Tokoh Dunia Islam yang Sederhana

Bahkan Soekarno yang pernah menjadi lawan polemiknya pada 1930-an, sama sekali tidak keberatan atas gagasan Syahrir itu. Bahkan Soekarno mengatakan “Hij Is de man” Dialah orang yang tepat. 6 Sejak itu pula Natsir menjadi dekat dengan Soekarno. Kendati demikian selaku Menpen Natsir hanya beberapa hari menjalankan tugasnya di Jakarta, karena perpindahan Ibu Kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta pada Januari 1946. Namun, di kantornya yang berlokasi di Jalan kali Code Yogya itulah, Natsir dapat mencurahkan pikiran untuk membentuk Kementerian Penerangan dengan lebih baik. Di samping itu ia juga tetap menjalankan tugas sebagai Sekretaris Sekolah Tinggi Islam STI yang juga ikut pindah ke Yogyakarta. 7 Kemudian pada Juli 1949, Mohammad Hatta mengutus Mohammad Natsir ke Sumatera sebagai delegasi dalam perundingan Roem-Royen, melalui perundingan secara marathon, Natsir berhasil membujuk rekannya agar mengembalikan mandatnya. Meski secara pribadi dirinya menentang isi persetujuan Roem-Royen itu, Natsir tetap berupaya membela persetujuan itu saat berpidato di depan penduduk setempat. 8 Meski akhirnya mengundurkan diri dari delegasi pimpinan Roem, karena menentang konsesi-konsesi yang disepakati dalam persetujuan tersebut, tindakan Menteri Penerangan itu berhasil meyakinkan orang-orang dekatnya agar tunduk terhadap keputusan yang telah diambil. Keberhasilan 6 Yusuf Abdullah Puar, Mohammad Natsir 70 Tahun: kenangan-kenagan dan kehidupan dan perjuangan, h.78. 7 M. Dzulfikriddin, Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia, h.59. 8 Remy Madinier, Partai Masjumi Antara Godaan Demokrasi dan Islam Integral Jakarta, Mizan, 2013, h.102-103. Natsir dalam membentuk Kementerian Penerangan juga diakui oleh Harmoko Menpen RI pada Kabinet Pembangunan IV-VI. “Dasar-dasar di Kementerian Penerangan banyak dibentuk oleh Natsir pada 1946-1947 ketika dia menjabat Menteri Penerangan, sehingga bisa dikatakan bahwa dia banyak menyumbangkan pemikiran untuk sistem Penerangan pada saat itu,” demikian ungkap Harmoko. 9 Adapun tugas kewajiban Kementerian Penerangan adalah: 1. Memberi penerangan kepada segenap lapisan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah kabinet serta memberi penerangan tentang peraturan- peraturan yang dikeluarkan dan tindakan-tindakan yang dilakukan, baik oleh Pemerintah Pusat maupun oleh Pemerintah Daerah. 2. Memberi penerangan dan memperdalam pengertian tentang ideologi negara Pancasila, seperti termaktub dalam Undang-Undang Dasar. 3. Memperdalam kesadaran politik dan kecerdasan membanding critischezen dari rakyat sebagaimana yang harus ada pada tiap-tiap warga negara yang menjunjung dasar demokrasi. 4. Memiliki jiwa dan ruh perjuangan rakyat untuk melaksanakan cita-cita negara. 5. Memperkenalkan Negara Republik Indonesia serta cita-cita persatuan seluruh bangsa Indonesia ke luar negeri. 10 9 Yusuf Abdullah Puar, Kelemahan atau Kelebihan Natsir Jakarta: Pustaka Antara, 1978 h.386. 10 M. Dzulfikriddin, Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia, h.59.

B. Peran Natsir Sebagai Perdana Menteri Pertama Negara Kesatuan RI

Di samping kontribusinya di bidang pemikiran, terutama dalam memberi ruh agama terhadap konstitusi, Natsir juga cerdas dan gemilang dalam memulihkan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Karena langkah strategisnya dalam mengemukakan Mosi Integral di sidang parlemen Republik Indonesia Serikat RIS pada 3 april 1950, Soekarno mengangkatnya sebagai Perdana Menteri RI. Kedudukan ini merupakan karier politik tertinggi yang pernah dicapainya. Pada saat itu, usianya baru 42 tahun. 11

1. Pembentukan Negara Kesatuan RI

Sumbangan besar yang tak ternilai dari Natsir kepada bangsa dan negara Indonesia adalah Mosi Integral, yang telah mengembalikan Negara Kesatuan RI dengan demokratis, konstitusional, dan cara terhormat. 12 Oleh karena itu sangat tepat jika Natsir disebut sebagai salah seorang Negarawan dan Bapak Pendiri Negara Indonesia. 13 Mosi itu kemudian diteken beramai-ramai oleh Subadio Sastrosatomo, Hamid Algadri, Ir Sakirman, K. Werdoyo, Mr A.M Tambunan, Ngadiman Harjosubroto, Sahetapy Engel, Dr Cokronegoro, Moch Tauchid, Amelz, dan H Sirajudin Abbas, mereka mewakili 11 fraksi di parlemen. Sehari sebelum penyampaian Mosi Integral Natsir, masih ada 11 Aidil Heryana, “Proklamator Mosi Integral Bangsa” Artikel diakses pada 27 Maret 2015 dari http:Dakwatuna.com. 250508. 12 M. Dzulfikriddin, Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia, h.70. 13 Ibid., h.70.