87
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Bila anda bisa mengakses internet dan ingin mendengar lagu ini, silakan
coba luka tautan ini: http:www.youtube.comwatch?v=2wVm62sfm3E. Pengalaman Spaff
ord menggambarkan bagaimana orang Kristen menghadapi penderitaannya dengan mengandalkan kasih Tuhan. Spaff ord
memiliki kekuatan yang luar biasa ketika bisnisnya hancur dimakan api yang melanda sebagian besar kota Chicago, dan kemudian keempat anaknya mati
tenggelam dalam kecelakaan kapal laut. Ia menghadapi semuanya dengan tabah, karena ia tahu bahwa Allah itu setia. Pengetahuan seperti yang dimiliki
oleh Spaff ord ini membuat kita seharusnya hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Tuhan Allah itu setia dan kasih-Nya sempurna bagi kita. Hal itu dinyatakan
dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Bagaimana kita hidup setia kepada Allah? Apabila seorang Kristen korupsi, apakah ia sudah menunjukkan kesetiaannya kepada Allah? Apabila ia korupsi,
tapi kemudian menyerahkan sebagian hasilnya kepada gereja dan Tuhan, apakah itu merupakan gambaran kesetiaan kita kepada Allah? Apabila kita
bermalas-malasan di dalam belajar dan kerja kita, apakah kita sudah setia kepada Allah? Apabila kita tidak bersyukur untuk berkat-berkat berupa
makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan sehari-hari yang kita terima dan miliki walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana sekalipun, apakah kita
sudah setia kepada Allah? Bagaimanakah rasa syukur kita ungkapkan kepada Allah untuk kesehatan tubuh kita?
C. Kesetiaan yang Keliru
Kesetiaan tidak selamanya baik atau indah. Ada kalanya kesetiaan bisa menjadi sesuatu yang buruk dan negatif, khususnya bila kita disuruh setia
sebagai tanda solidaritas kita kepada teman, meskipun kita tahu bahwa teman itu salah. Berbagai kasus di kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir ini
menunjukkan adanya pemahaman tentang kesetiaan yang keliru ini.
Tawuran dianggap sebagai bentuk kesetiaan. Perkelahian dengan mengeroyok, dianggap sebagai bukti kesetiaan. Kemauan untuk mengikuti
ajakan teman untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang negatif minum dan mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas, pergi ke tempat
pelacuran, dll. sudah tentu bukanlah bentuk kesetiaan yang dituntut Allah dari kita. Dengan kata lain, peserta didik harus belajar mengamati dengan cermat,
apa arti kesetiaan yang sebenarnya.
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
88
Kelas X SMASMK
D. Penjelasan Bahan Alkitab
Kejadian 29:13-28
Bagian dari Kitab Kejadian ini mengisahkan pengalaman Yakub yang hidup di dalam pengasingan setelah ia melarikan diri dari rumahnya dan keluarganya
setelah mendapatkan ancaman akan dibunuh oleh abangnya sendiri Esau. Esau sangat marah ketika mengetahui bahwa hak kesulungannya dicuri adiknya
lewat berkat Ishak. Padahal, sesungguhnya hak itu sudah dijualnya kepada Yakub ketika ia lapar dan menukarkannya dengan semangkuk sup panas.
Kisah ini terjadi dalam keluarga yang disfungsional. Artinya, kacau, tidak berfungsi dengan baik. Bayangkan, Ribka, istri Ishak, ibunda Esau dan Yakub
ikut terlibat di dalam rencana pencurian ini. Ribka-lah yang menyuruh Yakub menyiapkan makanan kesukaan Ishak ayahnya, sementara Esau menjalankan
perintah ayahnya untuk berburu dan memasakkan masakan kesukaannya baca Kejadian ps. 27. Ketika mengetahui bahwa Esau berniat membunuh
Yakub, Ribka juga yang menyuruh Yakub melarikan diri ke Haran, ke rumah Laban, sanak keluarga Abraham. Bacalah kelanjutan cerita ini dalam Kejadian
27-29.
Pada bacaan ini giliran Yakub yang ditipu oleh Laban. Laban tidak memberikan Rahel untuk dinikahi Yakub, melainkan Lea. Ketika Yakub menuntut
Laban untuk menikahkan Rahel dengannya, Laban menolaknya dengan alasan seorang adik tidak boleh menikah lebih dahulu daripada kakaknya. Namun
Laban menyatakan bersedia menyerahkan Rahel, asalkan Yakub mau bekerja tujuh tahun lagi untuk Laban. Yakub menyetujui syarat itu dan setelah masa
tujuh tahun berakhir, ia pun mendapatkan Rahel.
Apa yang kita temukan di sini adalah kisah tentang cinta kasih yang sangat luar biasa kuatnya, sehingga Yakub bersedia bekerja selama 14 tahun hanya
untuk mendapatkan Rahel.
Mazmur 85:9-14
Mazmur ini menggambarkan penderitaan umat Allah yang baru saja kembali dari pembuangan di Babilonia. Bangsa Yehuda mengeluh karena penderitaan
itu, namun di tengah-tengah semuanya mereka yakin dan berharap bahwa mereka akan dipulihkan.
Pada ay. 9 pemazmur mengungkapkan perkataan Allah, yaitu kata-kata penghiburan dan perdamaian bagi umat Allah. Ayat 9-10 menjanjikan keutuhan
dan kesejahteraan bagi Israel. Kemuliaan Allah akan kembali memenuhi seluruh negeri. Dalam ayat 11-14 kita menemukan gambaran tentang keselamatan
Allah yang didasarkan pada kasih Allah yang tidak berubah serta kesetiaan-
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
89
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Nya yang akan mempertemukan umat dengan Allah dan sesamanya. Keadilan
Allah akan menghadirkan perdamaian. Namun kita harus mengingat dengan bahwa kesuburan negeri tidak akan
terjadi begitu saja. Kepulihan bangsa yang sesungguhnya hanya akan tercapai apabila ada keadilan dan kebenaran di seluruh negeri. Kesetiaan Allah harus
disambut dengan perubahan cara hidup seluruh bangsa Yehuda. Ini jelas sekali terlihat dalam ay. 9-10 mazmur ini:
9
Aku mau mendengar apa yang hendak dii rmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-
orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
10
Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.
Umat Allah akan kembali mengalami masa-masa yang baik, apabila di dalam hidup mereka itu “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan
damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.” Tanpa respon dari umat Allah berupa
kasih dan kesetiaan mereka terhadap kesetiaan yang Allah telah lebih dahulu perlihatkan, kesejahteraan tidak akan pulih kembali.
Matius 28:18-20
Matius 28:18-20 ini dikenal sebagai “Amanat Agung” atau perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya supaya mereka pergi ke seluruh dunia untuk
memberitakan Injil dan mengajak setiap orang melaksanakan perintah-Nya. Apakah isi perintah itu? Tidak lain daripada mengasihi Allah dengan segenap
hati, jiwa, dan pikiran kita, serta mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Dan untuk itu, Tuhan Yesus berjanji untuk menyertai kita “sampai kepada akhir
zaman.”
Mungkin muncul pertanyaan, “Kenapa Tuhan Yesus harus menyertai kita, kalau kita cuma diperintahkan untuk mengasihi Allah dan sesama kita?
Bukankah itu sesuatu yang mudah dan sederhana sekali?” Pada kenyataannya mengasihi Allah dan sesama itu tidak begitu mudah.
Orang-orang Kristen perdana mempertaruhkan hidup mereka ketika mereka dilarang Kaisar Roma mengasihi Allah. Sebaliknya, mereka diperintahkan,
bahkan diwajibkan, menyembah Kaisar. Mereka yang menolak perintah itu banyak yang tewas dibunuh Kaisar atau berakhir nyawanya di arena
pertandingan melawan singa atau banteng buas.
Mengasihi sesama pun tidak begitu mudah. Praktik-praktik diskriminasi rasial, apartheid, diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berkepercayaan
minoritas atau yang karena kondisi i siknya sudah sering kita dengar dan
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
90
Kelas X SMASMK mungkin juga lihat. Orang kulit hitam dijadikan budak dan dianggap warga
kelas dua di Amerika Serikat dan di Afrika Selatan beberapa waktu yang lalu. Orang-orang Yahudi ditangkapi oleh pemerintah Nazi di bawah Hitler karena
etnis dan keyakinan mereka. Orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus – mereka yang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa, dll. – seringkali
merasa disisihkan dan diabaikan. Mungkin pula di kelas ada peserta didik yang karena sesuatu hal sering mengalami bullying yaitu tindakan yang mengejek,
menghina, atau bahkan tindakan kekerasan. Dalam keadaan seperti itulah Tuhan memerintahkan kita untuk menyatakan kasih Allah kepada mereka yang
dianggap tidak layak dikasihi ini.
Adakah di antara para peserta didik yang berani melawan arus dengan menunjukkan kasih mereka kepada orang-orang seperti itu? Apakah mereka
berani melawan kecenderungan teman-teman mereka atau seluruh isi kelas yang justru mengejek atau mem-bully orang-orang seperti itu?
Kalau peserta didik takut menghadapi situasi seperti itu, ingatkan mereka akan janji Tuhan Yesus, “… Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” Ini mestinya menjadi janji yang manis dan menguatkan.
Yohanes 3:16
Kita sudah membahas teks ini dalam pelajaran yang lalu. Namun di sini guru hendak diingatkan bahwa justru karena Yohanes 3:16 inilah maka orang
Kristen memiliki keberanian untuk mewujudkan kasih Allah kepada orang lain. Karena ayat ini, telah banyak sekali orang yang mempersembahkan
diri mereka untuk menjadi misionaris atau pekabar Injil di berbagai penjuru dunia. Beberapa nama dapat disebutkan seperti Ludwig Ingwer Nommensen,
penginjil Jerman di Tanah Batak, A.C. Kruyt, penginjil Belanda di Poso, Joseph Kam, penginjil di Maluku, dll. Guru dapat menganjurkan para peserta didik
untuk mencari, membaca dan mempelajari buku-buku tentang mereka dan pekerjaan mereka.
Buku-buku itu antara lain: I.H. Enklaar, “Joseph Kam, Rasul Maluku”, terbitan BPK Gunung Mulia
Cyril J. Davey, “Jubah Kuning: Pertarungan seorang pemuda dengan mengorbankan segala-galanya”, terbitan YKBK buku tentang Sadhu
Sundar Singh Leatha Humes, “Kupatuhi Perintah Tuhan: Perjuangan misionaris muda
Hudson Taylor”, terbitan YKBK Ria Zebua, “Sampah Menjadi Persembahan”, terbitan YKBK
dll.
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
91
Buku Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Buku-buku diharapkan dapat membangkitkan minat peserta didik
dalam pelayanan kepada Tuhan dengan memberitakan kepada orang lain betapa besarnya kasih Allah akan dunia ini dan seluruh isinya. Kalau sekolah
mempunyai perpustakaan dan ternyata buku-buku itu tidak ada di dalam koleksi perpustakaan sekolah, mungkin guru dapat mengambil inisiatif untuk
mengusulkan kepada perpustakaan untuk membeli buku-buku itu.
E. Kegiatan pembelajaran