c. Meningkatkan efisiensi dan menghemat waktu, tenaga dan sumber daya lain
d. Mempertanggung jawabkan apa yang semestinya dilakukan 2. Kapan rencana kegiatan dibuat:
Rencana kegiatan merupakan hasil Musyawarah Masyarakat Desa yang berisi kegiatan konkrit yang ditentukan dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Perlu
diingat bahwa rencana kegiatan tidak kaku, hanya sebagai alat sehingga dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan situasi dan potensi yang ada di desa.
No. Kegiatan Tempat
Waktu PJ
Sumber Daya
Target Pihak
Yang terlibat
2.5 Landasan Teori
2.5.1 Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Menurut Soetomo 2010, yang mengutip pendapat Coleman, human kapital tidak hanya berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan, melainkan juga berasal dari
kemampuan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama, yang kemudian disebut sebagai modal sosial. Sama halnya bila akan dimanfaatkan untuk kepentingan
ekonomis pada umumnya dan keuntungan ekonomi pada khususnya, jika modal sosial ini akan dimanfaatkan untuk usaha dan tindakan bagi kesejahteraan bersama,
Gambar 2.3 Matrik Rencana Kegiatan Depkes, 2006
Universitas Sumatera Utara
juga perlu digali, diidentifikasi dan kemudian dimanfaatkan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan untuk kepentingan warga masyarakat.
Berdasarkan pendapat Soetomo 2010 yang mengutip pendapat Coleman, untuk menghimpun dana sosial di Poskesdes akan didukung oleh masyarakat, bila
masyarakat sudah terlibat sejak perencanaan identifikasi potensi yang ada di desa tersebut, yang hasilnya digunakan untuk kepentingan bersama khususnya golongan
masyarakat miskin. Sehingga dapat dijumpai dalam bentuk saling memberi, saling menerima dan saling membantu, karena bantuan kesehatan untuk masyarakat miskin
dari pemerintah masih terbatas pada pembiayaan rawat jalan dan rawat nginap. Untuk kebutuhan akomodasi dan konsumsi keluarga yang mengurus penderita belum ada
bantuan dari pemerintah. Tentunya dana sosial desa Poskesdes dapat dimanfaatkan sehingga mengurangi beban pemerintah.
Adanya kegiatan yang mengikutsertakan masyarakat sebagai mitra kerja akan memberi pengaruh baik pada keberhasilan program, hal itu disebabkan oleh beberapa
keuntungan yang didapatkan oleh pengelola program maupun oleh masyarakat apabila memanfaatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatannya. Keuntungan
tersebut antara lain : 1. Hasil kegiatan menjadi lebih besar dan dapat menjangkau seluruh masyarakat
2. Pelayanan diberikan dengan biaya yang lebih murah 3. Partisipasi mempunyai nilai intrinsik pada masyarakat
4. Merupakan katalisator untuk perkembangan lebih lanjut
Universitas Sumatera Utara
5. Mengarah kepada rasa tanggung jawab dari masyarakat, merasa ikut memiliki.
6. Menjamin kebutuhan yang dirasakan masyarakat fell need 7. Menjamin bahwa semua telah berjalan dengan cara yang baik dan benar,
karena melibatkan tenaga profesiolnal dan tenaga lokal 8. Memanfaatkan pengetahuan dan keahlian lokal
9. Bebas dari ketergantungan yang terus menerus dari tenaga profesional yang berasal dari luar
10. Merupakan peningkatan kesadaran awarnest masyarakat itu sendiri dalam kemampuan memecahkan masalahnya sendiri Vuori, 1984.
Menurut Soetomo 2010, hadirnya suatu organisasi bersama yang tidak disertai dengan tumbuhnya pola dan sistem aktifitas di dalamnya, tidak akan
menghasilkan tindakan bersama yang berkelanjutan. Disamping memanfaatkan dan mengembangkan institusi lokal yang sudah ada Poskesdes, melalui program yang
dilakukan oleh pihak eksternal seringkali dijumpai hadirnya institusi yang dibentuk sebagai bagian dari program tersebut, tetapi tidak berhasil melalui proses
institusionalisasi sehingga tidak mengakar di masyarakat. Berdasarkan pendapat Soetomo 2010, dapat disimpulkan Poskesdes seperti
itu hanya menghasilkan tindakan bersama selama ada program dari luar, bahkan tidak jarang yang terkesan sebagai Poskesdes papan nama. Bentuk Poskesdes seperti itu
jelas tidak dapat diharapkan, akibatnya tidak dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Uphoff dan Cohen 1979, adanya partisipasi masyarakat ditunjukkan oleh keterlibatan masyarakat setempat, termasuk tokoh masyarakatnya di
setiap tahap kegiatan pembangunan kesehatan dalam hal; 1 proses pengambilan keputusan, 2 pelaksanaan program dapat berupa kontribusi sumber daya dalam
wujud tenaga, finansial, bahan, ide dan sarana sebagai keterlibatan masyarakat dalam kegiatan penilaian, serta kegiatan administrasi, 3 pemanfaatan hasil program.
Mengutip pendapat Uphoff dan Cohen 1979, pelaksanaan program Poskesdes akan dimanfaatkan oleh masyarakat bila ada kontribusi dalam wujud
tenaga, dana dan pemikiran sampai kegiatan administrasi serta evaluasi.
Peran partisipasi masyarakat dalam program pelayanan kesehatan merupakan hubungan kemitraan sebagai upaya pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan
pada keberhasilan program dalam pemanfaatan Poskesdes. Kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah
sumber daya yang perlu dioptimalkan community resource, dimana petugas pelayanan kesehatan komunitas bidan desa harus memliki ketrampilan memahami
dan bekerja bersama dengan anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di
masyarakat Notoadmodjo, 2005. 2.5.2 Pengukuran Partisipasipasi Masyarakat
Batasan WHO tentang partisipasi masyarakat dalam program kesehatan adalah Keterlibatan aktif dan tanggung jawab oleh masyarakat dalam program
kesehatan. Oleh karena itu, untuk mengukur derajat partisipasi masyarakat, pertama kali harus ditelaah siapa sebenarnya yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Vuori,1984, keluasan keterlibatan masyarakat dalam program kesehatan berarti semakin banyak jenis pekerjaan atau aktifitas yang dikerjakan oleh
orang setempat makin tinggi keterlibatan masyarakat dalam program tersebut.
2.5.3 Dimensi Kuantitatif Partisipasi Masyarakat