Teori Linguistik Sistemik Fungsional TLSF

2.2 Kerangka Teori

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua teori dalam menganalisis data. Teori-teori tersebut adalah teori LSF dan teori penerjemahan. Teori LSF digunakan untuk menemukan jawaban rumusan masalah yang pertama, bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora gramatikal apa saja yang terdapat pada buku Biologi bilingual tingkat SMA kelas XI. Adapun teori penerjemahan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dan tujuannya adalah untuk mendeskripsikan kualitas terjemahan dari sisi keakuratan berdasarkan ketepatan terjemahan dari teks terjemahan dari buku tersebut.

2.2.1 Teori Linguistik Sistemik Fungsional TLSF

Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada TLSF dalam mengidentifkasi jenis-jenis metafora gramatikal.. TLSF adalah teori bahasa yang bertitik tolak pada fungsi bahasa. Penelitian fokus pada tataran gramatikal khususnya metafora gramatikal pada buku bilingual. Metafora gramatikal merupakan suatu fenomena bahasa yang menghadirkan realisasi tidak lazim dalam mengungkapkan pengalaman nyata. TLSF pertama sekali diperkenalkan oleh Profesor M.A.K Halliday dari Universitas Sydney, Australia. Teori ini merupakan gabungan dari teori Antropologi Malinowski dan Linguist J.R Firth di Eropa. Halliday menggabungkan dua teori tersebut serta mengembangkannya kedalam bahasa dan konteks. Menurutnya bahasa adalah sistem arti, sistem bentuk juga ekspresi dan memandang bahasa sebagai sumber untuk mengungkapkan makna. Dalam aplikasi teorinya terhadap linguistik, LSF mempunyai tujuan-- tujuan sebagai berikut: 1 untuk memahami sifat-sifat dan fungsi-fungsi bahasa Universitas Sumatera Utara serta memahami kesamaan aspek-aspek sekaligus perbedaan-perbedaan yang dimiliki semua bahasa. 2 untuk memahami kualitas sebuah teks. Maksudnya adalah memahami mengapa teks tersebut bermakna dan dinilai demikian. 3 untuk memahami variasi bahasa menurut pengguna dan fungsinya. 4 untuk memahami hubungan bahasa dengan budaya juga bahasa dengan situasi. 5 untuk menciptakan sistem-sistem. 6 untuk menghasilkan dan memahami ujaran dan memindahkan antara teks tulisan dan lisan. Pada dasarnya, bahasa memiliki tiga metafungsi yang menentukan struktur bahasa. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, para pemakai bahasa selalu menggunakan bahasa antar sesamanya guna untuk memaparkan, mempertukarkan dan merangkai pengalaman. Alasan dari pernyataan di atas adalah karena dalam kehidupan manusia, bahasa berfungsi untuk memaparkan pengalaman ideational function, mempertukarkan pengalaman interpersonal function dan terakhir untuk merangkai pengalaman textual function. Ketiga fungsi ini dinamakan metafungsi bahasa dan pengalaman metafora terdapat pada ketiga metafungsi bahasa ini. Sumber ideasional berhubungan dengan pemahaman dari pengalaman, seperti apa yang terjadi apa yang telah dilakukan seseorang terhadap siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana hubungan logikal terjadi antara yang satu dengan yang lain. Fungsi ideasional adalah fungsi bahasa sebagai wahana dalam memaparkan pengalaman dan menghubungkan satu pengalaman dengan pengalaman lain. Sumber interpersonal membahas tentang hubungan sosial: bagaimana masyarakat berinteraksi dan bagaimana perasaan saling berbagi antara mereka. Fungsi interpersonal adalah fungsi bahasa sebagai alat mempertukar Universitas Sumatera Utara pengalaman. Dan terakhir, sumber tekstual membahas tentang alir informasi. Fungsi tekstual adalah fungsi bahasa sebagai wahana pembentuk teks. Penjelasan lebih lanjut tentang metafungsi bahasa tersebut adalah sebagai berikut: a. Fungsi ideasional Fungsi ideasional adalah suatu bentuk refleksi atau perepresentasian bahasa yang digunakan oleh penuturnya, dimana penuturnya tersebut berfungsi sebagai pemerhati realitas dan menerangkan sifat realitas. Hal ini terjadi pada tingkat klausa guna merepresentasikan pengalaman manusia baik dari luar maupun dari dalam diri manusia tersebut. Fungsi ini mencakup fungsi eksperensial dan fungsi logis. Perealisasian tersebut dilakukan melalui tiga unsur yaitu proses, partisipan dan sirkumstan. Proses juga diklasifikasikan kedalam tiga hal yaitu proses material, mental dan relasional. Lalu proses ini dikembangkan lagi ke dalam proses tingkah laku, proses verbal dan proses wujud. Partisipan adalah orang atau benda yang terlibat didalam proses. Partisipan itu sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu partisipan yang melakukan proses dan partisipan yang dikenakan proses. Sedangkan sirkumstan adalah lingkungan tempat proses berlangsung dengan melibatkan partisipan. b. Fungsi interpersonal Fungsi interpersonal adalah sebuah fungsi dimana bahasa digunakan sebagai alat untuk memberi dan menerima perintah