UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari 90 isolat klinik menghasilkan Staphylococcus aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri Jawetz
et al., 1995 ; Novick et al., 2000 dalam Kusuma, 2009.
2.4.1.2 Klasifikasi
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Stapylococcus aureus Rosenbach, 1884
2.4.1.3 Sifat Kultur
Stapylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologik dibawah suasana aerobik atau mikro-aerobik. Tumbuh dengan cepat
pada temperatur 37 ℃, namun pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada
temperatur kamar 20-35 ℃. Koloni pada media yang padat akan berbentuk bulat,
halus, menonjol, dan berkilau-kilau, membentuk berbagai pigmen berwarna kuning keemasan Jawetz et al., 2005 dalam Kusuma, 2009.
2.4.1.4 Patogenesis dan patologi
Sebagian bakteri Stapylococcus merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga
ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. Stapylococcus aureus yang bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan
manitol Warsa, 1994 dalam Kusuma, 2009. Infeksi oleh Stapylococcus aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang
disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Stapylococcus aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi
yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Stapylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma
syok toksik Ryan et al., 1994 ; Warsa, 1994 dalam Kusuma, 2009.
2.4.2 Shigella dysenteriae
2.4.2.1 Morfologi
Shigella dysenteriae adalah bakteri Gram negatif yang memiliki morfologi batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora, bersifat
fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobik. Bentuk koloni Shigella dysenteriae konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh mencapai
diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam. Bakteri ini sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa Jawetz et
al., 2005. Shigella sp mempunyai susunan antigen yang kompleks. Terdapat banyak tumpang tindih dalam sifat serologik berbagai spesies dan sebagian besar
bakteri ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh bakteri enterik lainnya. Antigen somatik O dari Shigella sp adalah lipopolisakarida. Kekhususan
serologiknya tergantung pada polisakarida dan terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella sp didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigeniknya
Jawetz et al., 2005.
2.4.2.2 Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysentriae Jawetz et al., 2005
2.4.2.3 Patogenesis dan patologi
Shigellosis disebut juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan