Pemanfaatan Poskesdes di Desa Baru dan Desa Namo Bintang di

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pemanfaatan Poskesdes di Desa Baru dan Desa Namo Bintang di

Kecamatan Pancur Batu Hasil univariat berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pemanfaatan poskesdes umumnya berada pada kategori kurang baik yaitu sebesar 64,5. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden antara lain; 100 tidak pernah melahirkan di Poskesdes, 63,4 bila ada anggota keluarga sakit tidak dibawa ke Poskesdes, 48,4 tidak mendapat pelayanan kontrasepsi di Poskesdes, 54,8 tidak pernah membawa anakbayi ke Poskesdes untuk imunisasi, 54,8 selama hamil tidak ada 4 kali periksa hamil ke Poskesdes. 47,3 responden menyatakan tidak pernah membawa bayibalita untuk ditimbang di Poskesdes, 44,1 balita tidak diberi makanan tambahan di poskesdes, 45,2 bayibalita tidak diberi vitamin A di Poskesdes. Menurut peneliti kondisi diatas didukung dengan data alasan-alasan yang disampaikan oleh responden menujukkan bahwa, ternyata masyarakat banyak yang tidak mengetahui Poskesdes sudah berfungsi, karena tidak ada informasi. Setelah masyarakat mengetahui pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Poskesdes, masyarakat berharap tenaga kesehatan bidan desa selalu siaga di Poskesdes, dan tarifnya sesuai dengan kesepakatan masyarakat, yaitu disamakan dengan tarif Puskesmas, ternyata masyarakat merespon dengan baik keberadaan Poskesdes di desanya, sebagian masyarakat mengeluhkan tentang mahalnya biaya pengobatan di klinik swasta dan di praktek pribadi bidan desa. Universitas Sumatera Utara Setelah dikonfirmasi kepada bidan desa, sarana obat yang ada di poskesdes masih kurang, sehingga bidan desa yang membeli secara pribadi untuk memenuhi kebutuhan obat di Poskesdes. Kondisi inilah yang menyebabkan bidan desa belum dapat menyesuaikan tarif Poskesdes dangan tarif Puskesmas. Lokasi Poskesdes cukup strategis, yaitu dipinggir jalan raya yang dilalui angkutan umum di desa tersebut, tetapi bidan desa tidak tinggal di Poskesdes melainkan tinggal dirumahnya, jadi tidak ada petugas yang tinggal di Poskesdes, sehingga bila ada masyarakat yang akan berobat menghubungi bidan desa di rumahnya, sebagian masyarakat jadi enggan ke Poskesdes, akhirnya mereka banyak berobat ke praktek pribadi bidan desa atau ke klinik swasta yang ada di desa tersebut. Kondisi di atas sesuai dengan pendapat Green 1980, dalam model pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu, faktor-faktor yang memungkinkan enabling factors. Merupakan faktor yang memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam faktor ini adalah ketersediaan pelayanan kesehatan, kemudahan mencapai tempat pelayanan kesehatan termasuk di dalamnya biaya, jarak, transportasi, waktu pelayanan dan sebagainya, ketrampilan petugas. Poskesdes Desa Namo Bintang, masih difungsikan sebagai Posyandu, jadi belum dibuka setiap hari, belum ada pelayanan pertolongan persalinan. Hasil konfirmasi dengan bidan desa karena belum ada fasilitas air bersih. Ada keluhan dari ibu post partum dengan seksio atas indikasi presentasi bokong dan ketuban pecah dini, termasuk golongan tidak mampu dan memiliki kartu jamkesmas,tetapi dirujuk ke rumah sakit bersalin swasta, sehingga merasa keberatan Universitas Sumatera Utara saat membayar biaya operasi, maksud beliau menghubungi bidan desa berharap dapat meringankan ternyata sebaliknya. Kondisi diatas sangat memprihatinkan, seharusnya bidan desa bisa menjadi fasilitator dalam pengurusan Jamkesmas, dan merujuk ke Puskesmas Pancur Batu, karena Puskesmas Pancur Batu sudah menjadi Puskesmas PONED Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Kondisi-kondisi di atas akan berkontribusi terhadap penyebab kurang dimanfaatkannya Poskesdes oleh masyarakat, sehingga pemanfaatan Poskesdes di desa Baru dan desa Namo Bintang baru dapat dimanfaatkan sebanyak 35,5. Menurut Mardikanto 2003, peran lembaga pendidikan melalui mahasiswa yang praktek kerja lapangan dapat dimanfaatkan sebagai pendamping, harus dilakukan dengan kesadaran, dan secara berkesinambungan, bahwa sasaran atau masyarakat merupakan orang dewasa. Dalam prakteknya, menggunakan prinsip belajar orang dewasa dan bersikap sebagai pendidik orang dewasa. Untuk itu diperlukan peran stakeholder yang ada di desa mempunyai kesepakatan bersama, melalui pendekatan yang humanis dengan melibatkan mahasiswa yang praktek kerja lapangan di desa Baru dan desa Namo Bintang, diharapkan mampu memotivasimendampingi masyarakat secara terus menerus, menyisipkan pesan-pesan pemanfaatan Poskesdes pada tiap-tiap pertemuan masyarakat, agar pemanfaatan Poskesdes dapat maksimal. Universitas Sumatera Utara

5.2 Hubungan Partisipasi Masyarakat terhadap Pemanfaatan Poskesdes di