memperoleh pemahaman linguistik, kultural, dan konteks eksternal maupun internal lainnya.
2.2.3 Teori Penerjemahan
Pengertian terjemahan itu sendiri adalah suatu kegiatan yang mengkaitkan hubungan dua bahasa atau lebih, yang kemudian didalam prosesnya terjadilah
pergantian makna dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dengan memunculkan keakuratan dalam pesan, keterbacaan dan keberterimaan. Hasil
terjemahan yang baik adalah terjemahan tersebut tidak menyimpang, tidak menghilangkan ataupun menambahkan makna yang tidak perlu berdasarkan teks
sumbernya. Penerjemahan adalah ilmu interdisipliner, yakni ilmu yang membutuhkan
ilmu pengetahuan lain untuk dapat mendukungnya dalam proses menerjemahkan suatu teks. Kemampuan penerjemah dalam menentukan padanan yang tepat
kedalam dua bahasa, baik dalam bahasa sumber maupun kedalam bahasa sasaran adalah salah satu hal yang harus di miliki setiap penerjemah.
Penerjemah juga harus memiliki latar belakang pengetahuan yang relevan dengan teks yang akan diterjemahkan. Hal ini menjadi suatu ketentuan supaya
mereka tidak hanya sekedar mengalihkan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran secara akurat dan sesuai kaidah bahasa sasaran saja, tetapi juga berusaha
menemukan padanan makna kata yang berterima dan benar- benar memiliki makna yang relasional.
Penerjemahan juga merupakan suatu proses pengambilan keputusan dalam peristiwa komunikasi interlingual dipahami sebagai proses pemecahan masalah
padanan, baik pada tataran mikro dan makro, yang dilandasi dan sangat
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi sistem nilai dan sudut pandang penerjemah. Dengan kata lain, pemilihan metode penerjemahan dan teknik penerjemahan tidak bisa dilepaskan
dari ideologi yang dianut penerjemah. Ketiga hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kualitas terjemahan.
Untuk memperoleh hasil terjemahan yang ideal, menurut Larson 1984:6 maka terjemahan tersebut harus 1 menggunakan bahasa sasaran yang wajar, 2
menyampaikan makna yang sama dari penutur bahasa sumber sehingga mudah dimengerti oleh penutur bahasa sasaran, 3 berusaha mempertahankan dinamika
bahasa sumber sehingga makna tersampaikan dan direspon dengan baik oleh penutur bahasa sasaran.
Seorang penerjemah juga harus berkualitas dalam segala hal yang berkaitan dengan penerjemahan, agar hasil terjemahannya juga berkualitas. Hal ini berkaitan
dengan ketepatan translasi dan tingkat kewajaran dari sebuah teks. Tujuannya agar produk terjemahan itu akurat dan berterima oleh pembaca.
Selanjutnya, Larson di dalam choliluddin 2005:22 mengklasifikasikan terjemahan menjadi dua tipe, yaitu terjemahan yang berdasarkan bentuk dan
tejemahan berdasarkan makna. Terjemahanyang berdasarkan bentuk lebih mengikuti bentuk dasar dari bahasa sumber, sedangkan yang berdasarkan makna
lebih membicarakan tentang makna teks bahasa sumber kedalam bahasa sasaran secara alamiah.
2.2.4 Keakuratan Pada Terjemahan