Jadi, pengertian partisipasi dalam konteks pembangunan fasilitas kesehatan yang memerdekakan ini, bukanlah semata-mata berdasarkan kebaikan hati para
elite pengambil keputusan. Akan tetapi, partisipasi adalah hak dasar yang sah dari umat manusia, untuk turut serta merencanakan saat pelaksanaan musyawarah
masyarakat desa, dalam mengendalikan pembangunan fasilitas kesehatan yang
menjanjikan sesuai dengan harapan masyarakat
Seperti banyaknya proyek pengembangan yang sedang trend dilakukan saat ini, makna yang tepat dari partisipasi adalah sesuatu yang sukar dipahami, akhirnya,
banyak kritik atau tanggpan dalam pelaksanaan pembangunan merupakan kepentingan dari pembuat program yang keputusannya diambil langsung oleh atasan
dengan mengabaikan para bawahan Gardner, at.al, 1992.
2.2.3 Jenis – Jenis Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan pengertian tentang partisipasi dalam pembangunan seperti diuraikan di atas, maka partisipasi dalam pembangunan dapat dibagi menjadi lima
jenis Slamet, 2003 : 1. Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut
dan ikut menikmati hasilnya. 2. Ikut memberi input dan menikmati hasilnya.
3. Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung.
4. Menikmatimemanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input. 5. Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya.
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan adanya jenis partisipasi yang lain masih ada, tetapi seperti halnya dengan jenis ke lima, partisipasi semacam itu tidak dikehendaki. Tanpa
partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hasil pembangunan Desa Siaga berarti pula bahwa masyarakat tidak naik tingkat hidup atau tingkat kesejahteraannya.
Jelaslah kiranya bahwa partisipasi masyarakat sangat mutlak demi berhasilnya pembangunan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tanpa partisipasi masyarakat
setiap pembangunan harus dinilai tidak berhasil. Karena itu penting sekali lagi bagi kita semua untuk memikirkan dan mengusahakan peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pemanfaatan pembangunan desa Dwivedi, 2004.
2.2.4 Syarat – Syarat Partisipasi Masyarakat
Setelah menyadari betapa pentingnya partisipasi, maka perlu kita memikirkan lebih lanjut syarat-syarat yang diperlukan agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembangunan. Menurut pendapat Slamet 2003, syarat-syarat itu dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu, satu adanya kesempatan untuk
membangun dalam pembangunan Desa Siaga, kedua adanya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan itu, dan ketiga adanya kemauan untuk berpartisipasi
Chambers, 1996. 2.2.5 Pembangunan Partisipatif
Pembangunan partisipatif dilakukan, menyangkut: 1 tahapan-tahapan dari kegiatan yang harus dilakukan. 2 Analisis-analisis apa yang harus dikerjakan,
sampai kepada 3 Penyusunan program pembangunan yang dibutuhkan oleh
Universitas Sumatera Utara
masyarakat setempat, dan akhirnya adalah 4 Implementasi dari program pembangunan yang telah ditetapkan dengan beberapa tahap.
Tahapan dari kegiatan yang harus dilakukan adalah: a sosialisasi, b pendampingan, c Penguatan kelembagaan dan d implementasi program
pembangunan Wrihatnolo, at all, 2007.
Jika pada masa yang lalu anggota masyarakat bersifat pasif, maka dalam pembangunan masa depan sifat tersebut perlu dimotivasi dan didinamisasi secara
lebih kreatif dan mampu untuk memanfaatkan peluang, dengan demikian masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan Desa Siaga.
Keberhasilan pembangunan dalam masyarakat tidak selalu ditentukan oleh tersedianya sumberdana keuangan dan manajemen keuangan, tetapi lebih banyak
dipengaruhi oleh peran serta dan respons masyarakat terhadap pembangunan atau dapat disebut sebagai partisipasi masyarakat.
Untuk mencapai keberhasilan partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan kepemimpinan lokal yang cakap, berwibawa dan diterima oleh masyarakat
capable and acceptable local leadership yang mampu mensinergikan tradisi sosial budaya dengan proses manajemen modern.
Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorongmenganjurkan dalam kegiatan Desa Siaga dan perlindungan secara
memadai. Pengadaan kampanye Poskesdes yang intensif dan penyebaran leaflet merupakan upaya-upaya yang dilakukan di tingkat masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pembentukan kader atau kelompok kerja dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan geografis dan demografis dalam desa siaga. Memperkenalkan program
desa siaga Poskesdes pada seluruh element masyarakat, serta mengajak sektor swasta untuk terlibat dalam program desa siaga Poskesdes, selain itu untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dengan pemberian insentif bagi yang berperan aktif Depkes, 2005.
2.2.6 Tahapan dan Manfaat Perencanaan Partisipatif