Berbagai Ajaran Sesat Pembahasan Tiap Bab Buku Siswa

49 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Puisi Kipling ini sangat terkenal di dunia berbahasa Inggris. Di India, missalnya, salinan puisi ini dibingkai dan digantungkan di dinding di hadapan meja-meja belajar para calon perwira di Akademi Pertahanan Nasional, di Pune. Di Inggris, baris ketiga dan keempat dari bait kedua puisi ini, “Jika kau dapat meraih kemenangan dan menderita musibah kekalahan, Dan memperlakukan sama kedua tipuan semu itu,” ditulis pada dinding pintu masuk ke Lapangan Tengah di All England Lawn Tennis and Croquet Club, tempat Kejuaraan Tenis Wimbledon yang bergengsi tingkat dunia itu diselenggarakan. Apa yang dapat kita simpulkan dari puisi Kipling ini? Dari sini kita bisa melihat bahwa kedewasaan terutama sekali adalah masalah kematangan jiwa dan kepribadian dan bukan berapa tingginya badan seseorang atau seberapa pintarnya orang itu. Kematangan jiwa itu dapat dilihat dari bagaimana seseorang menghadapi kekalahan, bahkan kehancuran kariernya. Orang yang matang dan berkarakter kuat tidak akan mudah takluk oleh hal-hal seperti itu. Ia akan segera bangkit dan membangun kembali dari puing-puing kehancurannya. Orang yang dewasa dan berkarakter pun tidak akan mudah dipengaruhi oleh kekuasaan. Kipling mengatakan, orang itu tidak canggung bergaul dengan raja-raja ataupun rakyat jelata. Semua baginya sama saja.

C. Berbagai Ajaran Sesat

Di tengah masyarakat kita ada banyak aliran gereja dan agama yang semuanya mengklaim paling benar, paling baik, satu-satunya yang memberikan jaminan keselamatan, sementara semua yang lainnya keliru bahkan sesat. Dalam pelajaran ini disinggung kelompok “The Family International” yang berkembang dari kelompok “Children of God” yang berkembang di Indonesia pada tahun 1970-an, dan bukan mustahil masih ada di Indonesia sampai sekarang. Mungkin ada yang bertanya, mengapa pemerintah tidak melarang saja aliran-aliran sesat seperti itu? Masalahnya tidak sederhana. Sebagai negara yang berasaskan demokrasi, Indonesia menganut kebebasan berpikir dan juga kebebasan untuk percaya atau tidak percaya kepada sesuatu agama atau ajaran. Karena itulah, untuk menghadapi ajaran-ajaran yang sesat seperti itu, kita harus memperkuat diri sendiri, memperkuat anak-anak didik kita, supaya mereka tidak mudah dipengaruhi dan terseret ke dalamnya. Ajaran sesat tidak hanya berbentuk ajaran agama, tetapi juga berbagai rayuan yang mengajarkan bahwa hidup kita akan jadi sempurna dan bahagia apabila kita membeli dan memiliki sebuah benda tertentu, misalnya HP, sepeda motor Diunduh dari http:kemdikbud.go.id 50 Kelas X SMASMK tertentu, tas tertentu yang bermerek, dll. Atau ada pula iklan yang mengatakan bahwa laki-laki akan menjadi perkasa apabila ia mengisap rokok tertentu, dan perempuan akan menjadi anggun bila ia melakukan hal yang sama. Sudah tentu, pendapat seperti itu tidak benar, karena rokok sesungguhnya berisi berbagai zat beracun yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit kanker yang membawa kepada kematian. Ajaran sesat lainnya adalah hedonisme, ajaran yang menganjurkan agar kita menikmati segala kenikmatan jasmani, i sik, dll. Misalnya, menikmati makanan dan minuman yang serba mahal, berpesiar ke luar negeri, berbelanja pakaian atau tas yang bermerek terkenal, berfoya-foya, dll. Orang-orang yang termakan dengan pikatan seperti ini seringkali kemudian disadarkan bahwa kemampuan keuangan mereka ternyata tidak memadai. Akibatnya, banyak orang yang kemudian terjerumus ke dalam praktik korupsi. Itulah yang terjadi di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ini. Pelajaran ini dimaksudkan untuk mengarahkan nilai-nilai yang dipegang oleh para peserta didik, agar mereka tidak begitu saja terpengaruh oleh materialisme, hedonisme, dan pemuasan kebutuhan i sik yang sesaat saja. Para peserta didik – dan kita semua – perlu belajar bagaimana hidup dengan apa yang ada pada kita, tanpa harus berutang kepada orang lain, atau bahkan mendorong orangtua supaya korupsi.

D. Kedewasaan Penuh