Pengerian Partisipasi Masyarakat Faktor-Faktor Keberhasilan Partisipasi Masyarakat adalah :

2. Jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia Jenis dan kualitas pelayanan yang kurang memadai menyebabkan rendahnya akses ibu hamil dan ibu balita terhadap pelayanan kesehatan 3. Keterjangkauan informasi Informasi yang kurang menyebabkan rendahnya penggunaan pelayanan kesehatan yang ada 4. Demand permintaan adalah pernyataan dari kebutuhan yang dirasakan yang dinyatakan melalui keinginan dan kemampuan membayar Depkes, 1999.

2.2 Partisipasi Masyarakat

2.2.1 Pengerian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi yang berarti keturut-sertaan setiap orang di dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan, pengawasan dalam menguasai dan memelihara alam, bukan sekedar melaksanakan apa yang telah orang kelompok lain rencanakan dan putuskan Maroelak Sihombing, 1980. Menurut WHO 1979, memberikan pengertian bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat merupakan hak dan kwajiban anggota masyarakat baik sebagai individu maupun dalam kelompok, sebagaimana dinyatakan. Sedangkan Davis dan Newstrom 1993, memberikan pengertian partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam suatu kelompok yang Universitas Sumatera Utara mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai dialog lintas sektoral secara berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang sedang berjalan, penyuluhan kesehatan dan mobilisasi serta membuat suatu mekanisme yang mendukung kegiatan masyarakat Depkes, 2005.

