Contoh-contoh Kesetiaan Pembahasan Tiap Bab Buku Siswa

85 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sedang menanti-nantikan kedatangan sang mempelai laki-laki Mat. 25:1-13. Gambaran serupa kita temukan pula dalam Wahyu 21:9-11. Di situ digambarkan bahwa sang mempelai laki-laki, mempelai Anak Domba, yaitu Yesus Kristus sendiri, akan datang untuk menjumpai pengantin perempuannya, yaitu Yerusalem yang baru, yang melambangkan gereja yang sempurna–bukan gereja yang terdiri dari campur-baur antara orang-orang kudus dengan orang- orang berdosa yang ada di muka bumi. Gambaran tentang pertemuan antara mempelai Anak Domba dengan pengantin perempuan itu adalah gambaran ideal yang hanya bisa kita temukan dalam keadaan yang ideal pula, yaitu ketika orang-orang pilihan Allah setia kepada-Nya.

B. Contoh-contoh Kesetiaan

Ada tiga contoh yang diangkat untuk menggambarkan karakter kesetiaan ini, yaitu kisah Hachiko, yang mungkin merupakan anjing paling terkenal di dunia, dan kisah Yakub dan Rahel dari Alkitab. Contoh yang ketiga adalah kesaksian yang diberikan oleh Horatio G. Spaff ord yang mengarang lagu “Nyamanlah Jiwaku” setelah bisnisnya di kota Chicago hancur dimakan api, dan empat anak perempuannya tewas dalam kecelakaan kapal laut di Samudera Atlantik. Hachiko adalah seekor anjing kepunyaan Prof. Ueno. Setiap pagi Hachiko mengantarkan Prof. Ueno pergi ke perguruan tempat ia mengajar. Hachiko pergi hingga ke stasiun kereta api. Pada sore hari, Hachiko akan menantikan Prof. Ueno di tempat ia mengantarkannya. Pada suatu hari Prof. Ueno mendapat serangan jantung dan meninggal dunia. Ia langsung dibawa ke rumah sakit dan dari sana tidak pernah kembali lagi. Hachiko tidak mengetahuinya, sehingga ia tetap menunggu kepulangan majikannya. Kisah Hachiko ini menarik perhatian banyak orang, sehingga kemudian dibangun sebuah patung perunggu untuk menghormati kesetiaannya. Mungkin guru atau peserta didik ada yang sempat menonton i lmnya yang beredar di bioskop-bioskop, berjudul, Hachi, A Dog’s Tale. Perlu dicatat bahwa i lm itu tidak menampilkan cerita yang persis sama dengan riwayat Hachiko yang sebenarnya. Contoh yang kedua diambil dari Alkitab yaitu kisah Yakub dan Rahel. Yakub yang melarikan diri karena ancaman Esau, berjumpa dengan Laban, pamannya, di Haran. Di sana Yakub tinggal dan bekerja. Sebagai upahnya, ia meminta agar Laban mengizinkan Rahel menikah dengannya. Laban setuju dan Yakub pun bekerja 7 tahun lamanya untuk Laban. Diunduh dari http:kemdikbud.go.id 86 Kelas X SMASMK Setelah itu, Laban memberikan anaknya untuk dinikahi Yakub. Namun pada malam pengantinnya, Yakub menemukan bahwa perempuan yang diperistrinya ternyata adalah Lea, kakak Rahel. Yakub marah dan kecewa. Namun Laban berjanji bahwa ia boleh menikah dengan Rahel, asalkan ia mau bekerja untuk Laban 7 tahun lagi. Yakub memenuhi persyaratan itu, sehingga akhirnya ia berhasil menikah dengan Rahel. Kedua contoh di atas menggambarkan betapa kesetiaan sangat penting dan bisa sangat menakjubkan. Pembahasan tentang kesetiaan kepada teman, kepada seseorang yang kita cintai di atas dilanjutkan dengan pembahasan mengenai kesetiaan kita kepada Allah yang didahului oleh kesetiaan Allah kepada kita. Ilustrasi yang diangkat adalah kisah tentang Horatio G. Spaff