138
Kelas X SMASMK yang popular di sekolah padahal popularitas bukanlah jaminan bahwa
seseorang dapat menjadi sahabat yang setia dan mencintai dengan tulus hati. Hendaknya guru memberikan penekanan bahwa karakter dan sifat
yang baik dapat menjadi pertimbangan utama dalam memilih teman dekat. Guru dapat menjelaskan bahwa ketertarikan i sik bukanlah cinta.
7. Kegiatan 6
Menulis puisi atau rel eksi mengenai jatuh cinta. Pada kegiatan ini guru dapat memperoleh gambaran mengenai pemahaman peserta didik tentang cinta
dan pacaran, ungkapan hati yang paling jujur dari peserta didik sekaligus memperoleh gambaran bagaimana mendampingi serta mengarahkan
peserta didik agar mampu bertindak benar dalam berpacaran. Kompetensi dasar yang menjadi acuan pembelajaran ini adalah: bergaul dengan orang
lain tanpa kehilangan identitas. Artinya meskipun peserta didik bergaul dengan manusia dari berbagai latar belakang yang berbeda namun
identitasnya sebagai remaja Kristen yang taat pada ajaran imannya tidak menjadi luntur. Hal itu juga berlaku dalam hubungan persahabatan dan
pacaran.
F. Penilaian
Penilaian dilakukan dalam bentuk tes lisan yaitu pemahaman peserta didik mengenai cinta dan pacaran, tes tertulis mengenai apakah peserta didik SMA
boleh pacaran, penugasan berupa melakukan wawancara mengenai perilaku berpacaran di kalangan remaja yaitu penilaian kinerja dalam melakukan
observasi dan hasil wawancara, penilaian produk atau karya rel eksi atau puisi.
G. Tugas
Tugaskan peserta didik untuk melakukan wawancarai terhadap sesama remaja SMA di sekolah, di lingkungan gereja atau tempat tinggal. Daftar
pertanyaan terdapat dalam buku peserta didik. Guru dapat menambahkan daftar pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
139
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Penjelasan Bab X
Batas-batas dalam Berpacaran
Bahan Alkitab: Yeremia 29:11; Amsal 23:18; 1 Korintus 3:16
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. 1.4 Mensyukuri karunia Allah
melalui kebersamaan dengan orang lain tanpa
kehilangan identitas. 2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.4 Bersedia hidup bersama dengan orang lain tanpa
kehilangan identitas.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
paddang kajian yang spesii k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. 3.4 Menjelaskan
makna kebersamaan dengan
orang lain tanpa kehilangan identitas
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan. 4.5.1 Menjalani kebersamaan
dengan orang lain tanpa kehilangan identitas
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
140
Kelas X SMASMK
Indikator:
Melakukan observasi mengenai berpacaran dan batas-batas dalam berpacaran di kalangan remaja.
Menjelaskan tujuan orang berpacaran. Mengeksplorasi bagian Alkitab yang dijadikan acuan mengenai batasa-
batas dalam berpacaran dibandingkan dengan gaya berpacaran remaja masa kini.
Mendeskripsikan akibat positif dan negatif dari hubungan pacaran di kalangan remaja.
Mendiskusikan beberapa penyimpangan yang terjadi dalam hubungan pacaran.
A. Pengantar