sebagai anak ketiga dari pasangan Idris Saripado dan Khadijah. Dan wafat di Jakarta 5 Februari 1993.
5
Ayahnya, Idris Sutan Saripado adalah seorang pegawai pemerintahan di sana dan seorang juru tulis kontrolir, sedangkan
ibunya Khadijah adalah ibu rumah tangga yang bijaksana
6
dan kakeknya merupakan seorang ulama. Sebagaimana masyarakat minang lainnya ,
keluarga Idris ini pun merupakan keluarga Muslim yang taat. Mohammad Natsir dikenal sebagai seorang pemikir, pemimpin politik
Indonesia dan salah seorang tokoh dunia Islam di abad ke-20.
7
Ayahnya asisten Demang di Bonjol, kemudian menjadi juru tulis kontrolir di Maninjau.
Mulanya Natsir sekolah di Gubernemen berbahasa Melayu sampai kelas 2 tinggal bersama kedua orang tuanya, kemudian Natsir pindah ke Padang.
Tidak di terima HIS Pemerintah setingkat SD ia masih beruntung dapat masuk HIS swasta Adabiyah yang baru dibuka Dr. Abdullah Ahmad. Disana, Natsir
tinggal bersama keluarga Haji Musa, seorang saudagar yang dermawan. Ketika di solok itulah, dasar agama Natsir dibentuk dan dibina.
8
B. Riwayat Intelektual Mohammad Natsir
Ketika kecil, Natsir belajar di Holland Inlandse School HIS Solok serta di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul.
Tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di Meer
5
Mohammad Natsir, World Of Islam Festival dalam perspektif sejarah Jakarta: Yayasan Idayu, 1976, h.51.
6
Ibid,. h.8.
7
Ajib Rosidi, M. Natsir Sebuah Biografi, h.45.
8
M.Dzulfikriddin, Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia, h.19-20.
Uitgebreid Lager Onderwijs MULO setingkat SLTP sekarang di Padang. Ketika di MULO itu, dia belajar main biola. Di samping itu, dia masuk Pandu
National Islamische Padvindrij Natipiji, bagian dari perkumpulan Jong Islamieten Bond JIB cabang Padang. Karena nilai Natsir selalu baik, bahkan
terbaik, dia mendapatkan beasiswa sebesar dua puluh rupiah setiap bulan dari pemerintah Belanda.
9
Beasiswa per bulan itu terus diterimanya sampai tamat MULO pada 1927. Setelah dari MULO, Natsir kemudian melanjutkan ke
Algemene Middelbare School AMS Bandung. Di AMS Natsir berhasil memperoleh nilai yang baik. Di AMS itupun, Natsir mendapatkan beasiswa
dari Belanda sebesar tiga puluh rupiah per bulan. Beasiswa itu terus diterimanya hingga dia tamat dari AMS pada tahun 1930.
10
Ketika belajar di AMS itu, Natsir aktif menjadi anggota JIB cabang Bandung, bahkan terpilih
menjadi ketuanya sejak 1928 sampai 1932 Di JIB, Di Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin
Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir.
11
Natsir lahir dan dibesarkan dalam suatu setting sejarah yang penuh gejolak sosial, dan konflik politik keagamaan.
12
Natsir tenggelam dalam
9
“Mohammad Natsir”, dalam Lukman Hakim, dkk, Ensiklopedi Islam, vol.4 Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993, h.21.
10
Yusuf Abdullah Puar, Mohammad Natsir 70 Tahun , kenang-kenangan Hidup dan Perjuangan, h.7-9.
11
Arifin Bachtiar, “Biografi Moh Natsir” Artikel diakses pada 5 september 2014 dari
http:Wikipedia Mohammad Natsir www.wikipedia.com
.
12
Ahmad Suhelmi, Dari Kanan Islam Hingga Kiri Islam Jakarta : Darul Falah, 2001, h.37.
setting sejarah seperti itu sejak masa kanak-kanak di minangkabau,
13
masa remaja di zaman kolonial dan revolusi serta menjelang Demokrasi terpimpin
1959. Setting dan konteks sejarah itulah yang justru melahirkan Natsir menjadi tokoh sejarah dikemudian hari.
14
Di tempat kelahirannya itu Mohammad Natsir melewati masa-masa sosialisasi keagamaan dan Intelektualnya yang pertama, ketika ia mulai
menempuh Pendidikan dasar di sekolah Belanda dan mempelajari Agama kepada beberapa tokoh atau Ulama Pembaharu. Waktu belajarnya cukup
padat, sehabis maghrib ia mengaji Al-Quran pada siang hari hingga sore hari ia belajar di Madrasah Diniyah. Sedangkan secara Formal Mohammad Natsir
menempuh Pendidikan Barat sekolah-sekolah Belanda, seperti Meer Uitgebreid Lager Ordewijs MULO kemudian melanjutkan sekolah
Algemene Middelbare School AMS Bandung, dalam bidang kesusastraan Barat Klasik
15
. Perasaan Fanatik membela Islam mulai muncul dalam diri Natsir. Ini
berawal ketika diajak guru gambarnya menghadiri khutbah Pendeta Protestan DS Christoffel yang menyerang Islam. Natsir membuat sanggahan yang
dimuat dalam Surat Kabar Algemeen Indisch Dagblad AID dengan judul “Qur‟an en Evangeli” dan “Muhammad alsm Profect”.
16
13
Ibid,. h.37.
14
Yusuf Abdullah Puar, Mohammad Natsir 70 Tahun , kenang-kenangan Hidup dan Perjuangan, h. 15.
15
Ajib Rosidi, M. Natsir: Sebuah Biografi, h.45.
16
Sofwan Karim , “Mohammad Natsir 1908-1993”, Artikel diakses pada 5 september
2014 dari http:www.shofwankarim.blogspot.com