di antara para Menteri, kecuali saya seb agai Menteri Penerangan”.
40
Sehingga Natsir dikenal sebagai Bung Besar dan Menteri Kesayangan oleh Soekarno yang sebelumnya pernah berpolemik dengannya.
4. Tokoh Dunia Islam yang Sederhana
Berkat jasanya yang besar di dalam bidang Akademik, Mohammad Natsir menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang Politik Islam dari
Universitas Islam Libanon Tahun 1967, kemudian menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia
dan gelar Doktor Honoris causa dalam bidang pemikiran Islam dari Universitas Sains dan Tekinologi Malaysia di Tahun 1991.
41
Oleh karena pengabdiannya yang tidak mengenal lelah di dalam dakwah dan pelayanan kepada umat pada Puncaknya, Mohammad Natsir
mendapat penghargaan Jaizat Al-Malik Faisal Al-Alamiyat The International King Faisal Award dari Lembaga Hadiah Internasional
Malik Faisal yang berkedudukan di Riyadh pada 1980, bersama Syaikh Hasan Al-Nadwi, seorang ulama besar dari Lucknow, India, atas
pengabdian dan pengkhidmatan keduanya kepada Islam dan umatnya.
42
Natsir memperoleh piagam, medali emas, dan uang sebesar 100 ribu riyal. Uang sebanyak itu tidak dinikmatinya sendiri, tetapi diserahkan
ke kasir DDII untuk dibagikan kepada seluruh karyawan di setiap biro dan
40
Mohammad Natsir, Dunia Islam dari Masa Ke Masa, h.13.
41
Lukman Hakiem, dkk, Refleksi seabad Mohammad Natsir, h.379.
42
Akmal Stanzah, “Natsir, Syafruddin, Kasman, Noer Ali, Soleh Iskandar, Pahlawan Nasional?” , Pandji Masyarakat, Nomor 824, 11-20 April 1995, h.18.
unit DDII.
43
Itulah kesederhanaan Natsir. Tak salah penghargaan itu diberikan kepadanya sebagai penghormatan terhadap reputasi dan dedikasi
Natsir yang tidak kecil bagi umat. Hal itu juga sedikit banyak telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia Internasional, khususnya
di Dunia Islam.
44
43
Lukman Hakim, Pemimpin Pulang : Rekaman Peristiwa Wafatnya M.Natsir, h.125.
44
Anwar Harjono, Indonesia Kita: Pemikiran berwawasan Iman-Islam, h.217.