UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Fase kematian
Pada fase ini, sel bakteri akan mati lebih cepat daripada terbentuknya sel baru. Laju kematian mengalami percepatan yang eksponensial.
2.7 Antibakteri
Antibakteri didefinisikan sebagai zat aktif yang bersifat toksisitas selektif yaitu membunuh bakteri yang merugikan manusia tanpa menimbulkan toksisitas
terhadap manusia. Zat semacam ini juga sering disebut zat kemoterapeutik yaitu zat kimia yang digunakan untuk mengobati penyakit menular kemoterapi atau
mencegah penyakit kemoprofilaksis. Antibiotik didefinisikan sebagai zat yang dihasilkan suatu mikroorganisme terutama fungi baik langsung maupun analog
dan sintesisnya yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain Atika, 2007.
Menurut Pelczar dan Chan 1988 cara kerja zat antibakteri dalam melakukan efeknya terhadap mikroorgaisme adalah sebagai berikut:
Antibakteri yang menghambat metabolisme sel
Bakteri patogen mensintesis sendiri asam folat untuk kelangsungan hidupnya dari asam para amino benzoat PABA. Antibakteri golongan ini bersaing
dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya kehidupan bakteri akan
terganggu. Efek yang ditimbulkan oleh antibakteri golongan ini yaitu bakteriostatik. Obat yang memiliki mekanisme kerja seperti ini yaitu obat-obat golongan
sulfonamida dan trimetoprim.
Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel Antibakteri jenis ini menghambat pembentukan komponen dinding sel
bakteri yaitu polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida glikopeptida. Antibakteri ini akan menghambat reaksi paling dini dalam proses
sintesis dinding sel dan reaksi terakhir transpeptidasi dalam rangkaian reaksi tersebut. Akibatnya tekanan osmotik di dalam sel akan lebih tinggi dibandingkan
di luar sehingga terjadi lisis dinding sel. Obat yang termasuk golongan ini secara kimia digolongkan sebagai turuna
n β-laktam yaitu penisilin dan sefalosporin serta turunan polipeptida seperti basitrasin.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Antibakteri yang menganggu permeabilitas membran sel
Antibakteri yang termasuk golongan ini yaitu polimiksin. Polimiksin sebagai senyawa amonium-kuartener dapat merusak membran sel setelah bereaksi
dengan fosfat pada fosfolipid membran sel bakteri. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman Gram-positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Kerusakan
membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain.
Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel
Antibakteri yang masuk golongan ini yaitu rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin menghambat sintesis RNA dan DNA dengan berikatan
dengan enzim polimerase-RNA. Sedangkan golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase. DNA girase ini berfungsi menata kromosom yang sangat panjang
menjadi bentuk spiral sehingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.
Antibakteri yang menghambat sintesis protein Untuk keperluan hidupnya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai protein.
Sintesis protein bakteri berlangsung di ribosom yang terdiri dari dua sub unit yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S. Obat yang masuk golongan ini menghambat sintesis
protein dengan beberapa cara yang melibatkan pengikatan ribosom. Pengikatan ribosom 30S menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu
sintesis protein. Akibatnya terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba. Pengikatan pada ribosom 50S menyebabkan terjadinya
translokasi kompleks tRNA-peptida dari lokasi asam amino tidak dapat menerima kompleks tRNA-asam amino yang baru. Obat yang termasuk dalam golongan ini
secara kimia dikenal sebagai turunan aminoglikosida, makrolida, linkosamida linkomisin, tetrasiklin, dan amfenikol kloramfenikol dan tiamfenikol.
2.7.1 Uji Aktivitas Antibakteri
Pada uji ini diukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antibakteri. Tujuannya adalah untuk menentukan potensi dan kontrol kualitas
selama proses produksi senyawa antibiotik di pabrik, untuk menentukan farmakokinetik obat pada hewan atau manusia, dan untuk memonitor dan
mengontrol kemoterapi obat. Kegunaan uji antibakteri ini adalah diperolehnya