42
Kelas X SMASMK
3. Kegiatan 2
Belajar Dari Cerita Kehidupan Kisah Tonya Harding menunjukkan bahwa kedewasaan seseorang
tidak ditentukan oleh pertambahan usia, ada banyak aspek yang turut mempengaruhi pertumbuhan seorang manusia menjadi dewasa.
4. Kegiatan 3
Diskusi Setelah mempelajari cerita Tonya Harding, peserta didik diminta untuk
melakukan diskusi mengenai manusia yang meskipun sudah berusia dewasa namun belum memiliki kepribadian yang matang. Dalam diskusi, peserta
didik diperhadapkan dengan sejumlah situasi yang lazim mereka temukan dalam hidup sehari-hari. Lewat situasi-situasi itu, guru hendaknya melihat
sejauh mana peserta didik sudah menguasai bahan yang dipelajarinya pada Pelajaran 1 ini. Sudah tentu guru sendiri pun perlu mengetahui jawaban-
jawaban mana yang tepat yang mestinya diberikan oleh para murid, meskipun hendaknya guru tidak langsung menilai jelek hasil pikiran peserta
didik.
5. Kegiatan 4
Pada bagian ini guru membimbing peserta didik untuk belajar mengenai kematangan pribadi dan ekspresi emosi. Peserta didik akan mempelajari
bagaimana proses menuju kematangan pribadi dan bagaimana mengendalikan emosi secara sehat. Dalam bagian ini diperlihatkan
mengenai macam-macam emosi yang dikenal dengan sebutan “display rules”.
6. Kegiatan 5
Belajar dari Alkitab Dalam kegiatan ini peserta didik belajar mengenai Samuel, Hofni dan
Pinehas. Samuel adalah anak yang dibimbing oleh imam Eli untuk bekerja di Bait Allah sedangkan Hofni dan Pinehas adalah anak imam Eli. Samuel
bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan berhikmat sedangkan dua orang anak imam Eli; Hofni dan Pinehas bertumbuh sebagai manusia
yang labil dan tidak bertanggung jawab. Peserta didik juga mempelajari perpecahan yang terjadi dalam gereja di Korintus di mana masing-masing
kelompok merasa paling hebat dan paling benar.
Uraian Alkitab dilanjutkan dengan mempelajari beberapa bagian Alkitab, yaitu Kitab Amsal dan 1 Raja-raja untuk memperdalam pemahaman
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
43
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti mengenai bertumbuh semakin berhikmat. Kemudian guru dapat
memperkenalkan tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi dasar pelajaran untuk pertemuan ini. Misalnya, peserta didik bisa menyebutkan sejumlah kasus
yang terjadi di sekitar mereka sendiri, jadi tidak perlu mencari berita dari surat-surat kabar. Di beberapa tempat di Indonesia, kemungkinan sekali
peserta didik tidak mempunyai akses kepada sumber berita.
Tanyakan kepada peserta didik, apa yang mereka temukan dalam cerita- cerita Alkitab yang disampaikan oleh guru. Tanyakan pula, seberapa jauh
kehidupan mereka mirip atau berbeda dengan kehidupan Samuel. Atau sebaliknya, kehidupan mereka lebih mirip dengan kehidupan Hofni dan
Pinehas? Apakah mereka sudah berusaha mendengarkan suara Allah di dalam hidup mereka? Bagaimana mereka tahu bahwa itu adalah suara Allah
dan bukan suara hati mereka sendiri?
Contohnya, ada seorang teman yang meminta nasihat kepada temannya tentang sebuah masalah yang ia hadapi. Ia sudah menemui begitu banyak
orang, namun ia tetap tidak merasa puas dengan jawaban yang orang- orang itu berikan. Akhirnya ia bertemu dengan seseorang dan orang itu
memberikan jawaban atau solusi yang cocok dengan pikiran teman ini. Karena itu dia berkata, “Nah, ini dia Tuhan sudah berbicara lewat orang ini”
Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah bahwa teman ini sebetulnya hanya ingin mencari orang yang mau mengiyakan atau menyetujui apa yang ada
dalam pikirannya. Selama ia belum menemukannya, ia akan terus mencari orang itu.
Begitu pula yang seringkali terjadi dengan orang yang merasa sudah mendengar suara Allah. Menarik bukan, bahwa ternyata apa yang dia yakini
sebagai suara Allah lebih sering cocok dengan pikirannya dan kehendaknya sendiri? Bukan sebaliknya Dalam Alkitab kita bisa menemukan banyak sekali
contoh tentang orang-orang yang mendengar suara Allah, dan ternyata suara itu sama sekali berbeda dengan apa yang mereka harapkan. Contoh:
Abraham yang dipanggil keluar meninggalkan sanak keluarga dan kotanya. Atau Nuh yang disuruh membangun bahtera yang besar di tengah-tengah
daratan yang jauh dari samudera. Atau Yunus yang tidak mau menaati perintah Allah untuk pergi memberitakan penghukuman kepada Niniwe,
dll.
Di sini guru bisa membantu peserta didik dengan menjelaskan bahwa suara Allah tentu mengarahkan kita semua kepada kebaikan. Kebaikan itu sendiri
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
44
Kelas X SMASMK mungkin belum kita lihat atau kita sadari sekarang. Bahkan pada saat
sekarang ini mungkin kita lebih merasa kehendak Allah itu terlalu berat dan sukar. Bagi orang yang sudah dewasa, tuntutan-tuntutan seperti itu akan
dilaluinya dengan tabah, namun bagi mereka yang masih kanak-kanak, mungkin mereka merasa enggan menjalaninya.
7. Kegiatan 6