ord, seorang pengusaha Amerika Serikat yang tinggal di Chicago dan kehilangan sebagian besar bisnisnya karena kebakaran besar yang melanda kota Chicago pada 1871. Dua tahun kemudian, Spaff ord ingin memberikan liburan kepada keluarganya – istri dan keempat anak perempuannya – dengan pergi ke Eropa. Spaff ord ternyata tidak bisa berangkat bersama-sama keluarganya karena ia harus kembali ke Chicago sebab pemerintah kota ingin mengadakan pembagian wilayah yang baru setelah kebakaran itu. Istri dan keempat anaknya berangkat lebih dahulu dengan kapal Ville du Havre. Beberapa hari kemudian Spaff ord menerima telegram singkat yang kini menjadi sangat terkenal dari istrinya “Saved alone” “Satu-satunya yang selamat”. Kapal yang ditumpangi istri dan keempat anaknya mengalami kecelakaan, tabrakan dengan sebuah kapal lain. Kapal itu tenggelam dan keempat anak perempuan Spaff ord tewas bersama banyak penumpang lainnya. Istrinya adalah satu-satunya yang selamat. Tak lama kemudian, sementara dalam perjalanan untuk menyusul istrinya, Spaff ord mendapatkan ilham untuk mengungkapkan perasaannya sementara kapalnya melalui tempat yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan yang menewaskan anak-anaknya itu. Itulah yang kemudian menjadi lagu “Nyamanlah Jiwaku.” Bila damai mengiring jalan hidupku Rasa aman di hatiku Tiap keadaan yang menimpaku, Kau ajarku ingat i rman-Mu Ref.: Nyamanlah jiwaku, Nyamanlah, Nyamanlah jiwaku. Dalam pergumulan dan pencobaan Kristus memb’rikan jaminan Dan memedulikan kepapaanku Darah-Nya membasuh jiwaku. Tuhan lekaskanlah harinya tiba Iman pun akan tampaklah Dan sangkakala pun akan berbunyi Tuhan akan turun ke bumi Diunduh dari http:kemdikbud.go.id 87 Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Bila anda bisa mengakses internet dan ingin mendengar lagu ini, silakan coba luka tautan ini: http:www.youtube.comwatch?v=2wVm62sfm3E. Pengalaman Spaff ord menggambarkan bagaimana orang Kristen menghadapi penderitaannya dengan mengandalkan kasih Tuhan. Spaff ord memiliki kekuatan yang luar biasa ketika bisnisnya hancur dimakan api yang melanda sebagian besar kota Chicago, dan kemudian keempat anaknya mati tenggelam dalam kecelakaan kapal laut. Ia menghadapi semuanya dengan tabah, karena ia tahu bahwa Allah itu setia. Pengetahuan seperti yang dimiliki oleh Spaff ord ini membuat kita seharusnya hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Tuhan Allah itu setia dan kasih-Nya sempurna bagi kita. Hal itu dinyatakan dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Bagaimana kita hidup setia kepada Allah? Apabila seorang Kristen korupsi, apakah ia sudah menunjukkan kesetiaannya kepada Allah? Apabila ia korupsi, tapi kemudian menyerahkan sebagian hasilnya kepada gereja dan Tuhan, apakah itu merupakan gambaran kesetiaan kita kepada Allah? Apabila kita bermalas-malasan di dalam belajar dan kerja kita, apakah kita sudah setia kepada Allah? Apabila kita tidak bersyukur untuk berkat-berkat berupa makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan sehari-hari yang kita terima dan miliki walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana sekalipun, apakah kita sudah setia kepada Allah? Bagaimanakah rasa syukur kita ungkapkan kepada Allah untuk kesehatan tubuh kita?

C. Kesetiaan yang Keliru