40
Kelas X SMASMK dalam permulaan kitab Amsal untuk memberikan wibawa otoritas kepada isi
kitab ini. Amsal 2:6 mengingatkan kita TUHAN-lah yang memberikan kita hikmat.
Itu berarti, meskipun kita belajar di sekolah, atau mendengarkan pengajaran dan nasihat di gereja, kita harus pertama-tama mengingat bahwa TUHAN
berdiri di belakang itu semua. TUHAN sendirilah yang mengajarkan dan memberikan hikmat itu kepada manusia. Bagaimanakah caranya? Caranya
sangat sederhana, yaitu mendengarkan hikmat TUHAN dengan cermat dan menaatinya. In berarti, walau sepintar apapun seseorang, bila ia menolak untuk
mendengarkan hikmat dari Allah, maka kepintaran itu akan sia-sia.
1 Raja-raja 3:16-28
Kitab 1 dan 2 Raja-raja adalah kitab yang mengisahkan kepemimpinan raja- raja di Kerajaan Israel dan belakangan juga Kerajaan Yehuda, setelah kerajaan
Israel terpecah menjadi dua kerajaan setelah kematian Salomo dan berakhir dengan kisah tragis pembuangan orang-orang Yehuda ke Babel setelah
kerajaan itu hancur dikalahkan oleh orang-orang Kasdim Babilonia.
Dalam 1 Raja-raja 3:16-28 kita menemukan kisah mengenai kebijaksanaan Salomo dalam mengambil keputusan yang sangat sulit. Kepada Salomo
menghadap dua orang perempuan yang masing-masing mengaku sebagai ibunda dari seorang anak bayi yang masih sangat kecil.
Kedua perempuan itu memang mempunyai anak bayi, tetapi salah seorang di antaranya meninggal karena kelalaian ibunya. Akibatnya, keduanya kemudian
memperebutkan bayi yang masih hidup. Bagaimana memecahkan masalah ini? Kita perlu mengingat bahwa di masa itu ilmu pengetahuan dan teknologi
belum berkembang seperti sekarang. Tidak ada tes darah, pemeriksaan sidik jari, uji DNA, yang dapat dengan mudah menentukan siapa sesungguhnya
ibunda sang bayi itu.
Di tengah-tengah kesulitan itu, Salomo mendapatkan ide yang cemerlang, yang mungkin tidak terpikirkan sama sekali oleh siapapun juga. Hanya setelah
mengajukan keputusannya yang “gila”, Salomo akhirnya dapat menunjukkan siapa ibu sejati anak bayi itu.
I. Kegiatan Pembelajaran
1. Pengantar Bagian pengantar mengarahkan peserta didik dalam memahami isi
pembelajaran serta judul pelajaran. Melalui pengantar, peserta didik
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
41
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dimotivasi untuk merasa tertarik mempelajari topik dan isi pelajaran yang
disampaikan. Kegiatan pembelajaran dapat dibuka dengan membaca puisi “Jika” oleh Rudyard Kipling
2. Kegiatan 1
Berbagi Pengalaman Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menggali persepsi serta
pengalaman peserta didik mengenai pertumbuhan dirinya. Mereka diminta untuk berbagi pengalaman mengenai hari ulang tahunnya. Hendaknya
guru bersikap bijak dalam membimbing peserta didik, jika ada di antara mereka yang bersikap tertutup dan tidak ingin menceritakan tentang
pengalamannya, kemungkinan ada hal yang ingin dilupakannya ataupun menyakitkan untuk diceritakan. Dalam kasus ini, guru mengarahkan peserta
didik tersebut untuk lebih fokus pada apakah mereka mengucap syukur pada Tuhan di hari ulang tahunnya?
Guru dapat bertanya kepada peserta didik, apa yang mereka pahami tentang menjadi dewasa. Dari jawaban-jawaban mereka buatlah kategorisasi sejauh
mana pemahaman peserta didik hanya terbatas pada pertumbuhan i sik saja, dan mana yang menunjukkan pemahaman bahwa kedewasaan itu juga
berkaitan dengan kematangan pribadi dan kematangan emosional. Apa sajakah ciri-ciri seseorang yang menunjukkan kematangan emosionalnya?
Kepada peserta didik bisa diperkenalkan beberapa contoh, seperti keberanian bertanggung jawab, kejujuran, hidup bertanggung jawab dan
berhikmat. Sudah tentu masih banyak lagi ciri-ciri kedewasaan yang lain, namun baiklah kita membatasinya dengan ciri-ciri di atas.
Selanjutnya guru bisa mengutip beberapa kasus mutakhir yang menunjukkan masalah yang dapat kita temukan di masyarakat, yang menunjukkan
ketidakdewasaan seseorang atau sekelompok orang. Misalnya, anak-anak yang tawuran, pejabat yang korupsi dan berbohong, pemimpin yang tidak
mau bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya, dll.
Selanjutnya, peserta didik dibimbing untuk mampu menilai pertumbuhan dirinya secara utuh baik jasmani maupun rohani terutama berbagai
pertumbuhan biologis dan psikologis. Kegiatan ini menjadi penopang bersifat memperkuat pembahasan mengenai bertumbuh ke arah yang
lebih baik.
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
42
Kelas X SMASMK
3. Kegiatan 2