bakteri S.dysentriae, S.aureus, B.subtilis, S.enterica sv thypimurium, dan H.pylori diremajakan masing-masing sebanyak dua biakan, pertama sebagai biakan stok dan kedua sebagai biakan suspensi. Satu ose diambil dari kultur bakteri yang akan diremajakan kemudian digoreskan ke agar miring. Biakan tersebut ditumbuhkan pada agar miring NA selama 24 jam pada suhu 37 ℃. Biakan yang telah tumbuh pada agar miring NA, ditambahkan dengan 5mL NaCl 0,9 wv steril. Sebanyak 2 mL suspensi bakteri diinokulasikan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi 200 mL NB Nutrient Broth, dikocok dan NB steril tanpa suspensi bakteri sebagai kontrol. Spektrofotometer visible diatur dengan panjang gelombang 600 nm, kuvet dibersihkan kemudian diukur absorbansi awal NB steril sebagai kontrol dan NB yang mengandung bakteri pada menit ke-0 t . Setelah absorbansi awal ditentukan, media NB diinkubasi pada pengocokan 120 rpm dengan temperature 37 ℃. Setiap interval 30 menit dilakukan pengukuran absorban untuk mendapatkan kurva tumbuh. Kurva pertumbuhan diakhiri setelah melewati fase stasioner Utami, 2009. 3.4.9.3 Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Cakram Suspensi bakteri 1 mL dimasukkan secara aseptis ke dalam cawan petri steril kemudian ditambahkan media agar yang telah dibuat untuk masing-masing bakteri uji sejumlah 10mL. Suspensi kuman yang telah diberi agar dalam cawan petri digoyangkan perlahan untuk memperoleh suspensi kuman yang tersebar merata pada media agar Rachmayani, 2008. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara in vitro dengan metode difusi cakram. Larutan uji diserapkan ke dalam cakram sebanyak 20 µL. Cakram yang sudah diresapi larutan uji diletakkan pada permukaan media uji kemudian diinkubasi Atika, 2007.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif

9 64 97

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae Dan Staphylococcus aureus

19 107 84

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Buah Terong Lalap Ungu (Solanum melongena L).

17 74 78

Aktivitas antibakteri kapang endofit dari tanaman kina (cinchona calisaya wedd.)

0 9 8

Uji Sitotoksisitas dan AktivitasEkstrak Daun Leunca (Solanum nigrum L) Terhadap Kelarutan Kalsium Oksalat

1 10 29

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Daun Kepala Tupai [Drynaria quercifolia (L.) J. Sm.] terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

0 21 99

Fraksinasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

1 7 102

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Bakung Putih (Crinum asiaticum L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa

2 33 101

Isolasi dan Karakterisasi Kapang Endofit dari Ranting Tanaman Parijoto (Medinilla Speciosa Reinw. ex Blume) dan Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri

8 45 93

58 Isolasi dan uji aktivitas antibakteri isolat bakteri endofit dari daun cendana (Santalum album linn.)

0 0 6