ataupun kegiatan sedangkan penuturnya menyelinapkan realita tetapi menerangkan tentang tafsiran intersubjektif realita. Fungsi ini juga mempunyai makna antarpersona yang Universitas Sumatera Utara menunjukkan tindakkan yang dilakukan terhadap pengalaman dalam interaksi sosial. Disamping itu, makna ini juga merupakan aksi yang sering dilakukan pemakai bahasa dalam bertukar pengalaman. Dengan kata lain, makna antarpersona adalah makna yang wujud dalam pertukaran pengalaman. c. Fungsi Tekstual Fungsi tekstual adalah sebuah fungsi yang menjadikan bahasa sebagai pesan ataupun relevansi. Dalam fungsi ini, penutur menerjemahkan realita semiotik dengan cara menghubungkan realitas dengan konteks yang akan dibuat maknanya. Fungsi ini merupakan interpretasi bahasa yang berfungsi sebagai pesan dalam proses pembentukkan teks dalam bahasa. Hal ini diinterpretasikan sebagai fungsi intrinsik dari bahasa itu sendiri yang berkaitan dengan aspek situasional. Fungsi ini juga memberikan kemampuan kepada seseorang dalam membedakan sebuah teks sebagai bahasa yang termotivasi secara fungsional dan kontekstual. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan. Penyampaian itu dilakukan secara berpola dan harus disusun dengan baik. Jadi, penggunaan bahasa ini berfungsi untuk merangkai pengalaman. Rangkaian ini akan membentuk hubungan antara sebuah unit pengalaman pada experiential dan interpersonal meaning yang relevan pada pengalaman yang telah atau akan disampaikan sebelum dan sesudahnya. Fungsi inilah yang disebut dengan fungsi tekstual, dimana tugasnya membentuk kerelevanan antara satu pengalaman dengan pengalaman lain. Jadi dengan kata lain, fungsi tekstual adalah fungsi bahasa dalam merangkai pengalaman. Fungsi ini menentukan pengalaman mana yang sudah disampaikan sesudah suatu pengalaman disampaikan. Universitas Sumatera Utara TLSF berpandangan bahwa bahasa adalah sistem semiotik sosial, bahasa adalah fungsional, fungsi bahasa adalah membuat makna-makna dan penggunaan bahasa adalah kontekstual. Pandangan ini digunakan peneliti dalam merealisasikan metafora dalam teks terjemahan buku biologi bilingual. Teori sistemik bahasa melihat bahasa sebagai sistem semiotik sosial yang berarti bahwa hubungan setiap manusia dengan lingkungan manusia penuh dengan arti-arti dan arti-arti ini dipelajari melalui interaksi seseorang dengan orang lain yang melibatkan lingkungan arti tersebut. Teori sistemik juga memandang bahasa sebagai fenomena sosial, artinya bahasa merupakan sebuah alat berbuat doing sesuatu daripada mengetahui knowing sesuatu. Fokus terhadap hubungan bahasa dengan konteks karena pemahaman makna yang diucapkan atau dituliskan orang lain perlu dimengerti jika bahasa dan konteks saling dikonstrual. Pandangan bahasa adalah fungsional berlaku pada teks karena secara teknis berkaitan dengan fungsi tata bahasa.. Setiap ujaran yang dihasilkan oleh penutur suatu bahasa dalam sebuah teks tidak terlepas dari penggunaan metafora, tidak terkecuali pada teks buku bilingual. Hal ini berkaitan dengan pendapat Halliday 1994:342 yang menyatakan bahwa metafora gramatikal adalah merupakan ciri-ciri bahasa orang dewasa, yang dalam arti lain hanya orang dewasa yang mampu memahami dan merealisasikan pengalamannya dalam bentuk metafora.

2.2.2 Metafora Gramatikal

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF Pada TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT SABA’ Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi Koordinatif Pada Teks Terjemahan Al-Quran Surat Saba’.

0 2 15

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT SABA’ Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi Koordinatif Pada Teks Terjemahan Al-Quran Surat Saba’.

0 1 18

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH IBRAHIM Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan pada Teks Terjemahan Alquran Surah Ibrahim.

0 2 12

PENDAHULUAN Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan pada Teks Terjemahan Alquran Surah Ibrahim.

0 1 5

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH IBRAHIM Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan pada Teks Terjemahan Alquran Surah Ibrahim.

0 3 17

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi Pada Teks Terjemahan Alquran Surah Al Ahzab.

0 1 13

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB Analisis Kohesi Gramatikal Konjungsi Pada Teks Terjemahan Alquran Surah Al Ahzab.

0 1 16

1. T1: The collection of cells that have equal shape and function is called tissue. The collection of cells that - Metafora Gramatikal Pada Teks Terjemahan Buku Biologi Bilingual

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Metafora Gramatikal Pada Teks Terjemahan Buku Biologi Bilingual

0 0 11

Metafora Gramatikal Pada Teks Terjemahan Buku Biologi Bilingual

0 0 12