2.2.2 Faktor-Faktor Keberhasilan Partisipasi Masyarakat adalah :

1 Kegiatan atau program sesuai dengan situasi dan kondisi sosial dari masyarakat setempat, 2 faktor kepemimpinan dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan masyarakat. Sedang sebagai indikator adanya partisipasi masyarakat keterlibatan yang luas dari masyarakat, dalam hal; 1 pengambilan berbagai keputusan, 2 pelaksanaan kegiatan, 3 pemanfaatan sarana yang telah di bangun, dan 4 pemeliharaan sarana tersebut Compton, 1982 Menurut Sadik 1996, Faktor pendukung yang penting lainnya adalah partisipasi masyarakat secara keseluruhan. Partisipasi aktif masyarakat, terutama Tokoh Masyarakat TOMA dan Tokoh Agama TOGA, yaitu mencakup semua tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program. Menurut Soetomo 2010 yang mengutip pendapat Honaddle at all, menyebutkan sejumlah kriteria agar suatu program dari luar dapat melahirkan institusi yang dapat menjadi sarana tumbuhnya keberlanjutan adalah : 1 dapat menjadi saluran yang meningkatkan arus komunikasi dua arah 2 mereduksi faktor Universitas Sumatera Utara resiko sampai minimal 3 mengembangkan sumber daya lokal. 4 mendorong independensi keputusan ekonomi dan politik masyarakat lokal 5 mengkoordinasikan dan mendistribusikan keuntungan dan kemanfaatan berbagai bentuk bantuan dari luar. Hasil Studi Kasus Henri Soekirdi, dkk 2009, Partisipasi Masyarakat Terhadap Praktek Kebidanan Komunitas dengan memanfaatkan Poskesdes, di Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dilakukan sejak dari penyusunan rencana, pembekalan mahasiswa, pelaksanaan program, hingga evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Abe 2005, bahwa partisipasi masyarakat dilakukan atas dasar kesadaran sendiri untuk membantu keberhasilan program pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat Poskesdes, tidak mengharapkan besarnya sumbangan yang akan diterima dan partisipasi tersebut dilakukan sejak perencanaan, implementasi, pengendalian dan evaluasi program. Mengutip pendapat Mikkelsen dalam Soetomo 2010, membedakan adanya empat pendekatan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat. 1 Pendekatan partisipasi pasif, pelatihan dan informasi. Pendekatan ini berdasarkan pada anggapan bahwa pihak eksternal yang lebih tahu, lebih menguasai pengetahuan, teknologi, skill dan sumber daya. Bentuk partisipasi ini tipe komunikasi satu arah, dari atas ke bawah, hubungan pihak eksternal dan masyarakat lokal bersifat vertikal. 2 Pendekatan partisipasi aktif. Dalam pendekatan ini sudah dicoba dikembangkan komunikasi dua arah, pada dasarnya masih berdasarkan pra anggapan yang sama dengan pendekatan yang pertama, pendekatan ini sudah mulai membuka dialog, guna Universitas Sumatera Utara memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya pendekatan pelatihan dan kunjungan. 3 Pendekatan partisipasi dengan keterikatan. Pendekatan ini mirip kontrak sosial antara pihak eksernal dengan masyarakat lokal. Dalam model ini masyarakat setempat mempunyai tanggung jawab terhadap pengelola kegiatan yang telah disepakati dan mendapat dukungan dari pihak eksternal baik finansial maupun teknis. Keuntungan pendekatan ini adalah memberi kesempatan kepada masyarakat lokal untuk belajar dalam melakukan pengelolaan pembangunan dan modifikasi atas model yang disepakati sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 4 Partisipasi atas permintaan setempat. Bentuk ini mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh masyarakat setempat. Kegiatan dan peranan pihak eksternal lebih bersifat menjawab kebutuhan yang diputuskan dan dinyatakan oleh masyarakat lokal, bukan kebutuhan berdasarkan program yang dirancang dari luar. Dilihat dari pendekatan proses belajar sosial, pendekatan yang terakhir ini yang lebih sesuai dan banyak digunakan dalam praktik di komunitas. Sebagai salah satu contoh dalam pelaksanaan yang lebih teknis dan operasional dapat disebutkan pendekatan Participatory Rural Appraisal PRA, yang kemudian dikembangkan kedalam pendekatan perencanaan yang partisipatif. Hasil dari proses belajar sosial adalah peningkatan kapasitas, baik pada tingkat warga masyarakat maupun pada tingkat komunitas, untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sumber daya di lingkungan komunitasnya secara Universitas Sumatera Utara mandiri dan berkesinambungan, maka dalam komunitas yang bersangkutan telah terjadi keberlanjutan pembangunan atau sustainability. Menurut Soetomo 2010 yang mengutip pendapat Sajogyo, dari hasil penelitiannya di beberapa desa propinsi Nusa tenggara Timur mengatakan, bahwa pembangunan masyarakat desa yang berkelanjutan hanya dapat berlangsung atas potensi sosial budaya masyarakat di desa yang bersangkutan, di mana masyarakat mampu mengambil keputusan tentang apa yang terbaik bagi kepentingan bersama. Menariknya dari laporan studi ini adalah, bahwa untuk berkelanjutan perlu ada perubahan pemimpin lokal, terutama pimpinan formal. Apabila sebelumnya sejak lama sudah dibina untuk mendukung program dari atas sehingga mengurangi bobot fungsinya sebagai wakil rakyat yang memilihnya, maka saat ini dan masa datang harus siap untuk mendukung dan mengakomodasi aspirasi dari bawah melalui musyawarah masyarakat desa. Kondisi yang menggambarkan masyarakat lokal merencanakan dan melaksanakan pembangunan secara mandiri tadi dapat disebut dengan keberlanjutan sosial. WHO dalam Deklarasi Alma Alta, memberi batasan mengenai pengertian partisipasi masyarakat pada program pembangunan kesehatan masyarakat sebagai proses individu dan keluarga merupakan bagian dari masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap pengembangan kapasitas masyarakat melalui kotribusi nya WHO, 1978. Dari batasan tersebut, jelas bahwa yang dimaksud sebagai partisipasi masyarakat dalam program kesehatan adalah merupakan 1 suatu proses yang Universitas Sumatera Utara dinamis yang anggota masyarakatnya baik secara individu maupun kelompok, 2 ikut aktif bertanggung jawab pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri dan masyarakat pada umumnya, dan 3 meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan kontribusi pada pembangunan kesehatan. Dari beberapa pengertian tentang partisipasi masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud partisipasi masyarakat dalam program kesehatan adalah : “Suatu proses keterlibatan yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu individu yang merupakan suatu kegiatan unit of action pada proses pengambilan keputusan, kontribusi dalam pelaksanaannya dan pemanfaatan hasil kegiatan, sehingga terjadi peningkatan kemampuan kelompok tersebut dalam mempertahankan perkembangan yang telah dicapai serta mengembangkan derajat kesehatan dan kesejahteraan secara mandiri”. Perlunya peningkatan pasrtisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat social empowerment secara aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya masyarakat pedesaan secara lebih efektif dan efisien, baik dari a Aspek masukan atau input SDM, dana, peralatansarana, data, rencana dan teknologi, b Aspek proses pelaksanaan, monitoring dan pengawasan, c Aspek keluaran atau output , pencapaian sasaran, efektivitas dan efisiensi Slamet, 2003. Universitas Sumatera Utara Partisipasi masyarakat, menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan perencanaan pembangunan diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program pembangunan yang disusun itu adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, berarti dalam penyusunan rencanaprogram pembangunan dilakukan penentuan prioritas urutan berdasar besar kecilnya tingkat kepentingannya, dengan demikian pelaksanaan implementasi program pembangunan akan terlaksana pula secara efektif dan efisien. Penyusunan perencanaan pembangunan harus mengikuti tahapan-tahapan perencanaan. Abe 2005, berpendapat bahwa tahap-tahap dalam perencanaan pembangunan adalah penyelidikan, perumusan, menentukan tujuan dan target, mengidentifikasi sumberdaya, merumuskan rencana kerja, dan menentukan anggaran budget yang hendak digunakan dalam realisasi rencana. Dalam konteks upaya perubahan, langkah untuk melakukan evaluasi dapat dimasukkan dan menjadi bagian dari tahap kerja. Mengapa anggota masyarakat diajak untuk berperan serta dan didorong untuk berpartisipasi. Alasan atau pertimbangannya adalah anggota masyarakat dianggap bahwa mereka mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan kepentingannya atau kebutuhan mereka. 1. Mereka memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosial dan ekonomi masyarakatnya. 2. Mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai kejadian yang terjadi dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara 3. Mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang dihadapi masyarakat. 4. Mereka mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan sumber daya alam, sumber daya masyarakat, dana, teknologi yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dalam rangka mencapai sasaran pembangunan masyarakatnya. 5. Anggota masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dan kemampuan SDM sumber daya manusia nya sehingga dengan berlandaskan pada kepercayaan diri dan keswadayaan yang kuat mampu menghilangkan sebagian besar ketergantungan terhadap pihak luar Adisasmita, 2006. Itulah sebabnya mereka masyarakat harus terlibat dalam pembangunan, mulai dari perencanaan agar pembangunan dimanfaatkan. Bila dalam perencanaan masyarakat tidak terlibat maka manfaat pembangunan bagi mereka akan keciltidak ada, karena pembangunan yang dilaksanakan itu akan tidak selaras dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Akhirnya manfaatnya pun tidak ada bagi masyarakat. Jika pembangunan itu tidak banyak bermanfaat atau tidak dirasakan manfaatnya oleh banyak orang di masyarakat, maka pembangunan itu bukanlah pembangunan untuk masyarakat. Atau apabila manfaat pembangunan itu bagi masyarakat hanya sesaat, sebentar alias tidak berkesinambungan, maka pembangunan itu boleh dibilang pembangunan yang tidak berkesinambungan. Yang demikian ini bisa dibilang pembangunan yang gagal. Universitas Sumatera Utara Jadi, pengertian partisipasi dalam konteks pembangunan fasilitas kesehatan yang memerdekakan ini, bukanlah semata-mata berdasarkan kebaikan hati para elite pengambil keputusan. Akan tetapi, partisipasi adalah hak dasar yang sah dari umat manusia, untuk turut serta merencanakan saat pelaksanaan musyawarah masyarakat desa, dalam mengendalikan pembangunan fasilitas kesehatan yang menjanjikan sesuai dengan harapan masyarakat Seperti banyaknya proyek pengembangan yang sedang trend dilakukan saat ini, makna yang tepat dari partisipasi adalah sesuatu yang sukar dipahami, akhirnya, banyak kritik atau tanggpan dalam pelaksanaan pembangunan merupakan kepentingan dari pembuat program yang keputusannya diambil langsung oleh atasan dengan mengabaikan para bawahan Gardner, at.al, 1992.

2.2.3 Jenis – Jenis Partisipasi Masyarakat